Pancasila Yang Diberlakukan MEMBANGUN MANUSIA BERADAB DAN BERMARTABAT
307 tujuh anak kalimat dalam Piagam Jakarta sebagai jalan penyelesaian
dalam rangka mengatasi konflik yang terjadi
168
. Agenda sidang ialah untuk membicarakan perubahan-perubahan
penting pada Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945 dan kemudian memilih Presiden dan wakil Presiden. Sidang dimpimpin
langsung oleh Soekarno dan Moh. Hatta. Soekarno dalam prolognya pada sidang kali ini menekankan arti pentinya sejarah saat itu, dan
Soekarno mendesak agar Panitia Persiapan mempercepat sidang secepat kilat, seraya mengingatkan kepada para anggota sidang supaya tidak
bertele-tele berbicara banyak tentang hal-hal detail, tetapi memfokuskan perhatian sepenuhya pada garis-garis besarnya saja.
Agenda sidang pagi itu lebih terfokus pada beberapa perubahan penting pada Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945
169
. Setelah itu Soekarno sebagai pimpinan sidang mempersilahkan Hatta untuk
menyampaikan poin-poin perubahan, maka atas permintaan pimpinan sidang, Hatta berdiri ke depan untuk menyampaikan poin-poin
perubahan tersebut kepada para anggota sidang. Beberapa perubahan penting yang disampaikan Hatta sebagaimana dijelaskan Muh. Yamin
170
sebagai berikut; 1. Kata Mukaddimah di dalam Piagam Jakarta diganti dengan kata
Pembukaan. 2. Di dalam Piagam Jakarta, anak kalimat; Berdasarkan kepada
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menjadi; berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
3. Perubahan yang terjadi pada Undang-Undang Dasar, iaitu pada Pasal 6 , ayat 1, berbunyi; Presiden ialah orang Indonesia asli
dan beragama Islam, kalimat dan beragama Islam dihapus. 4. Konsekwensi dari perubahan yang terjadi pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar, terjadi juga pada Undang-Undang Dasar itu sendiri. Pasal 29, Ayat I, yang berbunyi; Negara
berdasarkan atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
168
Prawoto Mangkusasmito, Pertumbuhan Historis Rumus Dasar Negara dan Sebuah Proyeksi, h. 24
169
Muh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jld, 1, h. 400
170
Ibid. h. 400 - 401
308 Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, dirubah menjadi;
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
171
. Berikut ini disampaikan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang sudah dirubah.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan Ketuhanan Yang
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
171
Perubahan-perubahan lain yang terjadi pada Undang-Undang Dasar, ialah tentang istilah; Hukum dasar, diganti dengan; Undang-Undang Dasar, ; . . . . . dua
orang wakil Presiden, menjadi, Seorang wakil Presiden. Lihat Noor Ms. Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan, h. 30
309 permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demikianlah perubahan-peubahan yang terjadi. Para pembicara
yang sebelum ini sangat keras, seperti Ki Bagus Hadikusumo, K.H. A. Wahid Hasyim, tetapi pada sidang kali ini sidang PPKI mereka
sangat toleran menerima perubahan yang terjadi pada Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945. Mereka bersikap toleran demi memelihara
persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Pada jam 13,45 tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia setelah tidak
ada lagi persoalan telah menerima teks Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945 yang telah dirubah, maka Pembukaan dan Undang-Undang
Dasar yang telah disahkan itu kemudian dikenal dengan Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945.
Setelah membacakan perubahan-perubahan tersebut, Hatta kemudian menyatakan keyakinannya; Inilah perubahan maha penting
yang dapat menyatukan seluruh bangsa. Soekarno setelah mengambil alih pimpinan sidang, kemudian menyatakan bahwa; Undang-Undang
Dasar yang dibuat ini adalah Undang-Undang Dasar sementara, Undang-Undang Dasar kilat, nanti kalau kita sudah bernegara di dalam
kondisi aman, kita akan mengumpulkan mengundang kembali Majlis Perwakilan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang Dasar yang
lebih lengkap dan sempurna
172
. Demikianlah perkembangan Pancasila semenjak masih berupa
gagasan dan rancangan sampai pada pengesahannya, yang pada tingkat permulaan disahkan oleh BPUPKI, yaitu Pancasila yang dalam
keadaannya yang lengkap, dan tingkat kedua Pancasila disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945, yaitu Pancasila yang sudah dirubah. Jadi,
tanggal 18 Agustus 1945 adalah hari pengesahan Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar dan filsafat Ideologi
Negara Indonesia. 11. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara
172
Muh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jld, 1, h. 402
– 410. Lihat juga Boland B.J. The Stuggle of Islam in Modern indonesia, h. 37
310 Pancasila sebagai konsep modern dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
173
, memiliki akar yang jauh ke belakang dalam sejarah bangsa Indonesia. Pancasila merupakan konsep baru sebagai sistem
ideologi untuk men-design kehidupan dalam tatanan negara Indonesia yang modern. Pancasila pada awalnya dipakai Soekarno dalam
pidatonya 1 Juni 1945 sebagai nama dari lima sila
174
. Jika ditinjau dari aspek proses pertumbuhannya akan ditemukan sekurang-kurangnya
tiga pengertian.
