407
Indonesia. Target dari semua ini adalah terciptanya pertumbuhan ekonomi secara merata.
3. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam politik
Kesempatan untuk berpartisipasi bagi rakyat dalam berpolitik secara luas sudah dapat dirasakan, tetapi perlu upaya peningkatan
kesadaran berpolitik untuk kepentingan bangsa dan negara secara keseluruhan maslahat umat , bukan semata untuk kepentingan
pribadi atau golongan. Jika kepentingan bangsa dan negara yang menjadi prioritas dalam berpolitik, maka akan tercipta kedamaian
dan stabilitas politik. Tetapi jika yang terjadi prioritas kepentingan pribadi dan golongan, maka yang terjadi adalah banyaknya konflik
kepentingan sebagai akibat banyaknya persaingan antara partai politik, dan hal ini berdampak pada kondisi perpolitikan yang tidak
kondusif, negara akan selalu gonjang ganjing, carut marut dan sebagainya.
4. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
Di era Reformasi sudah ada Kementerian Pembangunan Wilayah Tertinggal, tetapi hasil kerjanya belum terlihat. Walau bagaimana
pun juga pembangunan harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak terjadi kecemburuan sosial dari wilayah
tertinggal kepada daerah lain yang sudah dibangun.
5. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Saat ini meskipun sudah di era Reformasi, tetapi untuk mendapatkan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan masih diselimuti kabut
tebal, karena bangsa Indonesia masih kental dengan praktek nepotisme dan korupsi, terutama dalam hal memperoleh keadilan
hukum tetap saja masih ada permainan-permainan. Dalam rangka merealisasikan langkah-langkah pemerataan ekonomi,
maka berbagai program kongrit berdimensi sosial harus diwujudkan dan di kelola secara professional, baik melanjutkan program terdahulu yang
terbengkelai ataupun merangka program baru. Di dalam merealisasikan itu semua hal terpenting yang menjadi prioritas adalah membangun
408
usaha-usaha golongan ekonomi lemah melalui pembangunan koperasi
352
. Oleh karena itu pemerataan ekonomi harus menjadi agenda penting dalam
membangun negara, karena hal ini sesungguhnya merupakan amanat Undang-undang Dasar 1945. Jika amanat ini diimplementasikan secara
kongrit pada tataran praktis disertai dengan penuh kesedaran dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara, maka tidak akan ada
lagi kemiskinan di Indonesia. Dalam rangka implementasi pemerataan pembangunan ini, perlu diperhatikan beberapa hal penting sebagaimana
ditegaskan T. Mulya Lubis, maka setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu;
1. Selalu diadakan reformasi dari waktu ke waktu up dating reformation terhadap pemerataan sumber-sumber pendapatan
masyarakat, yaitu hak milik dan produksi. Demikian juga terhadap kebijakan pemberian fasilitas usaha dan alokasi dana modal kepada
perusahaan-perusahaan. Hal ini penting agar dapat diketahui dari waktu ke waktu perkembangan sumber-sumber pendapatan
masyarakat
dan fasilitas-fasilitas
yang dimiliki
perusahaan-perusahaan berkenaan. 2. Kondisi pemerintahan disentralistik harus dipertahankan, karena hal
ini berdapak positif terhadap wujudnya pertumbuhan ekonomi yang merata
353
. Perubahan sistem pemerintahan dari yang bersifat sentralistik di era
Orde Lama dan Orde Baru ke sistem pemerintahan yang desentralistik di
era Reformasi merupakan langkah maju, dan ini akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi yang merata di kalangan rakyat. Namun itu semua
tidak serta merta terjadi pertumbuhan ekonomi merata secara otomatis, tetapi semuanya bergantung pada sejauh mana integritas dan kapabilitas
para pemimpin bangsa dan para politisinya. Jika para pemimpin bangsa dan para elite politisi, integritas dan kapabilitasnya dipertanyakan, maka
352
Lihat, T. Mulya Lubis Pnyt. , Laporan Keadaan Hak Asasi Manusia Di Indonesia, h. 27
353
Ibid, h. 28 -29