Kerangka Pemikiran Operasional Analisis dayasaing dan strategi pengembangan agribisnis teh Indonesia

Blue print strategy ini sepenuhnya disusun untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi dalam waktu yang telah ditentukan. Unsur-unsur yang diperlihatkan dalam arsitektur strategik adalah visi dan misi organisasi, analisis internal dan eksternal organisasi, pemahaman mengenai tantangan yang dialami dan akan dialami oleh organisasi, serta sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Sehingga pada akhirnya semua unsur tersebut disatukan ke dalam sebuah peta umum strategik yang kemudian akan diimplementasikan untuk jangka waktu tertentu.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha perkebunan teh di Indonesia telah berlangsung sejak lama. Komoditas teh perama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia oleh bangsa Belanda pada awal abad ke-19. Seiring dengan kontribusi yang diberikan, komoditas teh menjadi komoditas strategis yang kemudian ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan nasional pada tahun 2010. Keberadaan usaha perkebunan teh di Indonesia merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kemampuan usaha perkebunan teh dalam menyerap tenaga kerja menjadikan perkebunan teh turut berkontribusi dalam mengurangi pengangguran. Selain itu, peningkatan permintaan baik di sektor industri teh curah maupun teh olahan sebesar satu satuan akan meningkatkan output di semua industri, termasuk industri itu sendiri dan menciptakan multiplier effects yang kemudian akan meningkatkan perekonomian di sektor tersebut Santoso Suprihatini 2007. Pada perdagangan teh internasional, Indonesia dikenal sebagai produsen sekaligus eksportir besar. Namun, adanya persaingan yang ketat diantara negara- negara kompetitor belum mampu diatasi dengan baik oleh industri teh curah di dalam negeri. Hal tersebut ditunjukkan oleh penurunan posisi Indonesia dari posisi kelima menjadi produsen teh terbesar ketujuh selama periode 2000 hingga 2008. Penurunan produksi tersebut juga mempengaruhi pangsa pasar teh Indonesia di pasar internasional. Penurunan kinerja Indonesia di pasar internasional tersebut harus segera diatasi karena dapat berakibat buruk pada produsen dan industri teh di dalam negeri. Salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan adalah adanya potensi untuk 21 meningkatkan konsumsi teh domestik. Upaya peningkatan konsumsi teh di dalam negeri akan didukung oleh tingginya populasi penduduk Indonesia dengan tren pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Upaya peningkatan konsumsi domestik tersebut seiring dengan kebiasaan minum teh yang telah membudaya bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal tersebut menunjukkan ada kesempatan bagi industri teh domestik untuk mengalihkan pasar tehnya dari pasar internasional menuju pasar domestik. Selanjutnya, hal tersebut diharapkan mampu mengatasi persaingan yang timbul akibat adanya peningkatan kegiatan impor produk teh asing ke Indonesia. Gambaran di atas menjadi dasar pemikiran untuk melakukan analisis kondisi agribisnis teh Indonesia saat ini, kemudian melakukan analisis dayasaing agribisnis teh Indonesia serta merumuskan strategi pengembangan untuk meningkatkan dayasaing tersebut. Analisis dayasaing menggunakan Teori Berlian Porter dilakukan dengan tujuan mengetahui kesiapan agribisnis teh Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Sementara perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan alat analisis Matriks SWOT dengan tujuan memperoleh strategi yang mampu mengoptimalkan kekuatan dan segala peluang yang ada sehingga kelemahan dan ancaman yang dihadapi dapat diminimalisir akibatnya. 22 • Indonesia memiliki kondisi iklim dan topografi yang sesuai untuk pengembangan teh. • Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir teh terbesar di dunia. • Multiplier effects yang ditimbulkan oleh agribisnis teh Indonesia besar lebih dari satu • Adanya dukungan dari pemerintah melalui penetapan teh sebagai salah satu komoditas unggulan nasional. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis SWOT Analisis Dayasaing Agribisnis Teh Indonesia • Luas areal perkebunan teh menurun 2,18 persen • Produksi teh dalam negeri yang menurun 0,83 persen selama sepuluh tahun terakhid • Volume ekspor yang semakin menurun sebesar 1,7 persen selama sepuluh tahun terakhir. • Persaingan di pasar internasional yang semakin ketat. • Rendahnya konsumsi teh domestik Enam Komponen Dayasaing Berlian Porter 1. Kondisi Faktor Sumberdaya 2. Kondisi Permintaan 3. Industri Terkait dan Industri Pendukung 4. Struktur, Persaingan dan Strategi Perusahaan 5. Peran Pemerintah 6. Peran Kesempatan Sistem Agribisnis Teh Indonesia Strategi Pengembangan Agribisnis Teh Indonesia Arsitektur Strategik 23 IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian