Analisa Estimasi Erosi Sub DAS Deli Simaimai Analisa Estimasi Erosi pada DAS Deli

ha, dari ke tujuh sud DAS pada DAS Deli erosi yang terjadi pada sub DAS Petani ini merupakan erosi yang paling besar.Kemudian peta sebaran erosi pada lahan sub DAS Deli Petani dapat dilihat pada lampiran A.25 L A.25.

4.2.7 Analisa Estimasi Erosi Sub DAS Deli Simaimai

Sub DAS Deli Simaimai terdiri dari 2 satuan lahan Tabel 4.8. Analisa estimasi erosi sub DAS Deli Simaimai diperoleh dengan cara mengalikan faktor- faktor erosi menggunakan metode USLE yaitu faktor Erosivitas Hujan R, Erodibilitas Tanah K, Panjang dan Kemiringan Lereng LS dan Penggunaan dan Pengeloloaan Tanah CP setiap satuan lahannya, hasil perhitungan estimasi jumlah erosi tiap satuan lahan di sub DAS Deli Simaimai seperti pada tabel L E.77 terlihat bahwa pada sub DAS Deli simaimai estimasi jumlah erosi yang diperoleh memberikan hasil yang bervariasi untuk setiap jenis satuan lahannya. Maka erosi pada satuan lahan sub DAS Deli simaimai diklasifikasikan dalam dua kelas erosi sebagai berikut:

1. Kelas Erosi II

Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi rendah dengan laju erosi 15 – 60 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 1 satuan lahan yaitu satuan lahan Hutan Mangrove Skunder SLSDSI 1 sebesar 55,198 tnhathn.

2. Kelas Erosi III

Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi sedang dengan laju erosi 60 – 180 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 1 satuan lahan yaitu satuan lahan Hutan Mangrove Skunder SLSDSI 2 sebesar 119,908 tnhathn. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui rata-rata total laju erosi yang dihasilkan pada daerah sub DAS Deli Simaimai diperoleh dari total laju erosi dari setiap satuan lahannya. Erosi rata-rata sub DAS Deli Simaimai adalah total perhitungan laju erosi tiap-tiap satuan lahan terhadap total luas DAS Deli Simaimai tabel L E.78 memperlihatkan komposisi rata – rata erosi yang terjadi pada sub DAS Deli Simaimai. Kemudian Peta sebaran erosi pada lahan sub DAS Deli Simaimai dapat dilihat pada lampiran A.26 L A.26.

4.2.8 Analisa Estimasi Erosi pada DAS Deli

Setelah mengetahui estimasi erosi pada tiap-tiap sub DAS Deliyang dianalisa dengan metode tumpangtindih overlay. Maka untuk menghitung nilai estimasi erosi DAS Deli yang dilakukan dengan cara menggabungkan merger seluruh variabel peta yang digunakan dalam mengestimasi jumlah erosi dari tiap-tiap sub DAS Delimenggunakan ekstension tool geoprocessing pada aplikasi ArcView 3.3, sehingga diperoleh tabular estimasi total erosi pada DAS Deli secara keseluruhan. Hasil perhitungan besarnya estimasi jumlah erosi pada total satuan lahan DAS Deli tertera pada tabel L E.79 terlihat bahwa estimasi jumlah erosi pada DAS Deli yang diperoleh memberikan hasil yang bervariasi untuk setiap jenis satuan lahan yang dianalisis pada tiap satuan lahan yang ada pada DAS Deli. Berdasarkan jumlah erosinya, erosi pada satuan lahan DAS Deli diklasifikasikan dalam lima kelas erosi, yaitu:

1. Kelas Erosi I

Universitas Sumatera Utara Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi sangat rendah SR dengan laju erosi kurang dari 15 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 12 kode satuan lahan yang berada pada 6 jenis tutupan lahan,dimana erosi terbesarberada pada tutupan lahanPertanian Lahan Kering dengan kodeSLSDPB 7 dengan erosisebesar 9,899tnhathn dan erosi yang terkecil berada padatutupan lahan badan air dengan kodeSLSDD 3 dengan erosi sebesar0,071 tnhathn. Adapun 12 kode satuan lahan tersebut adalah 1 Belukar Rawa dengan kode satuan lahan SLSDD 6, SLSDPB 6 dan SLSDPE 6; 2 Hutan Mangrove Sekunder dengan kode satuan lahan SLSDD 4 dan SLSDPB 5; 3 Pertanian Lahan Kering dengan kode satuan lahan SLSDPB 7; 4 Sawah dengan kode satuan lahan SLSDPB 8 dan SLSDBA 3; 5 Tambak dengan kode satuan lahan SLSDD 5 dan SLSDPB 9; dan 6 Badan Air dengan kode satuan lahan SLSDD 3 dan SLSDPB 4.Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, kelas erosi ini berada pada daerah dengan tingkat erodibiltas rendah, berada pada daerah dengan lereng kurang dari 0 - 8 , namun ada juga kelas lereng 8 – 15 , dengan penggunaan lahan yang dominan merupakan daerah Belukar Rawa, Kelas erosi ini tersebar pada DAS Deli dengan luasan 3.138,312 ha atau 6,64 dari total luas DAS Deli..

