Metode Konservasi Tanah Metode Pengeloaan Daerah Aliran Sungai DAS

Tabel 2.6 Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi TBE Erosi Kelas Bahaya Erosi tonhatahun Solum Tanah I 15 II 15-60 III 60- 180 IV 180-480 V 480 Dalam 90 SR R S B SB Sedang 60-90 R S B SB SB Dangkal 30-60 S B SB SB SB Sangat dangkal 30 B BS SB SB SB Sumber : Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia tahun 2009 Keterangan : Kelas : 0 – SR : Sangat Ringan 1 – R : Ringan 2 – S : Sedang 3 – B : Bahaya 4 – SB : Sangat Bahaya

2.4 Metode Pengeloaan Daerah Aliran Sungai DAS

2.4.1 Metode Konservasi Tanah

Dari komponen – kompenen faktor USLE, adapun komponen yang dapat di kendalikan sebagai usaha pencegahan erosi adalah faktor tutupan lahan C, faktor konservesi tanah P, dan faktor topografi LS, sedangkan komponen erodibilitas tanah K umumnya dianggap konstan kendatipun dapat pula berubah tergantung dari perubahan struktur tanah. Perubahan yang lazim terjadi disebabkan oleh aktifitas pengolahan dan pengelolaan lahan seperti aktivitas reklamasi tanah-tanah yang kurus. Dalam hal ini perlu pula disadari bahwa pencegahan erosi secara total adalah Universitas Sumatera Utara tidak mungkin dan bahkan dianggap tidak perlu oleh karenanya hal yang dianggap realistik adalah menjaga agar besarnya erosi masi diambang batas. Mempertahankan keberadaan vegetasi penutup tanah adalah cara yang paling efektif dan ekonomis dalam usaha mencegah terjadinya dan meluasnya erosi permukaan pemahaman mekanisme terjadinya erosi sangatlah penting sebagai pengetahuan awal untuk melaksanakan program konservasi tanah. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: a. Menghindari praktek bercocok tanam yang bersifat menurunkan permeabilitas tanah b. Mengusahakan agar permukaan tanah sedapat mungkin dilindungi oleh vegetasi berumput atau semak selama dan serapat mungkin c. Menghindari pembalakan hutan penggembalaan ternak yang berlebihan didaerah dengan kemiringan lereng terjal d. Merencankan dengan baik pembuatan jalan didaerah rawan erosi atau tanah longsor sehingga aliran air permkaan tidak mengalir ke selokan-selokan ditempat yang rawan tersebut e. Menerapkan teknik-teknik pengendalian erosi di lahan pertanian dan mengusahakan peningkatan laju infiltrasi. Dengan memahami proses dan mekanisme terjadinya erosi, suatu tindakan konservasi tanah dapat dilaksanakan dengan mamfaat langsung menurunkan laju erosi. Beberapa usaha yang dapat dirancang antaran lain untuk: a. Mencegah erosi percikan akibat curahan air hujan langsung Universitas Sumatera Utara b. Meningkan kekasaran permukaan tanah untuk menurunkan kecepatan aliran air permukaan c. Memperpendek panjang lereng dan mengurangi kemiringan lereng, dan dengan demikian mereduksi kekuatan aliran permukaan d. Memperbesar laju infiltrasi air hujan sehingga dapat memeperkecil jumlah dan kecepatan air larian. e. Mencegah terkonsentrasinya aliran permukaan membentuk saluran-saluran air yang kondusif terhadap tebentuknya erosi parit. Faktor tindakan konservasi tanah dan air adalah seluruh bentuk tindakan pengelolaan yang ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kelestarian sumberdaya lahan dan lingkungan sehingga kegiatan usaha pengelolaan lahan terutama wilayah pertanian dapat dilakukan secara berkelanjutan. Tabel Berikut ini merupakan nilai faktor P berbagai aktivitas konservasi tanah: Tabel 2.7 Tindakan Khusus Konservasi Tanah Pada Lahan DAS No Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P 1 Terras Bangku : Kontruksi Baik 0,04 Kontruksi Sedang 0,15 Kontruksi Kurang Baik 0,35 Kontruksi Tradisional 0,40 2 Strip Tanaman Rumput Bahia 0,40 3 Pengolahan Tanah dan Penanaman Menurut Garis Kontur: Kemiringan 0 - 8 0,50 Kemiringan 9 - 20 0,75 Kemiringan 20 0,90 4 Tanpa Tindakan Konservasi 1,00 Sumber: Arsyad, 2010 Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Metode Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan dalam DAS