kategori sedimentasi sedang berkisar 54,85 5.937,14 ha, sedimentasi sangat rendah 22,20 2.402,40 ha, sedimentasi rendah 16,17 1.749,92 ha,
sedimentasi berat 6,78 734,30 ha, dan sedimentasi sangat berat 0 0 ha.
4.5.4 Endapan Lahan D SDAS Deli Sei Sekambing
Pada sub DAS Deli Sei Sekambing yang memiliki luas 4.223,93 ha di buat sebanyak 31 buah grid, dimana setiap grid dibuat dengan luasan 1.500 x 1.500 m
atau 225 ha dari hulu ke hilir, dan tiapgrid diberikan penomoran dari no. 1 sampai no. 31, kemudian grid tersebut ditumpangtindihkanoverlay terhadap peta sebaran
erosi tanah pada sub DAS Deli Sei Sekambing yang dibuat dengan metode USLE, sehingga melalui data tabular dapat dibuatkan homogen besaran erosi yang terjadi di
setiap grid. Selanjutnya dilakukan penentuan besar kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di masing - masing grid yang didasarkan pada jenis sebaran vegetasi yang
terdapat pada lahan di masing – masing grid.Adapun pemberian grid – grid, alur angkutan sedimen, dan outlet pada sub DAS Sei Sekambing diperlihatkan pada
gambar di L A.34.Adapun sebaran erosi tanah yang dihomogenkan pada grid 1 diperlihatkan pada tabel L E.105memperlihatkan seberan erosi tanah yang terjadi
pada grid 1, kemudian erosi tanah tersebut dihomogenkan dengan cara direratakan terhadap luas masing – masing sebaran erosi tanah dengan luas total erosi tanah yang
terjadi pada grid 1, maka total erosi tanah SE yang terjadi pada grid 1 sebesar 141,681 tonhatahun, untuk besar erosi tanah yang terjadi pada grid lainnya
diperlihatkan pada tabel L E.107.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel L E.106 dapat dilihat bahwa pada grid 1 memiliki 2 jenis seberan vegetasi yaitu pemukiman dengan nilai indeks vegetasi -1,0 dan pertanian lahan
kering dengan nilai indeks vegetasi – 0,5, selanjutnya nilai indeks vegetasi direratakan dari sebaran luas vegetasi terhadap total luasan sub DAS Sei Sekambing
yang berada pada grid 1 maka diperoleh nilai indeks vegetasi rata – rata sebesar - 0,909 kategori vegetasi sangat buruk, kemudian dari indeks vegetasi tersebut di
hitung nilai koefisien kapasitas angkutan K
TC
pada grid 1 dengan persamaan 2.5 deengan nilai ß dinormalisai sebesar 1,0, perhitungan koefisien kapasitas angkutan
diperlihatkan seperti berikut ini.
610 ,
1 ,
1 909
, 1
909 ,
exp ,
1
476 ,
= =
− −
− −
=
i i
TC TC
K e
K
Maka diperoleh koefisien kapasitas angkut K
TC1
sebesar 1,610, kemudian untuk perhitungan besar kapasitas angkutan sedimentasi TC
i
T
in
menggunakan persamaan 2.4, perhitungan ini dilakukan pada sebaran pertama dengan nilai R =
1710,02, K = 0,250, S
1
= 0,04, dan A
1
= 142,942 ha dari kelas kemiringan dan panjang lereng 4 , maka diperoleh:
tahun ha
kg x
x x
x TC
712 ,
475 .
8 04
, 942
, 142
250 ,
02 ,
710 .
1 610
, 1
44 ,
1 44
, 1
1
= =
Selanjutnya perhitungan kapasitas angkutan sedimen TC
1
dilakukan pada setiap sebaran yang terjadi pada grid 1 satu, maka diperoleh total besar kapasitas
angkutan sedimentasi di grid 1 sebesar 9.343,619 kghatahun atau 9,343
Universitas Sumatera Utara
tonhatahun, kemudian untuk besaran kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di grid lainnya diperlihatkan pada tabel L E.107 memperlihatkan proses untuk
menyalurkan besaran erosi dari grid 1 sampai grid 31 yang berakhir pada sungai outlet bagian hilir SDAS Sei Sekambing, penyaluran tiap grid dipengaruhi oleh
jenis vegetasi dari masing – masing grid, berikut ini penjelasan penyaluran erosi pada proses I.