Pertama ; Penggunaan Pancasila dalam realitas sejarah. Dalam
konteks ini dapat dijelaskan bahwa Pancasila bukanlah istilah baru bagi rakyat Indonesia. Sejak Budhisme memasuki wilayah Nusantara
Indonesia dari India dan Burma Miyanmar telah dikenal perkataan Pancasila yang artinya lima prinsip moral five moral principles atau
lima aturan tingkah laku. Di dalam literatur Budhisme perkataan Pancasila biasanya disingkat menjadi Pansil. Dalam ajaran Budha
menurut bahasa aslinya terdapat lima prinsip Code of morality , yaitu;
1. Panatipata veramani sikkhapadan samadiyani, artinya; kami berjanji untuk menghindari pembunuhan,
2. Adinnaandana veramani sikkhapadan samadiyani artinya; kami berjanji untuk menghindari pencurian,
3. Kamesu micehara veramani sikkhapadan samadiyani, artinya; kami menghindari untuk menghindari perzinaan,
4. Mussavada veramani sikkhapadan samadiyani, artinya; kami berjanji untuk menghindari perbuatan dusta,
5. Sura meraya majja pamadatthana veramani sikkhapadan samadiyani, artimya; kami berjanji untuk menghindari makanan
dan minuman yang memabukkan dan menjadikan ketagihan
175
. Dalam konteks ini Prawoto menegaskan; Inilah Pancasila asli
yang lahir di India sebagai ciptaan Gautama Budha; Raja Agoka yang melihat Pancasila ini sebagai dasar moral code of morality bagi
rakyatnya. Oleh karenanya Pancasila ini diciptakan menjadi peraturan tetap untuk mencapai tingkat kemajuan rohani rakyat Kemaharajaan
173
Lihat, Sayidiman Suryohadiprojo, Pancasila, Islam dan ABRI Jakarta: PT. Penebar Swadaya, T. Tahun , h. 15
174
Lihat, Muh. Yamin, Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, h. 437
175
Prawoto Mangkusasmito, Pertumbuhan Historis Rumus Dasar Negara dan Sebuah Proyeksi, hlm. 13
– 14, Lihat juga Noor Ms. Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan, h. 9
311 Agoka
176
. Perkembangan selanjutya, Pancasila memasuki khazanah kesusastraan Jawa kuno pada zaman Kemaharajaan Majapahit pada
masa Pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Perdana Mentrinya; Gajahmada di sekitar tahun 1364 M. Istilah Pancasila ditemukan dalam
buku keropak Negarakertagama yang berupa syair pujian yang ditulis oleh seorang pujangga Istana bernama Empu Prapanca. Syair pujian
tersebut
berbunyi; Yatnanggegwani
Pancasyila kertasangkarabhisekakrama, artinya; Raja menjalankan dengan
setia kelima pantangan atau larangan itu, begitu pula upacara-upacara dan penobatan
177
. Selain terdapat dalam buku Negarakertagama pada zaman Majapahit, istilah Pancasila juga ditemukan dalam buku
Sutasoma karya Empu Tantular
178
. Di dalam buku Sutasoma ini, Pancasila disamping mempunyai arti batu sendi lima, juga mempunyai
arti pelaksanaan kesucian lima, yaitu; 1. Tidak boleh melakukan kekerasan,
2. Tidak boleh mencuri, 3. Tidak boleh berjiwa dengki,
4. Tidak boleh berbohong, 5. Tidak boleh mabuk minuman keras
179
. Demikian perkembangan istilah Pancasila yang berasal dari
bahasa Sansekerta, kemudian memasuki khazanah kesusastraan Jawa kuno pada zaman Kerajaan Majapahit. Setelah runtuhnya
Pemerintahan Majapahit dan agama Islam telah tersebar luas ke seluruh pelosok bumi Indonesia waktu itu, pengaruh ajaran Budhisme turut
pula ditela waktu
180
. Pada perkembangan selanjutnya lahirlah dalam masyarakat Jawa istilah yang dikenal Ma Lima; kepanjangan dari
lima larangan. Dalam bahasa Jawa disebut Mo Limo atau Lima M, yaitu;
1. Mateni, artinya; membunuh,
176
Prawoto Mangkusasmito, Pertumbuhan Historis Rumus Dasar Negara dan Sebuah Proyeksi, h. 14
177
Noor Ms. Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan, hlm. 437. Lihat juga Muh. Yamin, Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, h. 10
178
Muh. Yamin, Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, h. 437
179
Noor Ms. Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan, h. 110
180
Prawoto Mangkusasmito, Pertumbuhan Historis Rumus Dasar Negara dan Sebuah Proyeksi, hlm. 14, Lihat Juga Noor Ms. Bakry, Pancasila Yuridis
Kenegaraan, h. 10
312 2. Maling, artinya; mencuri,
3. Madon, artinya; berzina, 4. Madat, artinya; menghisap candu,
5. Main, artinya; berjudi
Dalam konteks ini, Noor Ms. Bakry menyatakan bahwa lima larangan moral ini yang disingkat M
– Lima dalam masyarakat Jawa dikenal dan juga masih menjadi pedoman moral, tetapi namanya sudah
bukan lagi Pancasila yang berasal dari faham Budha itu, tetapi M –
Lima
181
.
