beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning
.
4. Pengelolaan Kelas Cooperative Learning
Menurut Anita Lie 2010, Untuk memenuhi kelima unsur dalam dalam pembelajaran cooperative learning tersebut di atas dibutuhkan
proses yang melibatkan niat dan kiat para anggota kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang
lainnya. Pengelolaan kelas ini bertujuan untuk membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan
pembelajar yang lainnya. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan kelas
model cooperative
learning ,
yakni pengelompokan, semangat gotong royong, dan penataan ruang kelas.
a. Pengelompokan
Menurut Scott Gordon dalam Anita Lie, 2010, pada dasarnya manusia senang berkumpul dengan yang sepadan dan membuat jarak
dengan yang berbeda. Namun, pengelompokan dengan orang lain yang sepadan dan serupa ini bisa menghilangkan kesempatan anggota
kelompok untuk memperluas wawasan dan memperkaya diri karena dalam kelompok homogeny setara tidak terdapat banyak perbedaan
yang bisa mengasah proses berpikir, bernegosiasi, berargumentasi, dan berkembang.
Pengelompokan heterogenitas kemacamragaman merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran cooperative
learning. Kelompok
heterogenitas bisa
dibentuk dengan
memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang agama, sosio- ekonomi, etnik, serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan
akademis, kelompok pembelajaran cooperative learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang
dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.
b. Semangat Gotong royong
Agar kelompok bisa bekerja secara efektif dalam proses pembelajaran cooperative learning, masing-masing anggota kelompok
perlu mempunyai semangat gotong royong. c.
Penataan Ruang Kelas Ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa sehingga menunjang
pembelajaran cooperative learning. Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah: 1
Ukuran ruang kelas, 2
Jumlah siswa, 3
Tingkat kedewasaan siswa, 4
Toleransi guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu lalangnya siswa lain,
5 Pengalaman guru dalam melaksanakan metode pembelajaran
cooperative learning , dan
6 Pengalaman siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran
cooperative learning .
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif