Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru.
B. Model Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
Rusman, 2010. Model pembelajaran cooperative learning didasarkan pada
falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Model
pembelajaran ini tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Model ini biasa disebut juga sebagai model pembelajaran gotong royong.
Ada unsur-unsur dasar dalam pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan
lebih efektif Anita Lie, 2010. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan
sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus
membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan
ide-ide mereka Rusman, 2010. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran
kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu
pada akhir tugas Panitz dalam Agus, 2009. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial Rusman, 2010. Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif menurut Lundgren 1994
dalam Rusman, 2010, yaitu: a.
Keterampilan kooperatif tingkat awal Meliputi: a menggunakan kesempatan; b menghargai kontribusi; c
mengambil giliran dan berbagi tugas; d berada dalam kelompok; e berada dalam tugas; f mendorong partisipasi; g mengundang orang
lain untuk berbicara; h menyelesaikan tugas pada waktunya; dan i menghormati individu.
b. Keterampilan kooperatif tingkat rendah
Meliputi: a
menunjukkan penghargaan
dan simpati;
b mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima; c
mendengarkan dengan aktif; d bertanya; e membuat ringkasan; f menafsirkan; g mengatur dan mengorganisir; h menerima tanggung
jawab; dan i mengurangi ketegangan. c.
Keterampilan kooperatif tingkat tinggi Meliputi: a mengelaborasi; b memeriksa dengan cermat; c
menanyakan kebenaran; d menetapkan tujuan; dan e mengurangi ketegangan.
Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran ini biasa disebut juga sebagai pembelajaran gotong royong. Dalam model
pembelajaran kooperatif ini guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan siswa sendiri.
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif