adalah teh hitam leaf dengan grade BOP yang umumnya disukai oleh negara- negara di bagian Timur Tengah.
Gambar 11. Volume Impor Teh Negara Timur Tengah dari Indonesia Tahun
2006-2010
Sumber : BPS 2011
Selain itu, penyampaian nilai-nilai lokal kepada masyarakat internasional juga terjadi melalui pemasangan iklan atau berbagai bentuk informasi yang
disampaikan melalui media internasional. Pesan-pesan yang disampaikan berisi keterangan mengenai produk-produk teh yang dihasilkan baik jenis, kualitas,
pilihan grade, serta image yang ingin diperoleh produsen. Selain itu, partisipasi Indonesia dalam berbagai organisasi teh internasional seperti Ethical Tea
Partnership ETP
28
juga menunjukkan eksistensi negara kita sebagai produsen teh yang peduli terhadap kualitas serta keberlangsungan masyarakat teh dunia.
6.1.3 Industri Terkait dan Pendukung
Dayasaing agribisnis teh Indonesia akan terwujud apabila industri yang berada di sekitarnya merupakan industri yang memiliki kompetensi tinggi
28
Ethical Tea Partnership ETP adalah sebuah organisasi teh internasional yang bersifat non-
profit dan didirikan untuk mengawasi serta meningkatkan kinerja dalam rantai tataniaga teh internasional Anggotanya terdiri dari negara-negara pemilik merk teh terbaik di dunia, salah
satunya Indonesia. Tujuan didirikannya ETP adalah untuk meningkatkan taraf hidup pekerja teh serta untuk meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan dari pembeli, konsumen, dan
seluruh stakeholder teh terkait. ETP merupakan suatu bentuk komitmen dari anggotanya kepada dunia internasional dalam mewujudkan suatu industri teh di dunia yang berkelanjutan
dan bertanggungjawab.
76
sehingga dapat mengangkat dayasaing industri inti. Selain itu, dayasaing akan terjadi apabila tercipta interaksi dan kerjasama yang saling mendukung antara
industri inti dengan industri terkait dan pendukungnya. Industri terkait merupakan industri terdekat yang secara langsung
berhubungan dengan industri inti. Industri-industri yang secara langsung berkaitan dengan usaha perkebunan teh dan usaha pabrik teh curah adalah industri-industri
hulu yang berperan sebagai pemasok input dan bahan baku, industri teh lanjutan serta industri jasa dan tata niaga. Sementara industri pendukung terdiri dari
lembaga-lembaga yang secara tidak langsung menyokong kelangsungan kegiatan usaha industri inti. Dalam kasus ini industri pendukung perkebunan dan pabrik
pengolah teh curah terdiri dari lembaga-lembaga keuangan, lembaga penelitian, lembaga sosial, asosiasi-asosiasi, lembaga pemerintahan dan lembaga lainnya.
1 Industri Terkait a Industri Pemasok
Pemasok bibit di Indonesia diusahakan oleh pihak PTPN maupun swasta. Selain itu, tidak sedikit pula produsen yang kemudian mengembangkan usahanya
pada usaha pembibitan teh. Sedangkan lembaga yang melakukan riset terhadap klon unggulan adalah Pusat Penelitian Teh dan Kina. PPTK merupakan bagian
dari PT Riset Perkebunan Nusantara PT RPN yang merupakan transformasi dari Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian
sumberdaya alam, PPTK merupakan satu-satunya lembaga resmi milik pemerintah yang melakukan penelitian dan mengembangkan klon-klon teh unggul
untuk meningkatkan perfoma kebun teh di Indonesia. PPTK bekerjasama dengan lembaga sertifikasi tanaman perkebunan negara dalam melakukan riset dan
upgrade terhadap klon-klon yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dan tahan
terhadap hama dan penyakit, seperti klon seri GMB 1-11. Selain pemasok bibit, peranan industri agrokimia sebagai pemasok pupuk
dan obat-obatan juga sangat penting, mengingat pupuk dan obat-obatan merupakan komponen utama dalam perawatan kebun teh. Beberapa perusahaan
dalam bentuk BUMN seperti PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani dan perusahaan kerjasama gabungan antara beberapa PTPN seperti PT Bio Industri Nusantara PT
Bionusa merupakan perusahaan-perusahaan yang berkontribusi dalam memasok
77
input pupuk dan obat-obatan. Meskipun industri agrokimia di Indonesia didukung oleh perusahaan-perusahaan berskala nasional, namun terkadang masih sering
terjadi kelangkaan pupuk di tingkat produsen. Industri lain yang terkait dengan usaha perkebunan dan pengolahan teh
curah di Indonesia adalah industri pemasok mesin dan alat-alat pertanian. Selain itu, ada pula industri jasa transportasi. Semua industri penyedia input dan bahan
baku di atas sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha perkebunan teh dan pengolahan teh curah di Indonesia. Untuk penjelasan mengenai industri-industri
pemasok ini, dapat dilihat kembali pada uraian mengenai subsistem hulu teh Indonesia pada bab sebelumnya.
b Industri Teh Olahan
Industri teh olahan terdiri dari pabrik-pabrik atau perusahaan pengolah yang mengolah teh curah menjadi produk teh turunan lainnya. Industri yang
bergerak di sektor ini memanfaatkan teh curah sebagai bahan baku utama dalam pembuatan produknya. Industri yang termasuk ke dalam sektor ini diantaranya
adalah industri makanan dan minuman berbasis teh, industri kosmetika dan obat- obatan, industri jasa yang menggunakan teh sebagai salah satu bagian dari
pelayanannya serta industri lainnya yang berbentuk home industry. Saat ini, teh tidak hanya dikonsumsi sebagai minuman saja, namun
pengembangan produknya sudah mulai dilakukan ke dalam bentuk lainnya. Contoh industri teh lanjutan yang saat ini cukup diminati masyarakat dan
mendukung industri teh inti adalah industri minuman teh kemasan. Umumnya masyarakat mengenal produk-produk ready to drink tea dan teh celup tea bag.
