56
dengan fokus penelitian. Sedang data pendukung diperoleh dari sumber bukan manusia, antara lain dokumen, foto dan bahan-bahan lain yang mendukung
dalam penelitian ini. Data utama dari penelitian ini diperoleh dari Pengawas Pendidikan
Jasmani kecamatan Pedurungan, Kepala Sekolah Dasar, Ketua KKG beserta pengurus dan beberapa Guru Pendidikan Jasmani, karena mereka merupakan
orang-orang yang mengetahui sekaligus pelaksana kegiatan sistem pembinaan profesional guru khususnya Guru Pendidikan Jasmani yang dilaksanakan
melalui wadah KKG. Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode wawancara, obsevasi dan teknik
dokumentasi.
3.14.1. Wawancara
Wawancara ialah percakapan antara dua orang tetapi kadang lebih yang diarahkan oleh salah satu orang sebagai maksud memperoleh keterangan
Bogdan dan Biklen, alih bahasa Munandir, 1990:78. Senada dengan pernyataan tersebut Nasution 1988:73 menyebutkan bahwa tujuan wawancara
ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita
ketahui melalui observasi. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara sesuai yang disarankan
Faisal 1990:61-62 agar 1 peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subyek yang diteliti, tetapi juga yang tersembunyi jauh
57
di dalam diri subyek penelitian, 2 apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Sebelum
pelaksanaan wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan kesepakatan dengan informan mengenai kapan, di mana dan pukul berapa dapat dilakukan
wawancara. Dengan adanya kesepakatan tersebut, diharapkan subyek penelitian dapat mengungkapkan segala pikiran maupun pendapatnya dengan
hati senang dan leluasa. Agar data dapat terkumpul dengan baik, maka peneliti melakukan
langkah-langkah sebagai berikut: 1 menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan, 2 menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan, 3 mengawali atau membuka alur wawancara, 4 melangsungkan arusalur wawancara, 5 mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya, 6 menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, 7 mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh,
Lincoln dan Guba dalam Faisal, 1990:63. Ada dua jenis wawancara yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Adapun tujuan dari wawancara ini untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas dan
leluasa, tanpa harus terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Namun demikian sebelum mengadakan wawancara peneliti
terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan sesuai dengan fokus yang diteliti. Karena wawancara yang dilakukan tidak terstruktur, maka peneliti
setiap kali merumuskan pertanyaan baru sesuai dengan yang dikatakan oleh
58
orang yang diwawancarai. Kemudian data yang diperoleh melalui wawancara akan diperhalus, dirinci dan diperdalam. Agar data menjadi mantap, maka
setiap data yang diperoleh dicek kebenarannya dan dibandingkan dengan data lain.
Dalam memperoleh data melalui wawancara, mula-mula peneliti mendatangi Pengawas Pendidikan Jasmani kecamatan Pedurungan sebagai
imforman pertama, selanjutnya peneliti melakukan wawancara tentang pelaksanaan program kegiatan KKG Pendidikan Jasmani sebagai wadah
pembinaan profesional guru. Pertanyaan melalui wawancara secara langsung kepada informan bertujuan untuk memperoleh data sesuai fokus dan sub fokus
dalam penelitian. Setelah informasi dan data yang diperoleh dari informan pertama dianggap cukup, wawancara diakhiri, selanjutnya peneliti melakukan
wawancara dengan ketua KKG yang dipandang mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai informan ke dua.
Pelaksanaan wawancara dengan informan ke dua dilakukan sesuai dengan prosedur wawancara pada informan pertama, agar mendapatkan
informasi sesuai dengan fokus penelitian. Setelah kegiatan wawancara dianggap cukup, maka peneliti memohon kesediaan informan ke dua untuk
menunjuk Guru Pendidikan Jasmani lain sebagai informan ke tiga. Cara penelitian yang digambarkan seperti ini disebut dengan snow ball sampling
atau sampel bola salju Nasution, 1988:51.
59
Adapun informan yang ditentukan dengan cara tersebut di atas dapat dinyatakan dalam tabel 2 halaman berikut:
Tabel 2. Informan Penelitian
NO INFORMAN
JUMLAH
1 Pembina Teknik Pendidikan Jasmani Pengawas
1 2
Kepala Sekolah Dasar 2
3 Pengurus KKG Pendidikan Jasmani
4 4
Guru anggota KKG Pendidikan Jasmani 4
Jumlah 11
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa jumlah informan adalah sebanyak 11 orang, hal ini dipandang sudah cukup memadahi sebagai sumber
data untuk memperoleh informasi atau data yang akan diungkapkan dalam penelitian ini. Informan tersebut merupakan sumber atau orang-orang yang
dianggap dapat mewakili populasi pada KKG Pendidikan Jasmani kecamatan Pedurungan yang mengetahui masalah penelitian ini.
3.14.2. Observasi