Integrasi Model Erosi dan SIG

Gambar 2.19 Proses dan Hasil GeoProcessing Intersect Two Theme Gambar 2.19 menunjukkan proses intersect two theme terhadap peta faktor erosi untuk mencapai informasi baru terhadap besaran erosi pada DAS Deli maupun 7 sub DAS Deli dengan melakukan calculate dari faktor – faktor indeks erosi pada field baru yang diberi nama “erosi tonhatahun” pada field di data tabular peta erosi dengan melakukan start editing terlebih dahulu sebelum melakukan proses calculate USLE pada DAS Deli.

2.6.6 Integrasi Model Erosi dan SIG

Erosi tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti heterogenitas ruang spatial heterogenity  Mempercepat penyimpanan data input model untuk mensimulasi beberapa skenario dari topografi, vegetasi, karakteristik tanah dan penggunaan lahan. Sebagian besar model prakiraan erosi belum mempertimbangkan aspek-aspek tersebut sehingga Sistem Informasi Geografi SIG akan menjadi alat yang sangat menunjang perbaikan model prakiraan erosi dalam menganalisis data spasial dan menggabungkan data dari berbagai sumber. Beberapa keuntungan mengintegrasikan model prakiraan dengan SIG adalah sebagai berikut:  Meningkatkan kemampuan simulasi dengan menggunakan banyak fixel sehingga DAS dapat disimulasi secara lebih jelas. Universitas Sumatera Utara  Meningkatkan visualisasi keluaran model terutama dalam mendisplay dan menganimasi sequence petagambar keluaran model berdasarkan waktu dan ruang, sehingga mampu menampilkan obyek dari berbagai perspektif. Pendekatan dalam permodelan erosi dengan SIG dengan 3 tiga cara yaitu: loose coupling, tight coupling and embedded coupling fully integrated Wesseling et al, 1996, dalam Pullar dan Springer, 2000. Pada loose coupling SIG dan model prakiraan erosi terpisah, SIG digunakan pada pengolahan awal data spasial kedalam format file input model yang diinginkan kemudian memvisualisasi keluaran model. Sedangkan pada tight coupling Dalam penelitian ini model erosi diintegrasikan dengan SIG yang dengan cara loose coupling dan tight coupling dengn menggabungkan teknologi GIS dan model USLE yang antara lain memasukkan faktor-faktor kemiringan lahan, erosivitas curah hujan, erodibilitas tanah, dan koservasi lahan yang dilakukan. , SIG menyediakan interface bersama, untuk memindahkan data spasial antara SIG dan permodelan erosi yang terpisah. Dalam embedded couplingfully integrated, model secara utuh terintegrasi sebagai komponen dalam aplikasi SIG. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tinjauan Lokasi Penelitian

DAS Daerah Aliran Sungai Deli merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi Sumatera Utara dengan luas 47,298.01 Ha. Daerah Aliran Sungai Deli terbentang antara 3° 13 35,50 sd 3° 47 06,05 garis Lintang Utara dan meridian 98° 29 22,52 s.d 98° 42 51,23 Bujur Timur. Secara adminitrasi DAS Deli berada pada 3 tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Karo seluas 1,417.65 Ha 3 , Kabupaten Deli Serdang seluas 26.995,53 Ha 61.56 dan Kota Medan seluas 16,765.16 ha 35.45 . Adapun Batas DAS Deli Adalah Sebelah Utara : Daerah Aliran Sungai Belawan Sebelah Selatan : Daerah Aliran Sungai Wampu Sebelah Barat : Daerah Aliran Sungai Belawan Sebelah Timur : Daerah Aliran Sungai Batang Kuis

1. Wilayah Sub DAS Berdasarkan Batas Administrasi

Berdasarkan hasil analisa Sistem Informasi Geografis maka DAS Deli terbagi atas 7 tujuh Sub DAS dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Luas Sub DAS di DAS Deli Berdasarkan Wilayah Administrasi Sub DAS Kabupaten Kota Kecamatan Luas Ha Sei Sikambing Deli Serdang Sunggal 24.27 Medan - 4,199.65 Total Sub DAS Sei Sikambing 4,223.93 Babura Deli Serdang Pancur Batu 3,485.45 Medan 940.36 Universitas Sumatera Utara