Proses I Dari grid 1,2,3, dan 4 disalurkan ke grid 5 Grid 1 SE
1
= 141,68 tonhatahun T
C1
= 9,343 tonhatahun
Karena SE
1
T
C1
, maka aliran angkutan sedimen yang keluar dari grid 1 T
out1
sama dengan kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di grid 1 T
C1
sebesar 9,343 tonhatahun. pers. 2.7.akibat angkutan sedimentasi yang membawa erosi tanah keluar dari grid 1 akan terjadi
sedimentasi endapan di grid 1 berdasarkan pers. 2.6, yaitu: D
1
=141,68 – 9,343 = 132,338 tonhatahun
Grid 2 SE
2
= 160,06 tonhatahun T
C2
= 6,203 tonhatahun
Karena S
2
T
C2
, maka aliran angkutan sedimen yang keluar dari grid 2 T
out2
sama dengan kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di grid 2 T
C2
sebesar 6,203 tonhatahun. pers. 2.7.akibat angkutan sedimen yang membawa erosi tanah keluar dari grid 2 akan terjadi
sedimentasi endapan di grid 2 berdasarkan pers. 2.6, yaitu: D
2
= 160,06 – 6,203 = 153,86 tonhatahun
Grid 3 SE
3
= 162,45 tonhatahun T
C3
= 0,163 tonhatahun
Universitas Sumatera Utara
Karena S
3
T
C3
, maka aliran angkutan sedimen yang keluar dari grid 3 T
out3
sama dengan kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di grid 3 T
C3
sebesar 0,163 tonhatahun. pers. 2.7.akibat angkutan sedimen yang membawa erosi tanah keluar dari grid 3 akan terjadi
sedimentasi endapan di grid 3 berdasarkan pers. 2.6, yaitu: D
3
= 163,752 –0,163 = 162,289 tonhatahun
Grid 4 SE
4
= 162,45 tonhatahun T
C4
= 13,806 tonhatahun
Karena S
4
T
C4
, maka aliran angkutan sedimen yang keluar dari grid 4 T
out4
sama dengan kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di grid 4 T
C4
sebesar 13,806 tonhatahun. pers. 2.7.akibat angkutan sedimen yang membawa erosi tanah keluar dari grid 4 akan terjadi
sedimentasi endapan di grid 4 berdasarkan pers. 2.6, yaitu: D
4
= 162,45– 13,806 = 148,646 tonhatahun Dari proses I ini, dimana setiap angkutan sedimen yang keluar dari grid 1
sampai grid 4 T
out1
s.d T
out4
akan bergabung dengan besaran erosi tanah yang terjadi dilahan grid 5 sesuai dengan pers. 2.8, perubahan besaran
erosi tanah di grid 5 SE
5
= 162,45 tonhatahun akan menjadi: SE
5
= 162,45+ 9,344 + 6,203 + 0,163 + 13,806 = 191,97 tonhatahun Selanjutnya proses penyaluran yang terjadi pada grid 5 adalah sebagai
berikut ini.
Grid 5 SE
5
= 191,97 tonhatahun T
C5
= 16,461 tonhatahun
Universitas Sumatera Utara
Karena S
5
T
C5
, maka aliran angkutan sedimen yang keluar dari grid 5 T
out5
sama dengan kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di grid 5 T
C5
sebesar 16,461 tonhatahun. pers. 2.7.akibat angkutan sedimen yang membawa erosi tanah keluar dari grid 5 akan terjadi
sedimentasi endapan di grid 5 berdasarkan pers. 2.6, yaitu: D
5
= 191,97– 16,461 = 175,507 tonhatahun Untuk proses berikutnya dapat dilihat di tabel L E.107, sedangkan sebaran
klasifikasi dan volume tanah di msing – masing grid lahan dikejadian erosi, kapasitas angkutan sedimen, dan sedimentasi pada tabel L E.108, adapun besaran erosi tanah
yang tersalurkan ke sungai petani sebesar 0,158 tonhatahun. Untuk perubahan sebaran erosi tanah SE akibat angkutan sedimen, dan
sebaran sedimentasi D
i
pada sub DAS Deli Sei Sekambing diperlihatkan pada tabel L E.109 dantabel L E.110.
Dari L E.69 dan L E.109 memperlihatkan perubahan sebaran erosi tanah akibat kapasitas angkutan sedimentasi yang terjadi di sub DAS Deli Sei Sekambing,
adapun perubahan sebaran erosi tanah dari kategori erosi sangat rendah dari 0 0 ha menjadi 0 0 ha, erosi rendah dari 0,81 34,26 ha menjadi 0 0 ha, erosi
sedang dari 99,19 4.189,15 ha menjadi 41,79 1.765,31 ha, erosi berat dari 0 0 ha menjadi 58,21 2.458,62 ha, dan erosi sangat berat dari 0 0 ha
menjadi 0 0 ha. Sebaran sedimentasi yang terjadi pada sub DAS Sei Sekambing diperlihatkan
pada L E.110 yang menyatakan sebaran sedimentasi yang dominan berada pada
Universitas Sumatera Utara
kategori sedimentasi sedang berkisar 40,12 1.694,72 ha, sedimentasi berat 59,88 2.529,21 ha, sedimentasi sangat rendah 0 0 ha, sedimentasi berat 0 0 ha,
dan sedimentasi sangat berat 0 0 ha.
4.5.5 Endapan Lahan D SDAS Deli Simaimai