2.4.2 Metode Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan dalam DAS
Dalam pengelolaan suatu DAS dikenal istilah Payment of Enviromental Service PES sebagai suatu transaksi sukarela dimana jasa lingkungan harus dibayar
oleh kurang lebih satu perusahaan pemanfaat dari jasa lingkungan kepada kurang lebih satu penyedia jasa lingkungan di suatu kawasan DAS Abdul Rauf, 2011,
pembayaran jasa lingkungan oleh perusahaan pemanfaat jasa lingkungan merupakan insentif yang diharapkan mampu mendorong pemeliharaanperubahanperbaikan
lingkungan dalam jangka panjang. Beberapa Negara maju diberbagai benua telah merealisasikan pembayaran jasa lingkungan dan di Indonesia telah ada yang
dipelopori oleh PT. Karakatau Steel di serang Banten DAS Cidanau. Proses pembayaran jasa lingkungan dilakukan dengan cara kontrak antara pemanfaat dan
penyedia jasa lingkungan yang diawali negoisasi untuk masapriode tertentu dengan memungkinkan dilakukan negoisasi kembali pada akhir priode.
Di Republik Rakyat Cina RCC, program konversi pertanian lahan miring yang bertujuan mengurangi erosi tanah, kontrak untuk merubah lahan pertanian dan
lahan kering barren lands yang ditetapkan hingga lebih 50 tahun. Kontrak dapat diwariskan atau ditransfer dan dapat diperpanjang setelah masa berlakunya habis,
program ini menjadi perhatian secara luas karena dapat menghasilkan keuntungan ekonomi dan social secara bagi petani yang bersukarela berpartisipasi. Petani
bersukarela merubah ketidaksesuaian penggunaan lahannya seperti lahan pertanian dengan kemiringan lereng yang tinggi diubah menjadi hutan dan padang rumput
dengan konpensasi petani mendapatkan pembayaran untuk setara pembelian beras
Universitas Sumatera Utara
atau mendapatkan beras bersubsidi Sun and Liqiao, 2006 dalam Abdul Rauf, 2011. Sedangkan di Indonesia sendiri telah dilakukan kontrak pembayaran jasa lingkungan
berjangka pendek dilakukan oleh PT. Krakatau Tirta Industri KTI di DAS Cidanau. PT. KTI membayar jasa lingkungan untuk jenis jasa pemanfaatan sumber daya air
water resources sebagai perusahaan penjernihan air untuk keperluan air baku bagi perusahaan induknya PT. Krakatau Steel dan perusahaan air yang membutuhkan air
bersih di wilayah tersebut, serta untuk sumber air konsumtif bagi warga kota cilegon serang Banten. Pembayaran jasa lingkungan dilakukan dengan landasan sukarela
Voluntary yang disalurkan melalui Forum Komunikasi DAS Cidanau FKDC. Pada tahun 2005 – 2006 PT. KTI membayar jasa lingkungan sebesar Rp.
175.000.000 per tahun sehingga total selama dua tahun sebesar Rp. 175.000.000 per tahun sehingga total selama dua tahun sebesar Rp. 350.000.000. pada tiga tahun
berikutnya 2007 – 2009 PT. KTI meningkatkan nilai pembayaran jasa lingkungan sebesar Rp. 200.000.000 per tahun, sehingga total pembayaran selama tiga tahun ini
sebesar Rp. 600.000.000. dengan demikian selama lima tahun 2005 – 2009, PT. KTI telah melakukan pembayaran jasa lingkungan sebesar Rp. 950.000.000.
Forum komunikasi DAS Cidanau FKCD sebagai perantara penerima jasa lingkungan melakukan negosiasi dengan kelompok tani calon penerima penyedia
jasa lingkungan. Hasil negosiasi dan kesepakatan FKDC dengan kelompok tani penerima penyedia jasa lingkungan seller sebagai berikut:
a. Kelompok Tani menerima pembayaran jasa lingkungan sebesar Rp.
1.200.000,- per hektar per tahun dengan masa kontrak 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
b. Kelompok tani wajib menanam dan mempertahankan tidak menebang
sedikitnya 500 pohonhektar pada tahun pertama dari 200 pohonhektar pada akhir tahun ke lima.
c. Apabila salah satu anggota kelompok melanggar ketentuan yang telah
disepakati, maka seluruh anggota kelompok tidak akan menerima pembayaran jasa lingkungan yang sudah jatuh tempo tanggung renteng.
Pembayaran jasa lingkungan oleh PT. KTI ternyata memberikan dampak positif, diantaranya:
a. Kelompok tani menanam dan mempertahankan tegakan pohon melampaui
jumlah yang disyaratkan. Kelompok Tani Karya Muda di Desa Citaman misalnya, menanam dan mempertahankan tegakan pohon sebanyak 14.500
batang. Sedangkan kelompok Tani Maju Bersama di Desa Cibojong menanam dan mempertahankan tegakan pohon sebanyak 13.500 batang
b. Kelompok Tani mengembangkan usaha berbasis kelompok dengan
melakukan pembenahan jaringan air bersih dan menyepakati tata kelola air bersih dengan menggunakan kas kelompok yang dibangun dari
kesepakatan anggota untuk dipotong sebesar 5 dari pembayaran jasa lingkungan yang diterimanya.
Dampak keberhasilan pemanfaatan pembayaran jasa lingkungan ini, pada pertengahan 2010 telah ditandatangani kembali Perjanjian Pembayaran Jasa
Lingkungan untuk priode ke dua selama 5 tahun 2010 – 2014 antara PT. KTI dengan Forum Komunikasi DAS Cidanau FKDC.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Endapan lahan dan Sedimen Sungai Akibat Erosi