Menggelinding pada Bidang Datar Menggelinding pada Bidang Miring

171 Keseimbangan Benda Tegar Sebuah bola pejal bermassa 10 kg berjari-jari 70 cm menggelinding di atas bidang datar karena dikenai gaya 14 N. Tentukan momen inersia, percepatan tangensial tepi bola, percepatan sudut bola, gaya gesekan antara bola dan bidang datar, serta besarnya torsi yang memutar bola Diketahui : a. m = 10 kg b. R = 70 cm = 0,7 m c. F = 14 N Ditanyakan : a. I = ...? b. a = ...? c. a = ...? d. f g = ...? e. J = ..? Jawab: a. Karena bola pejal, maka 2 2 2 2 2 × 10 × 0,7 = 1, 96 kgm 5 5 I mR æ ö æ ö = = ç ÷ ç ÷ è ø è ø b. a = 1 F m k + = 14 2 10 1+ 5 = 1 ms 2 c. a = a R = 1 0,7 = 10 7 rads 2 d. f g = I R = = 10 1, 96 × 7 0,7 = 4 N e. J = I = = 1,96 × 10 7 = 2,8 Nm

2. Menggelinding pada Bidang Miring

Gerak translasi diperoleh dengan mengasumsikan semua gaya luar bekerja di pusat massa silinder. Menurut hukum Newton: a. Persamaan gerak dalam arah normal adalah N – mg cos q = 0. b. Persamaan gerak sepanjang bidang miring adalah mg sin q – f = ma. c. Gerak rotasi terhadap pusat massanya I J = = ´ . Gaya normal N dan gaya berat mg tidak dapat menimbulkan rotasi terhadap titik O. Hal ini disebabkan garis kerja gaya melalui titik O, sehingga lengan momennya sama dengan nol. Persamaan yang berlaku adalah sebagai berikut. Contoh 6.6 172 Fisika SMAMA Kelas XI mg sin q – f = ma mg sin q – I 2 a R = ma 2 a R + ma = mg sin q 2 a R + ma = mg sin q a = 2 s mg in I m R G + Karena I = 2 1 2 m R maka persamannya menjadi seperti berikut. a = s 1 2 mg in m m G + = 2 g s 3 inG Berapakah kelajuan benda yang menggelinding saat sampai di dasar bidang miring? Misalnya selisih tinggi vertikal puncak bidang miring dengan dasarnya adalah h meter. Besarnya perubahan tenaga potensial gravitasi menjadi tenaga kinetik yang dialami benda adalah sebagai berikut. E k translasi + E k rotasi = E p gravitasi 1 2 m v 2 + 1 2 I w = m g h 1 2 m v 2 + 1 2 I v R = m g h 1 2 v 2 m + 2 I R = m g h v 2 = 2 2 mgh I m R + v 2 = 2 2 2 m g h k m R m R + v 2 = 2 mgh m km + v 2 = 2 1 gh k + mg sin q q f mg cos q mg N Gambar 6.9 Menggelinding pada bidang miring. 173 Keseimbangan Benda Tegar Jadi, kecepatan benda di dasar bidang miring setelah menggelinding adalah sebagai berikut. 2 1 gh v k = + Catatan: k adalah bilangan real yang diperoleh dari rumus inersia benda lihat kembali Gambar 6.5. Misalkan, untuk: • silinder pejal : I = 2 1 2 m R ® k = 1 2 • bola pejal : I = 2 1 2 m R ® k = 2 5 • bola berongga : I = 2 1 2 m R ® k = 2 5 Sebagai contoh, untuk bola pejal k = 2 5 , maka nilai v adalah sebagai berikut. 2 1 gh v k = + = 10 7 gh = 52 5 2 gh + = 10 7 gh Sebuah bola pejal bermassa 10 kg berjari-jari 10 cm menggelinding di atas bidang miring 37°. Jika gaya gravitasi 10 ms 2 , maka tentukanlah hal-hal berikut. a. Momen inersia bola b. Percepatan bola c. Percepatan sudut bola d. Gaya gesek antara bola dan lantai e. Torsi yang memutar bola Diketahui : a. m = 10 kg b. R = 10 cm = 0,1 m c. g = 10 ms 2 Ditanyakan : a. I = ...? b. a = ...? c. a = ...? d. f g = ...? e. J = ...? Contoh 6.7 174 Fisika SMAMA Kelas XI Jawab: a. Karena bola pejal, maka 2 2 2 2 2 × 10 × 0,1 = 0, 04 kgm 5 5 I mR æ ö æ ö = = ç ÷ ç ÷ è ø è ø b. Karena bola pejal maka a = sin 1 + g k G = 10 0, 6 7 5 ´ æ ö ç ÷ è ø = 30 7 ms 2 c. a = a R = 30 7 0,1 æ ö ç ÷ è ø = 120 7 rads 2 d. f g = I R = = 300 0, 04 × 7 0,1 = 120 7 N e. J = I = =0,04 × 120 7 = 12 Nm

D. Keseimbangan Benda Tegar dan Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu gaya atau momen gaya. Namun, karena perubahannya sangat kecil, pengaruhnya terhadap keseimbangan statis dapat diabaikan. Apabila partikel hanya mengalami gerak translasi, maka benda tegar mengalami gerak translasi dan gerak rotasi. Benda tegar mengalami keseimbangan translasi jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Benda tersebut tidak mengalami kecepatan sudut w = 0, melainkan hanya bergerak dengan kecepatan tetap v. Benda yang mengalami keseimbangan rotasi memiliki resultan momen gaya torsi sama dengan nol, kecepatan sudut konstan, dan percepatanm sudutnya sama dengan nol. Agar suatu benda tegar berada dalam keadaan seimbang, diperlukan dua syarat, yaitu resultan gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol. Jika gaya-gaya bekerja pada bidang XY, maka syarat keseimbangan benda tegar adalah X F S = atau Y F S = dan J S = . 175 Keseimbangan Benda Tegar Pernahkah Anda mengamati seorang pelompat indah atau pemain akrobat beraksi? Pada waktu berputar di udara, pelompat indah atau pemain akrobat menekuk kakinya sampai berimpit degan badanyan. Apa maksud dan tujuan mereka melakukan itu? Ingat, pada peristiwa tumbukan antara dua buah benda, berlaku hukum kekekalan momentum. Apabila tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum sistem bersifat kekal. Sebaliknya, jika pada sistem dikenai gaya luar, maka momentum akan berubah. Besar perubahan momentum benda sama dengan impuls benda, yaitu hasil kali antara gaya dan selang waktu F t p ´ D = D . Anda ketahui bahwa persamaan momen gaya dapat ditulis I J = = ´ . Persamaan ini juga dapat ditulis d I dt M J = = dL dt . JIka tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem J = å , maka momentum sudut L akan konstan. Artinya, momentum sudut adalah kekal atau tetap. Hal inilah yang disebut hukum kekekalan momentum sudut. Hukum kekekalan momentum sudut berbunyi “Jika tidak ada gaya yang memengaruhi pada sistem, momentum sudut sistem adalah tetap”. Hukum tersebut dapat diartikan bahwa momentum sudut sebelum dan sesudah peristiwa adalah tetap. L = L atau I M = I M Contoh aplikasi hukum kekekalan momentum sudut adalah gerak pelompat indah, gerak penari balet, dan gerak akrobat.

1. Peloncat Indah

Pada saat peloncat indah hendak melaku- kan putaran di udara, ia akan menekuk tubuh- nya. Hal ini untuk mengurangi momen inersia- nya, sehingga kercepatan sudutnya menjadi lebih besar. Pada tahap akhir loncatan, peloncat meluruskan lagi tubuhnya, meningkatkan momen inersianya sehingga secara otomatis memperkecil kecepatan sudutnya. Hal ini menyebabkan peloncat dapat masuk ke dalam air lebih halus tanpa terdengan suara percikan air yang keras. Gambar 6.10 Peloncat indah. Sumber: Kamus Visual