47
2.15. Penelitan Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Margono 2001 dengan judul “Pelaksanaan Fungsi Organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani SLTP di Kabupaten Sleman” diperoleh gambaran tentang kondisi serta kebutuhan pelaksanaan program peningkatan profesional pendidikan jasmani.
Penelitian yang dilakukan Broto Sedjati 2001 menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keikutsertaan guru dalam kegiatan
KKG dengan kemampuan profesional guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Semarang.
Penelitian serupa juga berkaitan dengan pembinaan profesional guru yang dilakukan oleh Mulyono 2002 dengan judul “Pelaksanaan Program Gugus
Sekolah Dasar Sebagai Wadah Pembinaan Profesional” memberi gambaran mengenai keadaan dan kebutuhan pelaksanaan kegiatan guru sebagai upaya
peningkatan kemampuan profesional.
2.16. Kerangka Berpikir
Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh
sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk
meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh penguasaan kompetensi guru.
48
Dalam kontek kegiatan belajar mengajar, guru dapat melakukan serangkaian kegiatan yang bermuara pada peningkatan kompetensi baik
kompetensi personal, profesional dan kemasyarakatan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru yakni melalui kegiatan KKG.
Proses peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar melalui sistem pembinaan profesi dapat terlihat pada gambar tiga berikut ini:
Gambar 3 Proses Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Melalui Sistem Pembinaan Profesi
Sumber: Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 19961997:31
Mutu Hasil Belajar Siswa
MUTU KBM
Pengembangan sekolah secara menyeluruh
: 1. Proses KBM
2. Manajemen 3. Buku dan alat
pendidikan 4. Fisik sekolah
5. Hubungan sekolah dengan masyarakat.
5 Kompentensi guru:
a. Penguasaan kurikulum b. Penguasaan materi
c. Penguasaan metode dan teknik evaluasi
d. Komitmen terhadap tugas
e. Disiplin.
KKG DI
PKG
Umpan balik
49
BAB III
METODE PENELITIAN
3.10. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, agar dapat mendeskripsikan secara rinci dan jelas serta mendapatkan
data yang mendalam sesuai fokus penelitian. Bogdan dan Taylor 1992:21-22 mendefinisikan bahwa metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif; ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri.
Data tersebut berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu secara
holistik utuh. Sedang menurut Nasution 1992:5 penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi
dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Adapun ciri-ciri penelitian yang dikemukakan Bogdan dan Biklen 1990:33-36 ada lima karakteristik, yaitu 1 riset kualitatif mempunyai latar
alami karena yang merupakan alat penting adalah sumber data yang langsung dan peristiwanya, 2 riset kualitatif itu bersifat deskriptif, 3 periset kualitatif
lebih memperhatikan proses dari pada hasil atau produk semata, 4 periset kualitatif cenderung menganalisa data secara induktif, dan 5 makna
merupakan soal esensial untuk rancangan kualitatif.
50
Terdapat beberapa pendekatan dan metode yang digunakan sebagai dasar teoretis penelitian kualitatif, yaitu pendekatan fenomenologis, interaksi simbolik,
kebudayaan dan etnometodologis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis dalam mengamati peristiwa dan kaitannya.
Penelitian aliran fenomenologis berusaha memahami apa makna kejadian dan interaksi bagi orang biasa pada situasi tertentu Bogdan dan Biklen, alih
bahasa Munandir, 1990:38. Agar memahami peristiwa-peristiwa dan kaitannya, maka peneliti memulai dengan sikap “diam”. Hal ini bertujuan untuk berusaha
menghayati dan tidak menganggap telah mengetahui makna apa yang sedang diteliti, sehingga peneliti mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya pengertian
yang sedang berkembang di sekitar peristiwa yang terjadi. Agar kegiatan guru di KKG dalam pengembangan profesional guru dapat
diketahui secara rinci maka penelitian ini dirancang mengunakan rancangan studi kasus. Seperti yang dinyatakan Vredenbregt, 1980:38 bahwa rancangan studi
kasus digunakan untuk mempertahankan keutuhan dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang
terintegrasi.
3.11. Kehadiran Peneliti di Lokasi