Kedua jenis produk teh ini mulai dikenal dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut tampak pada peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk teh
kemasan salah satunya air teh kemasan 200ml dari waktu ke waktu.
78
0.365 0.574
0.886 0.886
1.095 1.251
1.46 2.086
2.346
0.5 1
1.5 2
2.5
Lite rK
ap it
aTa h
u n
1996 1999
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 Air Teh Kemasan 200 ml
Gambar 12. Konsumsi Air Teh Kemasan 200 ml LiterKapitaTahun
Sumber : Pusdatin 2009
Perkembangan industri tersebut tentunya merupakan suatu peluang bagi industri teh inti sebagai penyedia bahan baku utama. Dengan berkembangnya
industri ini, secara tidak langsung akan turut mengangkat citra teh Indonesia sekaligus mendekatkan teh dengan masyarakat. Selain olahan teh curah, industri
yang mengolah bagian-bagian teh lainnya seperti serat, batang dan biji tanaman teh juga merupakan peluang bagi tanaman teh karena industri tersebut mampu
mengubah dan memberikan nilai tambah pada bahan-bahan tersebut. Umumnya, serat, batang dan biji teh digunakan sebagai bahan baku industri maupun bahan
pendukung pembuatan kosmetik dan obat-obatan.
c Industri Jasa Tataniaga
Sektor jasa tataniaga atau jasa pemasaran merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari kegiatan agribisnis teh Indonesia. Industri jasa tataniaga
merupakan industri yang memberikan pelayanan distribusi, bahkan penambahan nilai terhadap produk teh curah. Di Indonesia, pihak-pihak yang ikut ambil bagian
di sektor ini adalah para pemasar mulai dari tingkat petani, hingga agen bagi eksportir luar negeri. Di tingkat petani, petani teh Indonesia umumnya mengenal
pedagang pengumpul, yaitu pihak yang mengambil keuntungan dengan mendistribusikan atau memasarkan teh dari perkebunan rakyat ke pabrik pengolah
teh hijau kecil. Kemudian, dikenal pula pedagang pengumpul yang mengumpulkan teh hijau hasil olahan beberapa pabrik teh hijau skala kecil untuk
dipasarkan ke pabrik teh wangi. Selanjutnya teh yang berasal dari pabrik teh wangi tersebut disalurkan ke agen-agen atau pedagang grosir hingga akhirnya
79
sampai kepada konsumen akhir. Sedangkan perkebunan besar negara dan swasta umumnya langsung memasarkan teh mereka ke pabrik pengolah besar untuk
kemudian dipasarkan baik melalui lelang maupun direct selling. Untuk perkebunan besar swasta, umumnya teh yang dihasilkan adalah green tea. Teh
hijau yang dihasilkan kemudian dipasarkan melalui Bandung Tea Auction sekarang sudah tidak begitu aktif atau dijual secara langsung untuk diekspor
maupun untuk konsumsi dalam negeri. Sementara perkebunan besar negara sebagian besar teh yang dihasilkannya dipasarkan untuk kebutuhan ekspor,
sehingga mayoritas tehnya pun dipasarkan melalui proses lelang di Jakarta Tea Auction
, dan sisanya dipasarkan secara langsung melalui agen-agen atau pedagang di dalam negeri.
2 Industri Pendukung
Kemajuan industri inti tidak terlepas dari lembaga-lembaga pendukung yang senantiasa mendukung dan memajukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh industri inti. Lembaga-lembaga tersebut diantaranya adalah lembaga keuangan, lembaga penelitian, lembaga sosial, asosiasi-asosiasi, lembaga
pemerintahan dan lembaga lainnya. Lembaga keuangan dalam hal ini adalah perbankan merupakan lembaga yang mendukung industri inti dalam hal
pembiayaan atau penyediaan kredit modal kerja. Meskipun akses perbankan masih sulit diraih oleh petani bahkan pengusaha-pengusaha di sektor pertanian,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan perusahaan-perusahaan besar teh di Indonesia seperti PT KBP Chakra, Unilever Indonesia, PT Perkebunan
Nusantara dan sebagainya saat ini tidak lepas dari adanya dukungan pembiayaan dari bank.
Sementara lembaga penelitian khususnya Pusat Penelitian Teh dan Kina telah memberikan dukungan berupa teknologi informasi yang berguna untuk
kemajuan agribisnis teh Indonesia di segala aspek. Begitu pula lembaga-lembaga penelitian lainnya baik perguruan tinggi maupu swasta telah cukup berkontribusi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor agribisnis teh di Indonesia. Lembaga lainnya seperti kelompok tani lembaga sosial, asosiasi dan
pemerintahan juga merupakan lembaga-lembaga pendukung yang tentu akan mempengaruhi perkembangan industri inti teh di Indonesia.
80
6.1.4 Persaingan, Struktur dan Strategi 1 Persaingan