42
kali atau sekurang-kurangnya 26 kali setahun. Adapun penjadwalan atau pengalokasian waktu kegiatan KKG, menurut Depdikbud 19951996:26, dapat
ditempuh melalui alternatif, yaitu: a KKG diadakan setiap hari dalam seminggu, setelah jam pelajaran
berakhir, dengan membagi kesempatan sebagai berikut: Senin, untuk guru kelas I; Selasa, untuk guru kelas II; Rabu, untuk guru kelas III;
Kamis, untuk guru kelas IV; Jumat, untuk guru kelas V; Sabtu, untuk guru kelas VI; b KKG diadakan tiga hari dalam seminggu setelah jam
pelajaran berakhir dengan membagi kesempatan sebagai berikut: Kamis, untuk guru kelas I dan II; Jumat, untuk guru kelas III dan IV;
Sabtu, untuk guru kelas V dan VI; c KKG diadakan dua hari dalam seminggu, setelah jam pelajaran berakhir dengan membagi kesempatan
sebagai berikut: Jumat, untuk guru kelas I, II, dan III; Sabtu, untuk guru kelas IV,V, dan VI.
2.13. Fungsi dan Tujuan KKG
Peningkatan kemampuan guru secara sistematik baik yang datang dari pembinaan secara struktural maupun atas inisiatif guru telah diselenggarakan
melalui berbagai kegiatan misalnya penataran, pendidikan dan latihan khusus, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, belajar sendiri, dan lain
sebagainya. Namun demikian pengalaman para guru itu dirasa belum memadai untuk mengantisipasi tuntutan perkembangan pembaharuan pendidikan dasar yang
menyangkut berbagai aspek seperti relevansi materi dengan pengembangan lingkungan, metode penyampaian, pendekatan psikologis, perkembangan anak,
pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan media, alat peraga, dan aspek lain yang secara langsung atau tidak langsung menunjang proses belajar-
mengajar.
43
KKG yang pada mulanya terbentuk secara sporadis dan belum terkoordinasi, pembentukan KKG itu dimaksud untuk memecahkan berbagai
masalah yang timbul dalam proses belajar-mengajar. Perkembangan selanjutnya, KKG merupakan salah satu bagian dari sistem
pembinaan profesional yang dianjurkan dan sekaligus dibina oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini oleh Kepala Sekolah Dasar dan
Pengawas Sekolah, kemudian dikenal sebagai KKG. Dalam sebuah KKG muncul beragam jenis KKG sesuai dengan mata
pelajaran yang dipilih guru, seperti kelompok kerja guru PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Jasmani dan sejenisnya. Pengelompokan tersebut
mempermudah cara kerja dan keefektifan sebab kesamaan pandangan dan minat guru hampir sama.
Depdikbud dalam bukunya Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah menyatakan:
KKG berfungsi: 1 menyusun kegiatan KKG satu tahun dibimbing pengawas, Tutor dan guru pemandu; 2 menampung dan memecahkan
masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar-mengajar melalui pertemuan, dikusi, contoh mengajar, demonstrasi penggunaan
dan pembuatan alat peraga. Sedangkan tujuan dari KKG adalah membantu meningkatkan kemampuan guru secara profesional dalam
melaksanakan tugasnya yaitu keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Depdikbud 19951996:17-21.
Oleh karena itu keberadaan KKG sudah barang tentu harus eksis agar di
masa datang, para guru mempunyai kepekaan yang tinggi dalam mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi memasuki gerbang
otonomi daerah yang ditandai adanya desentralisasi pendidikan menuntut berbagai
44
pembaharuan dari manajemen pendidikan yang bersifat sentralistik menuju kearah desentralistik.
Menurut Fattah 2000:80, proses belajar-mengajar dalam manajemen sentralistik berjalan secara rutin dan mekanistik. Hal tersebut dilakukan karena
tujuan proses belajar-mengajar adalah menguasai standar nasional. Kondisi ini, dipertegas lagi dengan dilaksanakannya evaluasi nasional yang cenderung
membuat keseragaman. Dalam manajemen desentralisasi, memberikan peluang penyajian situasi belajar-mengajar yang lebih konkret. Peserta didik diarahkan
untuk menampilkan kreativitas dan menggali potensi bakat dan mendorong semangat berprestasi, sehingga proses penalaran dapat dilakukan secara wajar.
Pembinaan guru melalui KKG diharapkan mampu membekali pemahaman guru agar dalam proses belajar-mengajar dapat menumbuhkembangkan kreativitas
dan potensi peserta didik. Realisasi fungsi dan tujuan luhur KKG agaknya perlu mendapat perhatian lantaran ada kecenderungan para guru dalam melaksanakan
KKG tidak berorientasi pada aktualisasi fungsi dan tujuan yang diharapkan menuju peningkatan kompetensi, namun hanya memenuhi suatu kewajiban saja.
2.14. Struktur Organisasi