adanya peningkatan kegiatan impor teh di dalam negeri. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kecenderungan peningkatan volume dan nilai impor teh ke
Indonesia. Selama periode tersebut, volume impor teh Indonesia mengalami peningkatan rata-rata sebesar 18,67 persen per tahun, sementara nilai impor
meningkat sebesar 20 persen per tahunnya. Penurunan volume ekspor teh akan mempengaruhi pangsa pasar teh
Indonesia di pasar internasional, sementara peningkatan kegiatan impor teh akan mengurangi perolehan devisa bagi negara. Fungsi teh sebagai salah satu
kontributor devisa akan terganggu, hal ini akan berimbas terus hingga ke pelaku produksi di lapangan. Dengan mempertimbangkan kondisi persaingan yang
semakin ketat, dimana negara-negara produsen dan eksportir teh saat ini telah mampu meningkatkan kinerja produknya, maka penting untuk mengetahui
bagaimana dayasaing agribisnis teh Indonesia di pasar internasional kemudian merumuskan strategi-strategi untuk mengembangkan kegiatan agribisnis teh
Indonesia dalam rangka peningkatan dayasaing tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Kondisi iklim dan topografi alam Indonesia merupakan modal awal bagi pengembangan agribisnis teh di negara ini. Sumberdaya alam yang kita miliki
merupakan suatu bentuk keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh semua negara. Agar suatu negara dapat terus bersaing di pasar internasional, maka
memiliki keunggulan komparatif saja tidaklah cukup. Dibutuhkan sebuah kompetensi yang mampu bersaing baik di dalam negeri maupun di tengah pasar
persaingan global. Mengingat besarnya peranan agribisnis teh Indonesia yang ditunjukkan dengan adanya multipier effects yang lebih dari satu, maka integrasi
antara setiap subsistem dalam sistem agribisnis teh di Indonesia sangat penting untuk ditingkatkan.
Saat ini, subsistem budidaya agribisnis teh Indonesia sedang dihadapkan oleh kondisi penurunan luas area perkebunan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap
volume produksi teh Indonesia. Selama periode 2000-2009 telah terjadi penurunan luas area perkebunan teh sebesar 2,18 persen setiap tahun. Penurunan
luas areal ini kemudian berdampak pada penurunan produksi teh nasional, dimana selama tahun 2000 hingga tahun 2010 terjadi penurunan produksi rata-rata sebesar
5
0,83 persen Dirjenbun 2010. Di sisi lain, penurunan kinerja di subsistem budidaya tersebut juga mempengaruhi subsistem pemasaran teh Indonesia. Pangsa
pasar teh Indonesia cenderung terus menurun akibat adanya kecenderungan penurunan volume ekspor teh dari tahun ke tahun.
Berbagai kendala yang dihadapi oleh para produsen teh nasional nyatanya saling terkait antar subsistem. Untuk itu, dibutuhkan integrasi yang baik dari
setiap subsistem. Integrasi ini perlu didukung oleh kelengkapan serta distribusi informasi yang dibutuhkan sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder
teh di Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan pemetaan potensi maupun kendala yang dihadapi oleh setiap subsistem dan
digambarkan sebagai gambaran umum agribisnis teh Indonesia. Kendala lain yang dihadapi adalah semakin kompetitifnya persaingan
global. Jepang, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab merupakan negara- negara pengimpor teh dunia, namun mereka mampu memberikan nilai tambah
pada teh dengan mengolahnya menjadi produk hilir dan mengekspornya kembali dengan harga lebih tinggi
4
. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi Indonesia, dimana sebagian besar teh yang diekspor Indonesia masih merupakan produk
bahan baku atau produk teh curah. Akibatnya, nilai ekspor teh Indonesia semakin jauh tertinggal dibanding dengan negara-negara lain yang mulai
mengkombinasikan produk ekspor mereka dengan produk teh kemasan. Dengan semakin kompetitifnya persaingan di pasar global, sesuai dengan program
peningkatan nilai tambah, dayasaing dan ekspor yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementrian Pertanian 2010-2014, maka penting untuk mengetahui
dayasaing agribisnis teh Indonesia dan rumusan strategi yang mampu meningkatkan dayasaing tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana kondisi sistem agribisnis teh Indonesia? 2.
Bagaimana dayasaing agribisnis teh Indonesia? 3.
Bagaimana rumusan strategi yang tepat untuk meningkatkan dayasaing tersebut?
4
Komoditi Teh di Indonesia dalam http:www.csrreview-online.comlihatartikel.php?id=24 [Diakses pada 5 Oktober 2010]
6
1.3 Tujuan Penelitian