Penentuan Kapasitas Angkutan Sedimen

Selanjutnya dengan cara yang sama dilakukan tumpangtindih overlay antara peta administrasi kota Medan dan kabupaten Deli Serdang terhadap sebaran peta erosi pada DAS Deli, sehingga diperoleh informasi besaran erosi pada masing – masing kecamatan di kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang yang berada pada DAS Deli, sebaran luas kecamatan pada wilayah administrasi DAS Deli diperlihatkan pada tabel 3.3.

3.8 Penentuan Kapasitas Angkutan Sedimen

Angkutan sedimen merupakan proses terangkutnya tanah akibat butiran hujan yang jatuh ke permukaan tanah dan mengalirkan tanah yang dibawa menuju alur sungai Outlet berdasarkan pada jenis vegetasi dan kemiringan lereng dari suatu daerah aliran sungai DAS, perbandingan antara besaran erosi dan kapasitas angkutan sedimen dinyatakan oleh Mayer,1969 dalam Jain Kumar, 2010 dalam tulisannya menyatakan jika beasran erosi lebih besar dari kapasitas angkutan sedimen, maka akan terjadi suatu endapan sebesar nilai selisaih dari besaran erosi terhadap kapasitas angkutan sedimen yang terjadi di suatu daerah DAS, dan besaran kapasitas angkutan sedimen akan tersalurkan pada daerah hilir dari suatu DAS, kemudian jika potensi erosi lebih kecil dari kapasitas angkutan sedimen, maka tidak terjadi proses endapan, sehingga besaran erosi pada suatu daerah, akan tersalurkan semua ke daerah hilir bagian DAS. proses angkutan sedimen pada DAS Deli dimulai dari daerah hulu DAS hingga daerah Hilir DAS Deli yang di lakukan di setiap sub Universitas Sumatera Utara DAS Deli sehingga dapat ditinjau besaran angkutan sedimen yang keluar pada masing – masing outlet yang berada pada 7 sub DAS Deli. Langkah – langkah dalam penentuan angkutan sedimen dan endapan sedimen adalah sebagai berikut : 1. Menentukan grid – grid pada masing – masing sub DAS dari yang di mulai dari sub DAS bagian Hulu hingga sub DAS bagian Hilir. Penentuan jumlah grid berdasarkan luas sub DAS yang akan ditinjau, kemudian memberikan penomoran pada masing - masing grid untuk mempermudah proses alur penyaluran sedimen menuju outlet. 2. Kemudian grid – grid ditumpangtindihkan overlay terhadap sebararan peta potensi erosi yang diperoleh menggunakan persamaan USLE, kemudiaan dari data tabular sebaran potensi erosi di buat menjadi sama rata homogen di setiap grid yang dilakukan masing - masing 7 sub DAS Deli. 3. Mengasumsikan alur kapasitas angkutan sedimen yang keluar dari grid bagian hulu ke grid bagian hilir yang mengikuti grid sebelumnya, alur ini diasumsikan berdasarkan sebaran sungai yang diperoleh dari BPDAS Wampu-Ular-Padang dari bagian hulu hingga bagian hilir outlet pada masing – masing sub DAS, kemudian menentukan outlet akhir penyaluran kapasitas angkutan sedimen, dengan memilih titik outlet berdasarkan saluran sungai yang terdekat dengan batas sub DAS. Universitas Sumatera Utara 4. Penentuan besar kapasitas angkutan sedimen yang terjadi pada masing – masing grid menggunakan persamaan 2.4, berdasarkan Normalized Difference Vegetation Index NDVI yang diperlihatkan pada tabel 2.7, dimana indeks vegetasi ini tersebar pada masing – masing grid, kemudian indeks vegetasi tersebut direratakan berdasarkan sebaran luas indeks vegetasi terhadap luas total sebaran indeks vegetasi, selanjutnya dapat ditentukan koefisien kapasitas angkutan K TC di setiap grid menggunakan persamaan 2.5, maka diperoleh kapasitas angkutan masuk T in dan kapasitas angkutan keluar T out di setiap grid menggunakan persamaan 2.7 untuk SE i TC i dan persamaan 2.10 untuk SE i TC i yang dibandingkan dengan besaran erosi yang terjadi di tiap grid pada masing – masing sub DAS Deli. Pembuatan outlet untuk menentuan besaran erosi yang tersalurkan ke sungai di tiap sub DAS pada DAS Deli. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Faktor Estimasi Erosi DAS Deli

Prediksi besaran erosi ini dilakukan pada setiap satuan lahan di masing – masing sub DAS pada Daerah Aliran Sungai Deli, satuan lahan ini dibuat berdasarkan tutupan lahan land cover factor CP diberikan kode berdasarkan sub DAS yang terdapat pada DAS Deli, selanjutnya satuan – satuan unitlahan ditumpangtindihkan overlay terhadap nilai faktor – faktor besaran erosi lainnya, seperti : nilai faktor erosivitas hujan R, nilai faktor erodibilitas tanah K dan nilai faktor kemiringan lahan LS. Masing – masing nilai faktor erosi di input kedalam metode USLE yang menghasilkan prediksi besaran erosi pada DAS Deli.

4.1.1 Faktor Nilai Tutupan Lahan Landcover CP

Satuan lahan ini dipsahkan berdasarkan sub DAS dariDAS Deli. Pemetaan satuan lahan akan diberi kode tersendiri berdasarkan tutupan lahannya, DAS Deli memiliki bentuk penggunaan lahan yang dapat dikelolompokkan kedalam 13 kategori penutupan lahan yang tersebar pada tiap-tiap Sub DAS Deli Pengumpulan data-data mengenai jenis penggunaan lahan diperoleh dari data sekunder berupa peta digital tutupan lahan landcover DAS Deli yang diambil dari BPDAS Wampu-Sei ular. Data yang diperoleh kemudian dikelola menggunakan perangkat SIG untuk menentukan sebaran jenis tutupan lahan, serta nilai faktor tutupan lahan CP pada DAS Deli.Dengan mengkombinasi faktor-faktor fisik tersebut menggunakan SIG maka diperoleh total 46 satuan unit lahan yang terbagi dalam 7 Sub DAS Deli. Universitas Sumatera Utara