2. Kelas Erosi II

Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi rendah R dengan laju erosi kurang dari 15 – 60 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 8 kode satuan lahan yang berada pada 4 jenis tutupan lahan, dimana erosi terbesar berada pada tutupan lahan Perkebunan dengan kode SLSDPE 1 dengan erosi sebesar 57,287tnhathn Universitas Sumatera Utara dan erosi yang terkecil berada pada tutupan lahan Perkebunan dengan kode SLSDBE 1 dengan erosi sebesar 24,966 tnhathn. Adapun 8 kode satuan lahan tersebut adalah 1 Pertanian Lahan Kering dengan kode satuan lahan SLSDD 7, SLSDSS3 dan SLSDBE 4; 2 Tanah Terbuka dengan kode satuan lahan SLSDBA2; 3 Perkebunan dengan kode satuan lahan SLSDBE1 dan SLSDPE 1; 4 Pemukiman dengan kode satuan lahan SLSDPE2 dan SLSDSI1. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, kelas erosi ini berada pada daerah dengan lereng0 - 8 , 25 – 45, dan 45 ,walaupun berada pada kelas lereng yang tinggi bukan berarti memiliki jumlah erosi yang tinggi, pada satuan lahan ini dipengaruhi indeks erodibilitas yang rendah. dengan penggunaan lahan yang dominan merupakan daerah Pertanian, Kelas erosi ini tersebar pada DAS Deli dengan luasan 7.505,460 ha atau 15,87 dari total luas DAS Deli. 3. Kelas Erosi III Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi Sedang S dengan laju erosi 60 – 180 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 11 kode satuan lahan yang berada pada 5 jenis tutupan lahan, dimana erosi terbesar berada pada tutupan lahan Pertanian Lahan Kering dengan kode SLSDBA4 dengan erosi sebesar 172,076tnhathn dan erosi yang terkecil berada pada tutupan lahan Perkebunan dengan kode SLSDD 1 dengan erosi sebesar 62,718 tnhathn. Adapun 11 kode satuan lahan tersebut adalah 1 Perkebunan dengan kode satuan lahan SLSDD 1, SLSDPB1 dan SLSDSS1; 2 Pemukiman dengan kode satuan lahan SLSDD 2, SLSDPB 2, SLSDSS 2, dan SLSDBE 2 ; 3 Tanah Terbuka dengan kode satuan lahan Universitas Sumatera Utara SLSDPB3 ; 4 Pertanian Lahan Kering dengan kode satuan lahan SLSDBA4 dan SLSDSI 2; 5 Hutan Mangrove Skunder dengan kode satuan lahan SLSDPE 4. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, kelas erosi ini berada pada daerah dengan lereng 0 - 8 dan 8 – 15 yang masuk dalam kategori datar dan landai, walaupun satuan lahan ini berada pada lereng yang datar dan landai bukan berrti memiliki tingkat erosi yang rendah, selain kelerengan faktor yang mempengaruhi satuan lahan ini dikarenakan indeks erodibilitas pada kelas ini tinggi.dengan penggunaan lahan yang dominan merupakan daerah Pertanian, Kelas erosi ini tersebar pada DAS Deli dengan luasan 24.019,166 ha atau 50,78 dari total luas DAS Deli.

4. Kelas Erosi IV

Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi Berat B dengan laju erosi 180 – 480 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 5 kode satuan lahan yang berada pada 4 jenis tutupan lahan, dimana erosi terbesar berada pada tutupan lahan Tanah Terbuka dengan kode SLSDBE 3 dengan erosi sebesar 208,714tnhathn dan erosi yang terkecil berada pada tutupan lahan Pemukiman dengan kode SLSDBA 1 dengan erosi sebesar 185,230 tnhathn. Adapun 5 kode satuan lahan tersebut adalah 1 Bandara Pelabuhan dengan kode satuan lahan SLSDD 8, dan SLSDBA5; 2 Pemukiman dengan kode satuan lahan SLSDBA1 ; 3 Tanah Terbuka dengan kode satuan lahan SLSDBE 3 ; 4 Pertanian Lahan Kering dengan kode satuan lahan SLSDPE7. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, kelas erosi ini berada pada daerah dengan lereng 0 - 8 Universitas Sumatera Utara dan 8 – 15 yang masuk dalam kategori datar dan landai, walaupun satuan lahan ini berada pada lereng datar dan landai bukan berarti memiliki tingkat erosi yang rendah, selain kelerengan faktor yang mempengaruhi satuan lahan ini dikarenakan indeks erodibilitas tanah pada kelas ini tinggi dan terdapat3 jenistutupan lahan yang memiliki indek tinggi seperti tutupan lahan berupa Bandara Pelabuhan, Pemukiman, dan pertanian lahan kering sebesar 0,950, penggunaan lahan yang dominan pada kelas ini merupakan daerah Tanah Terbuka, Kelas erosi ini tersebar pada DAS Deli dengan luasan 12.013,672 ha atau 25,40 dari total luas DAS Deli.

