3.7 Penentuan Nilai Faktor-Faktor Erosi
Pada penelitian ini estimasi besarnya erosi lahan yang terjadi menggunakan model penduga erosi USLE Universal Soil Loss Equation oleh Wischmeier dan
Smith 1978 yang merupakan kombinasi dari beberapa faktor seperti berikut ini.
3.7.1 Faktor Erosivitas Hujan R
Untuk pembuatan peta erosivitas hujan digital dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data curah hujan dari 3 stasiun yang berada dari Hulu
sampai hilir DAS Deli kemudian ditentukan persebaran curah hujan dengan menngunakan teknik polygon Thiessen.
2. Menentukan koordinat titik statisiun curah hujan terhadap DAS Deli
menggunakan bantuan perangkat lunak Google Earth. “Add Placemark” untuk menentukan titik - titik koordinat stasiun curah hujan, kemudian di
“save” dalam format KML. 3.
Open data dengan format KML tersebut pada perangkat lunak Global Mapper V.11. Proyeksi kedalam sistem koordinat “Geographic
LatitudeLongitude, Datum WGS84, Planar Units ARC DEGREES”. 4.
Lakukan digitasi kembali untuk mengkoresksi hasil digitasi sebelumnya. Dengan menggunakan “Digitizer tool” untuk stasiun curah hujan sebagai
titik point, “polygon”. Kemudian di “export” ke dalam format shp
Universitas Sumatera Utara
shapefile agar data tersebut dapat diolah dalam perangkat lunak ArcView 3.3.
5. Open data dengan format shp tersebut pada perangkat lunak ArcView 3.3.
Data yang tersedia dalam tipe titik point yang mewakili stasiun curah hujan.
6. Aktifkan “Polygon Thiessen” untuk menghitung luasan masing-masing
poligon. Luasan ini kemudian akan digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata pada DAS Belawan. Perhitungan curah hujan rata-rata
menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. 7.
Berdasarkan data curah hujan bulanan, faktor erosivitas hujan R dapat dihitung dengan mempergunakan persamaan 2.2 dan 2.3.
3.7.2. Faktor Erodibilitas Tanah K
Erodibilitas tanah diperoleh berdasarkan kajian jenis tanah. Peta erodibilitas tanah dibuat dengan bantuan peta digital jenis tanah yang diperoleh dari BPDAS
Wampu-Ular-Padang. Dengan adanya informasi mengenai jenis tanah ini maka dapat ditentukan nilai erodibilitas K.
3.7.3. Faktor Panjang Kemiringan Lereng LS
Untuk pembuatan peta erosivitas hujan digital dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Buka data DEM Citra SRTM N03E098 dengan menggunakan perangkat
lunak Global Mapper. 2.
Proyeksi kedalam sistem koordinat “Geographic LatitudeLongitude, Datum WGS84, Planar Units ARC DEGREES”.
3. Buka data “shapefile” DAS Deli yang akan digunakan untuk menentukan
batas daerah pembuatan kontur. 4.
Menentukan garis kontur menggunakan “Generate Contours”, pada tab “Contours Options”pilih “Contours Interval” 10 meter, pada tab “Contour
Bounds pilih Crop to Selected Area Features” dan OK. 8.
Hasil kontur di “export” ke dalam format “shapfile” .shp agar data tersebut dapat diolah dalam perangkat lunak ArcView 3.3.
9. Buka thema kontur pada perangkat lunak ArcView 3.3, sebelumnya
karena menggunakan koordinat UTM terlebih dahulu masukan Map Unit : Meters dan Distance Units : Meter, lalu aktifkan extension : “3D-
Analyst, Spatial Analysist dan Xtools Extension”. 10.
Pilih menu “Surface” dilanjutkan dengan memilih “Create TIN from Feature” setelah muncul kotak dialog “Create new TIN” kemudian dalam
“Height source“ pilih “Tinggi” dimana field tinggi ini yaitu garis tinggi dalam kontur atau elevasi, dilanjutkan dengan mengklik “OK”.
11. Setelah mendapatkan TIN, maka langkah selanjutnya adalah membuat
kelerengan “Derive slope”. Untuk membuat kelas lereng ini klik menu “Surface” kemudian klik “Derive Slope”, maka akan muncul kotak dialog
Universitas Sumatera Utara
“Output Grid Specification” dimana isi dalam kotak dialog ini adalah “Output Grid Extent : Same As kelerengan” dan “Output Grid Cell Size
: 90” nilai ini adalah dalam 1 pixel adalah lebar dan panjangnya adalah 90 meter, kemudian “ENTER”.
12. Tahapan selanjutnya adalah pilih menu “Analysis” à kemudian
“Reclassify” maka akan muncul kotak dialog “Reclassify Values” dan klik “Classify” tujuannya adalah untuk membagi menjadi 5 kelas
berdasarkan nilai kemiringan lereng Tabel 2.3.
3.7.4. Faktor Tutupan dan Pengelolaan Lahan CP