BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai DAS
2.1.1 Pengertian DAS
Berdasarkan UU No.7 tahun 2004 daerah aliran sungai DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang mempunyai satu kesatuan dengan sungai dan
anak–anak sungainya, dalam fungsinya untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke satu outlet danau atau laut secara
alami sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Dengan pengertian yang lebih kurang sama, Webster 1976 dalam rauf
2011 mendefenisikan DAS sebagai sebuah wilayah yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan curah hujan yang jatuh
diatasnya menuju sungai utama yang bermuara ke danau atau lautan, pemisah topografi ialah punggung bukit. Di bawah tanah juga terdapat pemisah bawah tanah
berupa batuan. Sebuah DAS merupakan kumpulan dari beberapa sub DAS yang lebih kecil. Ukuran dan bentuk DAS dengan sendirinya berbeda antara satu dengan
lainnya. Pendefinisian DAS dalam konsep daur hidrologi sangat diperlukan terutama
untuk melihat masukan berupa curah hujan yang selanjutnya didistribusikan melalui beberapa cara. Dephut 2001, menjelaskan konsep daur hidrologi DAS bahwa air
hujan langsung sampai ke permukaan tanah untuk kemudian terbagi menjadi air
Universitas Sumatera Utara
larian, evaporasi dan air infiltrasi, yang kemudian akan mengalir ke sungai sebagai debit aliran. Komponen-komponen utama ekosistem DAS, terdiri dari: manusia,
hewan, vegetasi, tanah, iklim, dan air. Masing-masing komponen tersebut memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdiri sendiri, namun berhubungan dengan
komponen lainnya membentuk kesatuan system ekologis ekosistem. Manusia memegang peranan yang penting dan dominan dalam mempengaruhi kualitas suatu
DAS. Gangguan terhadap salah satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem
akan terjamin apabila kondisi hubungan timbal balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal.
Faktor penyebab kerusakan Derah Aliran Sungai DAS dapat ditandai dengan menurunnya kemampuan menyimpan, manampung, dan mengalirkan air
hujan yang jatuh dipermukaan DAS, sehingga dapat menyebabkan tingginya laju erosi lahan dan debit dari sungai – sungainya. Adapun faktor utama penyebab
kerusakan DAS adalah penutupan vegetasi lahan permanenhutan yang mengalami kerusakankehilangan, pemanfaatan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
kemampuannya, tidak tepatnya penerapan teknologi pengelolaan lahan di kawasan DAS Sinukaban, 2007 dalam Hutapea.S, 2012, kerusakan DAS ini umumnya
disebabkan oleh tangan manusia yang berada pada DAS tersebut. Ada tiga perbedaan aspek dari suatu fungsi hutan dalam ekosistem DAS,
yaitu pohon, tanah, dan lansekap landscape. Vegetasi hutan berfungsi mengintersepsi air hujan, namun laju transpirasi yang tinggi mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
perbandingan dengan jenis vegetasi non-irigasi lainnya. Tanah hutan memiliki lapisan seresah yang tebal, kandungan bahan organik tanah, dan jumlah makro
porositas yang cukup tinggi sehingga laju infiltrasi air lebih tinggi dibandingkan dengan lahan pertanian. Dari sisi lansekap, hutan tidak peka terhadap erosi karena
memiliki filter berupa seresah pada lapisan tanahnya. Hutan dengan karakteristik tersebut di atas sering disebut mampu meredam tingginya debit sungai pada saat
musim hujan dan menjaga kestabilan aliran air pada musim kemarau.
2.1.2 Kesatuan dan Fungsi Daerah Aliran Sungai