5. Kelas Erosi V

Kelas ini dikategorikan atas tingkat erosi Sangat Berat SB dengan laju erosi lebih dari 480 tnhathn, kelas erosi ini tersebar pada 2 kode satuan lahan yang berada pada 2 jenis tutupan lahan, dimana erosi terbesar berada pada tutupan lahan Tambak dengan kode SLSDPE 5 dengan erosi sebesar 2.739,034 tnhathn dan erosi yang terkecil berada pada tutupan lahan Badan Air dengan kode SLSDPE3 dengan erosi sebesar 1.230,162 tnhathn. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, kelas erosi ini berada pada daerah dengan lereng 25 – 45 dalam kategori curam, satuan lahan ini memiliki indeks faktor – faktor erosi yang tinggi, penggunaan lahan yang dominan pada kelas ini merupakan daerah Badan Air, Kelas erosi ini tersebar pada DAS Deli dengan luasan 621,423 ha atau 1,31 dari total luas DAS Deli. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan klasifikasi kelas laju erosi pada DAS Deli diatas dirangkum pada tabel L E.80 memperlihatkan bahwa kelas laju erosi yang paling mendominasi daerah DAS Deli merupakan Kelas Erosi III dengan luas 24.019,166 ha 50,78 , kemudian disusul Kelas Erosi IV dengan luas 12.013,672 ha25,40 , Kelas Erosi II dengan luas 7.505,460 ha 15.87 , Kelas Erosi I dengan luas 3.138,312 ha 6,64 , dan Kelas Erosi V dengan luas 621,423 ha 1,31 .Kemudian peta sebaran erosi pada DAS Deli dapat dilihat pada lampiran A.27 L A.27. Dari tabel L E.81 diperoleh total erosi rata-rata untuk daerah penelitian DAS Deli yaitu sebesar 138,808tnhathn atau 6.565.344,948tnthn. Berdasarkan klasifikasi Kelas Laju Erosi Tabel 2.4, maka besaran erosi DAS Deli termasuk dalam erosi kelas 3 Erosi Sedang dengan kriteria 60 – 180 tnhath. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran erosi yang dapat dihasilkan pada suatu daerah, faktor tingkat kelerengan dan erodibilitas tanah merupakan faktor yang paling mempengaruhi jumlah erosi yang dihasilkan.semakin kecil nilai indeks erodibilitas tanah, maka semakin kecil butiran tanah yang terangkut akibat hujan yang jatuh pada lahan, sehingga erosi lahan yang dihasilkan semakin kecil, bahkan sebaliknya semakin besar indeks erodibilitas tanah maka semakin besar butiran tanah yang terangkut akibat hujan yang jatuh dan Semakin datar suatu lahan semakin kecil pula kecepatan aliran permukaan yang terjadi sehingga kekuatan angkut terhadap butiran-butiran tanah semakin kecil, bila dibandingkan pada lahan dengan tingkat kelerengan yang curam akan semakin besar mempengaruhi kecepatan aliran permukaan. Jika dilihat dari faktor penutupan lahan juga sangat berpengaruh Universitas Sumatera Utara terhadap jumlah erosi yang dihasilkan. Lahan dengan kondisi bervegetasi buruk tidak bisa melindungi permukaan tanah yang akan terdispersi akibat energi yang dihasilkan dari air hujan yang jatuh pada lahan tersebut. Lahan dengan vegetasi buruk memiliki tingkat daya resap air infiltrasi yang kecil kedalam tanah, sehingga sebagian besar air hujan akan tetap mengalir diatas permukaan tanah menjadi aliran permukaan yang dapat menangkut butiran tanah yang dilewatinya. Oleh karena itu tanah dengan kondisi vegetasi yang baik dapat mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga erosi yang dihasilkan juga akan semakin kecil.

4.3 Analisis Tingkat Bahaya Erosi TBE