Proses Tumpangtindih Overlay Peta di Arcview

Gambar 2.10 Keterkaitan data atribut dengan shapefile Dari gambar 2.17 memperlihatkan keterkaitan data atribut terhadap shapefile dengan melakukan perekaman record pada kec. Medan Marelan.

2.6.5.4 Proses Tumpangtindih Overlay Peta di Arcview

Geoprocessing merupakan salah satu extensions ArcView yang mempunyai beberapa fungsi dalam analisis spasial seperti : Dissolve, Merge, Clip, Union, Intersect dan Spatial Join. Pilih menu pulldown File | Extensions kemudian pilih Geoprocessing dengan cara mencheck-list centang kotak di sampingnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11 Tampilan Extensions Geoprocessing dan Produknya a. Dissolves Feature Based on An Attributes Fungsi Dissolves digunakan untuk mengumpulkan feature-feature ke dalam satu kelompok berdasarkan informasi tertentu. Aktifkan fungsi ‘Dissolves feature based on an attribute’ pada kotak dialog GeoProcessin g untuk memulai pekerjaan tersebut. Lanjutkan dengan mengklik ikon Next kemudian pilih Theme yang akan di Dissolves serta pilih acuan pengelompokan dari atributnya. Isi output file-nya dan tentukan tempat penyimpanan file tersebut dengan mengklik ikon Gambar 2.12 Tampilan Perintah Dissolve Universitas Sumatera Utara Klik Next, kemudian pada dialog berikutnya klik finish. Uraian proses Dissolves tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Sebelum di Dissolves: Sesudah di Dissolves: Gambar 2.13 Hasil Sebelum dan Sesudah Dissolve Budiyanto, 2010 b. Merge Theme Together Merge pada extensions Geoprocessing berfungsi untuk menggabungkan dua atau lebih theme menjadi satu theme. Proses merge ini akan membuat theme baru dengan atribut dari theme yang dipilih. Universitas Sumatera Utara a. Aktifkan fungsi ‘Merge theme together’ pada kotak dialog GeoProcessing b. Lanjutkan dengan mengklik ikon Next kemudian pilih Theme yang akan di Merge. c. Gunakan SHIFT pada tombol di keyboard untuk memilih theme lebih dari satu. Pilih dengan cara mengklik theme-theme yang akan di merge. d. Kemudian tentukan salah satu theme yang field-nya akan digunakan sebagai atribut dari theme baru tersebut. e. Isi output file-nya dan tentukan tempat penyimpanan file tersebut dengan mengklik ikon f. Klik Finish untuk menyelesaikan proses tersebut Gambar 2.14 Tampilan GeoProcessing Marge Theme Universitas Sumatera Utara + = Gambar 2.15 Proses dan Hasil GeoProcessing Marge Theme c. Clip on Theme Based on Another Clip berfungsi untuk membuat Theme baru yang dihasilkan dari proses pemotongan oleh Clip Theme terhadap sebuah Theme Input. Syarat clip theme yaitu bertipe feature polygon, sedangkan input theme dapat bertipe polygon, line atau point. a. Aktifkan fungsi ‘Clip one theme based on another’ pada kotak dialog GeoProcessing b. Lanjutkan dengan mengklik ikon Next kemudian pilih input theme dan clip theme c. Isi output file-nya dan tentukan tempat penyimpanan file tersebut dengan mengklik ikon d. Klik Finish untuk menyelesaikan proses tersebut Universitas Sumatera Utara Gambar 2.16 Tampilan GeoProcessing Clip on Theme Contoh proses Clip tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: + = Gambar 2.17 Proses dan Hasil GeoProcessing Clip on Theme d. Intersect Two Themes Intersect digunakan untuk menggabungkan dua set data spasial yang saling berpotongan, hanya feature-feature yang terdapat di dalam extent kedua theme ini yang akan ditampilkan. Atribut yang terdapat pada kedua theme ini juga akan Universitas Sumatera Utara digabungkan bersama shapefile yang baru. Theme input ini bisa berupa line atau polygon, sedangkan theme untuk overlaynya harus bertipe polygon. Gambar 2.18 Tampilan GeoProcessing Intersect Two Themes Aktifkan fungsi ‘Intersect two themes’ pada kotak dialog GeoProcessing a. Lanjutkan dengan mengklik ikon Next kemudian pilih input theme dan theme overlay-nya b. Isi output file-nya dan tentukan tempat penyimpanan file tersebut dengan mengklik ikon c. Klik Finish untuk menyelesaikan proses tersebut Proses intersect themes ini merupakan suatu overlay antara peta I terhadap peta II serta data atribut yang terdapat di tiap peta tersebut akan memberikan satu Universitas Sumatera Utara kesatuan yang menghasilkan suatu informasi terbaru melalui peta yang baru dari hasil intersect theme tersebut. + + + + = Peta DAS Deli Peta Erosivitas Hujan Peta Tutupan Lahan C Peta Erodibilitas Tanah Peta Lereng Peta Erosi Deli E Universitas Sumatera Utara Gambar 2.19 Proses dan Hasil GeoProcessing Intersect Two Theme Gambar 2.19 menunjukkan proses intersect two theme terhadap peta faktor erosi untuk mencapai informasi baru terhadap besaran erosi pada DAS Deli maupun 7 sub DAS Deli dengan melakukan calculate dari faktor – faktor indeks erosi pada field baru yang diberi nama “erosi tonhatahun” pada field di data tabular peta erosi dengan melakukan start editing terlebih dahulu sebelum melakukan proses calculate USLE pada DAS Deli.

2.6.6 Integrasi Model Erosi dan SIG