Kedua
; Pengertian Pancasila dari segi etimologi. Pancasila yang pada awalnya berasal dari bahasa Sansekerta bahasa kasta
Brahmana , menurut Muh. Yamin, adalah merupakan paduan dari dua kata, yaitu; Panca dan Syila. Panca, artinya lima dan Syila dengan
huruf I pendek , artinya batu sendi, alas atau dasar. Dengan demikian Pancasila Pancasyila berdasarkan pengertian ini bermakna batu sendi
yang lima consisting of five rocks . Sementara Syila dengan huruf I panjang , artinya peraturan tingkah laku yang penting, baik dan
senonoh.
182
Dengan demikian, Pancasila Pancasyila menurut pengertian ini bermakna lima peraturan perilaku yang penting. Jadi,
Pancasila dari segi etimologi ialah lima sendi, dasar atau lima peraturan perilaku tingkah laku yang penting.
Ketiga ; Pengertian Pancasila dari segi terminologi. Secara
terminologi atau berdasarkan istilah yang dipakai di Indonesia sejak sidang pertama Badan Penyelidik pada 1 Juni 1945, istilah Pancasila
dipergunakan oleh Soekarno untuk nama lima dasar atau prinsip Negara Indonesia merdeka yang diusulkannya. Pada sidang pertama
BPUPKI itu, Soekarno setelah menyampaikan usulan-usulannya berupa lima prinsip untuk Negara Indonesia merdeka, Soekarno
kemudian menawarkan sebuah nama untuk lima prinsip itu. Hal ini sebagaimana Soekarno nyatakan . . . . . namanya bukan Panca
Dharma, tetapi saya namakan dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Panca artinya lima, Sila
artinya dasar, dan di atas lima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi
183
.
181
Noor Ms. Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan, h. 11
182
Muh. Yamin, Pembahasan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, h. 473
183
Ibid. h. 437
313 Berdasarkan pernyataan Soekarno di atas, dapat dimengerti
bahwa Pancasila digunakan Soekarno sebagai nama untuk lima prinsip kenegaraan. Dan setelah kemerdekaan Indonesia, Pancasila yang
terkandung di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu telah memperoleh pengesahannya yang terakhir dalam sidang PPKI pada 18
Agustus 1945. Jadi, semenjak itu istilah Pancasila secara resmi telah dipakai oleh rakyat Indonesia, maka Pancasila mempunyai arti
lima dasar prinsip . Dalah hubungan ini Prawoto menegaskan bahwa Pancasila pada asalnya dipergunakan untuk tuntutan moral code
of morality sebagaimana berkembang di dalam ajaran Budhisme, tetapi kemudian Soekarno mempergunakannya sebagai nama dari lima
dasar kenegaraan Indonesia
184
. Dengan demikian, Pancasila diposisikan sebagai dasar bagi Negara Republik Indonesia.
Demikianlah perkembangan pengertian Pancasila yang awalnya berasal dari bahasa Sansekerta dalam paham atau ajaran Budhisme yang
mengandungi lima aturan perilaku code of morality . Kemudian Pancasila memasuki khazanah kesusteraan Jawa kuno yang diberi arti
lima larangan. Selanjutnya ajaran ini hilang dari permukaan seiringa dengan perubahan zaman sebagai akibat logis dari perubahan rakyat
dalam beragama, yaitu penerimaan Islam sebagai agama rakyat, maka kemudian muncul sebagai gantinya istilah M- lima. Terakhir istilah
Pancasila lahir kembali dengan kemasan baru dan pengertian yang baru pula, maka Pancasila semenjak 1 Juni 1945 menjadi bahasa Indonesia
yang digunakan untuk nama dari dasar dan filsafat Negara Republik Indonesia hingga hari ini.