Kredit Pajak. Pajak Penghasilan Perusahaan PMA

90 | P a g e b. PPh pasal 23 1 Dividen, Bunga, Royalti, hadiah, penghargaan, bonus selain yang dikenakan PPh pasal 21 dan PPh final sebesar 15 dari jumlah bruto 2 Sewa dan jasa lain sebesar2 dari jumlah bruto c. PPh pasal 24 Jumlah yang dibayardipotongterutang di luar negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri dalam tahun pajak yang bersangkutan. Dapat dikreditkan sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan PPh d. PPh pasal 25 PPh pasal 25 merupakan angsuran PPh yang dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan. Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan : 1 Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan 2 Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dibagi 12 dua belas atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak. Termasuk dalam kategori kredit pajak adalah pokok pajak yang tercantum dalam STP surat tagihan pajak.

B. Fasilitas Pajak Bagi Perusahaan PMA

Tax holiday pernah diberlakukan dalam sejarah perpajakan Indonesia, yakni saat diterbitkannya Undang-Undang No 1 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan UU No 11 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing PMA. Dalam undang- undang tersebut pemerintah memberikan kelonggaran kepada perusahaan- perusahaan asing, antara lain pembebasan dari : 91 | P a g e 1. Pajak perseroan atas keuntungan untuk jangka waktu tertentu yang tidak melebihi jangka waktu 5 lima tahun terhitung dari saat usaha tersebut mulai berproduksi; 2. Pajak devisa atas bagian laba yang dibayarkan kepada pemegang saham, sejauh laba tersebut diperoleh dalam jangka waktu yang tidak melebihi waktu 5 lima tahun dari saat usaha tersebut dimulai berproduksi; 3. Pajak perseroan atas keuntungan termaksud dalam Pasal 10 sub a. yang ditanam kembali dalam perusahaan bersangkutan di Indonesia, untuk jangka waktu tertentu yang tidak melebihi jangka waktu 5 lima tahun terhitung dari saat penanaman kembali; 4. Bea masuk pada waktu perusahaan barang - barang perlengkapan tetap ke dalam Wilayah Indonesia seperti mesin - mesin, alat-alat kerja pesawat yang diperlukan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan itu; 5. Bea Meterai Modal atau penempatan modal yang berasal dari penanaman modal asing Melalui UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984, ketentuan tentang tax holiday dicabut. Kemudian, pemerintah menerapkan fasilitas umum perpajakan yang memberi sejumlah kemudahan. Fasilitas perpajakan untuk pajak pertambahan nilai diatur di pasal 16B UU PPN yang memberikan fasilitas dalam dua bentuk, yaitu PPN dibebaskan dan PPN di tanggung pemerintah. Fasilitas pajak penghasilan diberikan melalui pasal 31 A UU PPh. Kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu danatau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas perpajakan. Maksud pemberian fasilitas ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan percepatan pembangunan di daerah tertentu, pendalaman struktur industri, mendorong penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di bidang- bidang usaha tertentu dan atau daerah-daerah tertentu. Ketentuan lebih lanjut mengenai bidang-bidang usaha tertentu danatau daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional serta pemberian fasilitas perpajakan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 2007 yang diubah