8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Winkel 2009, belajar merupakan suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Apa yang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu.
Bahkan, hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh
melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan Muhibbin, 2008. Ini berarti berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan
rumah atau keluarganya sendiri. Caplin 1971 dalam Muhibbin membatasi pengertian belajar
dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Sedangkan, rumusan keduanya belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
Wittig 1981 dalam Muhibbin mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau
keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Reber 1989 dalam Muhibbin membatasi belajar dalam dua
macam definisi. Yang pertama, belajar adalan proses memperoleh pengetahuan. Sedangkan yang kedua, belajar adalah suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Biggs 1991 dalam Muhibbin mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan
rumusan kualitatif. a.
Secara kuantitatif ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
b. Secara institusional tinjauan kelembagaan, belajar dipandang sebagai
proses validasi pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi- materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan
siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya adalah, semakin baik mutu mengajar yang
dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.
c. Sedangkan pengertian belajar secara kualitatif tinjauan mutu ialah
proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara- cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini
difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi
siswa. Jadi, menurut pandangan-pandangan di atas, belajar merupakan
proses berinteraksi antara seseorang dengan lingkungannya yang relatif menetap dan terjadi dalam keseluruhan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman.
2. Pengertian Pembelajaran