Kredit Pajak. Latar Belakang

28 | P a g e menguntungkan wajib pajak dengan diperbolehkannya kompensasi antara 1 penghasilan positif dengan negatif dan 2 tarif tinggi dengan tarif rendah sebelum dihitung jumlah maksimum pajak yang dapat dikreditkan. Di samping itu, atas penghasilan dari anak perusahaan luar negeri yang berupa dividen, selain kredit atas pajak dari dividen kredit langsung; direct tax credit dapat pula diberikan kredit atas pajak dari laba anak perusahaan yang terkait dengan dividen tersebut indirect tax credit.

3. Metode Lainnya.

Sehubungan dengan metode pemberian keringanan pajak berganda internasional, selain metode eksemsi dan kredit, dalam buku International Juridicial Double Taxation on Income, Manual Pires menyebut beberapa metode sebagai berikut: 1 pembagian pajak tax sharing antara negara domisili dan sumber, 2 pembagian hak pemajakan division of taxing power dengan penentuan tarif pajak maksimum atas penghasilan yang diperoleh WPLN yang dapat dipungut oleh negara sumber, 3 keringanan tarif reduction of the rate terhadap penghasilan luar negeri yang harus diberikan oleh negara dimisili, 4 pengurangan pajak reduction of the tax dengan suatu jumlah tertentu persentase dari penghasilan luar negeri, dan 5 pemajakan dengan jumlah tetap lumpsum atau forfait taxation. Sementara itu, beberapa metode keringanan PBI yang dihubungkan dengan penghasilan termasuk 1 klarifikasi atribusi, divisi, atau distribusi penghasilan sesuai dengan kategori tertentu untuk menentukan pemajakan antara negara sumber dan domisili, 2 pengurangan pajak luar negeri dari penghasilan kena pajak deduction method dan 3 pengurangan penghasilan luar negeri dengan suatu jumlah tertentu atau seluruhnya.

B. Kredit Pajak PPh Pasal 24

Berdasarkan ketentuan pasal 24 ayat 1 UU PPh Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan tersebut dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di Indonesia. Pengkreditan pajak penghasilan dari luar negeri dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan penghasilan di Indonesia. Namun perlu diingat bahwa pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di 29 | P a g e Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak. Contoh: PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z Inc. di Negara X. Z Inc. tersebut dalam tahun 1995 memperoleh keuntungan sebesar US100,000.00. Pajak Penghasilan yang berlaku di negara X adalah 48 dan Pajak Dividen adalah 38. Penghitungan pajak atas dividen tersebut adalah sebagai berikut : Keuntungan Z Inc US 100,000.00 Pajak Penghasilan Corporate Income Tax atas Z Inc. 48 US 48,000.00 - US 52,000.00 Pajak atas dividen 38 US 19,760.00 - Dividen yang dikirim ke Indonesia US 32,240.00 Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, dalam contoh di atas yaitu jumlah sebesar US19,760.00. Pajak Penghasilan Corporate Income Tax atas Z Inc. sebesar US48,000.00 tidak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A, karena pajak sebesar US48,000.00 tersebut tidak dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT A dari luar negeri, melainkan pajak yang dikenakan atas keuntungan Z Inc. di negara X. Salah satu hal yang juga perlu diperhatikan dalam penghitungan kredit pajak luar negeri adalah masalah penentuan sumber penghasilan. Karena bisa jadi sudut pandang masing-masing negara berbeda-beda dalam melihat sumber penghasilan. Sebagai ilustrasi digambarkan sebagai berikut : Contoh : Tn. Amir seorang penduduk Indonesia bekerja pada ABC Ltd, sebuah perusahaan yang berkedudukan di Negara X, pada suatu waktu Tn. Amir ditugaskan perusahaannya untuk membantu pekerjaan salah satu cabang ABC Ltd yang berkedudukan di Negara Y. Negara Y menganut prinsip pemajakan di mana sumber