Orang Asing Dengan Status Subjek Pajak Luar Negeri

50 | P a g e d. hadiah dan penghargaan; e. pensiun dan pembayaran berkala lainnya; f. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; danatau g. keuntungan karena pembebasan utang. Pajak yang dipotong tersebut bersifat final. Karyawan asing sebagai wajib pajak luar negeri tidak punya kewajiban memiliki NPWP dan tidak punya kewajiban melaporkan SPT. Sebagai ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut : Mr John seorang warga negara asing pada suatu waktu bekerja di PT MAJU JAYA sebuah perusahaan yang berkedudukan di Indonesia, selama 5 bulan dengan mendapat gaji Rp 40.000.000bulan Mr John berada di Indonesia selama 5 bulan atau kurang dari 183 hari sehingga status Mr John sebagai wajib pajak luar negeri. Atas penghasilan tersebut akan dilakukan pemotongan PPh Pasal 26 oleh PT MAJU JAYA sebesar Rp 8.000.000bulan yang dihitung dari 20 x 40.000.000bulan. Atas pajak yang dipotong tersebut bersifat final dan Mr John tidak ada kewajiban menyampaikan SPT. Sedangkan PT MAJU JAYA selaku pemotong pajak punya kewajiban untuk menyetorkan pemotongan pajaknya ke kas negara paling lambat tanggal 10 setelah masa pajak berakhir dan melaporkannya dalam SPT Masa PPh Pasal 21 ke kantor pajak paling lambat tanggal 20 10 setelah masa pajak berakhir. Di samping itu PT MAJU JAYA ketika melakukan pemotongan terhadap gaji Mr John, PT MAJU JAYA harus membuat bukti pemotongan PPh pasal 26. Bagi Mr John bukti pemotongan tersebut akan menjadi bukti pembayaran pajak yang dilakukan di Indonesia.

B. Orang Asing Dengan Status Subjek Pajak Dalam Negeri

Orang asing ekspatriat akan dianggap sebagai subjek pajak dalam negeri apabila bertempat tinggal di Indonesia, berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Subjek pajak orang pribadi dalam negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan yang besarnya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Besarnya PTKP per tahun adalah sebagai berikut : 51 | P a g e a. Rp15.840.000,00 lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah untuk diri Wajib Pajak orang pribadi; b. Rp1.320.000,00 satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; c. Rp15.840.000,00 lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1; dan d. Rp1.320.000,00 satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 tiga orang untuk setiap keluarga. Sehubungan dengan pemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, Wajib Pajak orang pribadi yang menerima penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Kewajiban untuk memiliki NPWP ini berlaku sama untuk orang asing ekspatriat yang berstatus sebagai subjek pajak dalam negeri. Perlakuan perpajakan untuk orang asing ekspatriat yang berstatus sebagai wajib pajak dalam negeri akan diperlakukan sama dengan wajib pajak orang pribadi dalam negeri lainnya. Penghasilan yang menjadi objek pajak tunduk pada ketentuan pasal 4 UU PPh yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. UU PPh menganut prinsip pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Pengertian penghasilan dalam UU PPh tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk