Penghitungan PPh Kurang atau Lebih dibayar.
65 | P a g e
Jumlah penghasilan neto 300.000.000
PTKP TK- 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak 284.160.000
PPh terutang 5 x 50.000.000
= 2.500.000
15 x 200.000.000 =
30.000.000 25 x 34.160.000
= 8.540.000
41.040.000 Kredit pajak :
PPh pasal 21 17.000.000
PPh pasal 22 5.000.000
PPh Pasal 23 10.000.000
PPh Pasal 24 2.500.000
PPh Pasal 25 5.000.000
Jumlah kredit pajak 39.500.000
PPh kurang bayar pasal 29 1.540.000
Dari contoh di atas Mr John pada akhir tahun pajak harus membayar PPh kurang dibayar sebesar Rp 1.540.000 dan melaporkan pemenuhan kewajiban
perpajakannya dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.
5. Penentuan Kembali Besarnya Penghasilan Yang Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Dari Pemberi Kerja Yang Memiliki Hubungan
Istimewa Dengan Perusahaan Lain Yang Tidak Didirikan Dan Tidak Bertempat Kedudukan Di Indonesia.
Pasal 18 ayat 3d UU PPh mengatur bahwa besarnya penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dari pemberi kerja yang memiliki
hubungan istimewa dengan perusahaan lain yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia dapat ditentukan kembali, dalam hal pemberi kerja
mengalihkan seluruh atau sebagian penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tersebut ke dalam bentuk biaya atau pengeluaran lainnya yang dibayarkan
kepada perusahaan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia tersebut.
66 | P a g e
Sebagai peraturan pelaksana diterbitkan Permenkeu No 139PMK.032010, yang pada intinya mengatur bahwa :
1 Besarnya penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, kegiatan, atau jasa dari pemberi kerja yang
memiliki Hubungan Istimewa dengan perusahaan di luar negeri dapat ditentukan kembali, dalam hal pemberi kerja mengalihkan seluruh atau
sebagian penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dimaksud dalam bentuk pembebanan biaya atau pembayaran pengeluaran lainnya
kepada perusahaan di luar negeri tersebut. 2 Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagaimana dimaksud pada poin 1
adalah pegawai dari perusahaan di luar negeri yang memiliki Hubungan Istimewa dengan pemberi kerja.
3 Biaya atau pengeluaran lainnya yang dibebankan atau dibayarkan oleh pemberi kerja kepada perusahaan luar negeri yang mempunyai Hubungan
Istimewa antara lain berupa biaya atau pengeluaran sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, atau jasa lainnya.
4 Besarnya penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, kegiatan, atau jasa tersebut ditentukan kembali dengan
memperhatikan tingkat penghasilan yang wajar yang seharusnya diperoleh oleh Wajib Pajak orang pribadi yang bersangkutan.
5 Penghasilan sebagaimana dimaksud pada poin 4 adalah penjumlahan dari penghasilan Wajib Pajak yang diterima di Indonesia dan penghasilan yang
diterima di luar negeri. 6 Besarnya selisih penghasilan setelah ditentukan kembali sebagaimana
dimaksud pada poin 4 tidak boleh melebihi jumlah biaya atau pengeluaran lain yang dibebankan atau dibayarkan oleh pemberi kerja kepada perusahaan
di luar negeri yang terdapat Hubungan Istimewa. 7 Atas penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang sudah
ditentukan kembali sebagaimana dimaksud pada poin 6 menjadi dasar penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 danatau Pasal 26 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
67 | P a g e
Dalam rangka menentukan kembali besarnya penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan pedoman standar
gaji karyawan asing.
RANGKUMAN
1 Orang asing ekspatriat akan dianggap sebagai subjek pajak luar negeri jika tidak bertempat tinggal di Indonesia, berada di Indonesia tidak lebih dari 183
seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan. Sesuai dengan pasal 26 UU PPh mekanisme pemenuhan kewajiban
perpajakannya melalui pemotongan yang dilakukan oleh pemotong pajak yaitu pihak yang melakukan pembayaran atas penghasilan tersebut pemberi
kerja. Pajak penghasilan yang dipotong sebesar 20 dari jumlah bruto. Dalam hal karyawan asing tersebut mempunyai surat keterangan domisili
SKD dari negara mitra P3B maka dikenakan tarif sesuai P3B 2 Orang asing ekspatriat akan dianggap sebagai subjek pajak dalam negeri
apabila bertempat tinggal di Indonesia, berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan,
atau dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Sebagai subjek pajak dalam negeri akan
dikenakan pajak secara world wide income. Penghasilan akan terutang PPh tarif pasal 17 dari basis netto
LATIHAN
1 Mr X seorang warga negara asing bekerja selama1 bulan sebagai tenaga ahli
di PT ABC sebuah perusahaan yang berkedudukan di Jakarta dengan mendapat fee sebesar Rp 300.000.000. Hitung PPh yang harus dipotong oleh
PT ABC dari fee yang dibayarkan kepada Mr X 2
Mr Smith K2 seorang warga negara asing mulai bekerja di PT ABC 1 Juli 2009. Ia bekerja di Indonesia s.d. Juni 2012. Selama Tahun 2009 menerima
gaji per bulan Rp 35.000.000,00. Hitung PPh yang harus dipotong oleh PT ABC dari gaji yang dibayarkan kepada Mr Smith
68 | P a g e
PEMAJAKAN ATAS TENAGA KERJA INDONESIA TKI