Fasilitas Pajak Bagi Perusahaan PMA
91 | P a g e
1. Pajak perseroan atas keuntungan untuk jangka waktu tertentu yang tidak melebihi jangka waktu 5 lima tahun terhitung dari saat usaha tersebut mulai
berproduksi; 2. Pajak devisa atas bagian laba yang dibayarkan kepada pemegang saham,
sejauh laba tersebut diperoleh dalam jangka waktu yang tidak melebihi waktu 5 lima tahun dari saat usaha tersebut dimulai berproduksi;
3. Pajak perseroan atas keuntungan termaksud dalam Pasal 10 sub a. yang ditanam kembali dalam perusahaan bersangkutan di Indonesia, untuk jangka
waktu tertentu yang tidak melebihi jangka waktu 5 lima tahun terhitung dari saat penanaman kembali;
4. Bea masuk pada waktu perusahaan barang - barang perlengkapan tetap ke dalam Wilayah Indonesia seperti mesin - mesin, alat-alat kerja pesawat yang
diperlukan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan itu; 5. Bea Meterai Modal atau penempatan modal yang berasal dari penanaman
modal asing Melalui UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang berlaku sejak
1 Januari 1984, ketentuan tentang tax holiday dicabut. Kemudian, pemerintah menerapkan fasilitas umum perpajakan yang memberi sejumlah kemudahan.
Fasilitas perpajakan untuk pajak pertambahan nilai diatur di pasal 16B UU PPN yang memberikan fasilitas dalam dua bentuk, yaitu PPN dibebaskan dan PPN di tanggung
pemerintah. Fasilitas pajak penghasilan diberikan melalui pasal 31 A UU PPh. Kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha
tertentu danatau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas perpajakan. Maksud pemberian fasilitas ini
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan percepatan pembangunan di daerah tertentu, pendalaman struktur industri,
mendorong penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di bidang- bidang usaha tertentu dan atau daerah-daerah tertentu. Ketentuan lebih lanjut
mengenai bidang-bidang usaha tertentu danatau daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional serta pemberian fasilitas perpajakan
tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 2007 yang diubah
92 | P a g e
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2008. Fasilitas berdasarkan peraturan pemerintah ini adalah :
a. pengurangan penghasilan neto sebesar 30 tiga puluh persen dari jumlah Penanaman Modal, dibebankan selama 6 enam tahun masing-masing
sebesar 5 lima persen per tahun b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, sebagai berikut :
Tabel VII. 1. Tabel Amortisasi Harta Berwujud
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat
Menjadi Tarif Penyusutan Amortisasi
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3 Kelompok 4
2 Tahun 4 Tahun
8 Tahun 10 Tahun
50 25
12,5 10
100 50
25 20
II. Bangunan Permanen
Tidak Permanen
20 Tahun 10 Tahun
5 10
c. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 lima tahun tetapi tidak lebih dari 10 sepuluh tahun dengan ketentuan sebagai berikut :
1 tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru pada bidang usaha yang diatur dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a dilakukan di
kawasan industri dan kawasan berikat; 2 tambahan 1 tahun: apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500
lima ratus orang tenaga kerja Indonesia selama 5 lima tahun berturut-turut;
3 tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru memerlukan investasi pengeluaran untuk infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi
93 | P a g e
usaha paling sedikit sebesar Rp. 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah;
4 tambahan 1 tahun: apabila mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri dalam rangka pengembangan produk
atau efisiensi produksi paling sedikit 5 lima persen dari investasi dalam jangka waktu 5 lima tahun; danatau
5 tambahan 1 tahun: apabila menggunakan bahan baku dan atau komponen hasil produksi dalam negeri paling sedikit 70 tujuh puluh
persen sejak tahun ke 4 empat. Berikut ini adalah contoh penghitungan PPh untuk perusahaan PMA :
PT PMA mendapat fasilitas pengurangan penghasilan neto sebesar 30 dari jumlah Penanaman Modal yang dilakukan. Penanaman modal yang dilakukan adalah
sebesar Rp 50.000.000.000. Tahun 2010 perusahaan melaporkan penghasilan netto komersial sebesar Rp 25.000.000.000 yang terdiri dari penghasilan netto dalam
negeri Rp 20.000.000.000 dan penghasilan netto luar negeri Rp 5.000.000.000 dengan pajak yang telah dibayar di luar negeri Rp 750.000.000. Koreksi fiskal positif
Rp 2.000.000.000 dan koreksi fiskal negatif Rp 500.000.000. Kredit pajak atas PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain terdiri dari PPh pasal 22 Rp 200.000.000 dan
PPh pasal 23 Rp 500.000.000. Angsuran PPh pasal 25 yang telah dibayar sendiri oleh perusahaan sebesar Rp 3.750.000.000
Penghitungan PPh kurang lebih bayar sebagai berikut : Penghasilan Neto Komersial
Penghasilan neto dalam negeri 20.000.000.000
Penghasilan neto dari luar negeri 5.000.000.000
Jumlah penghasilan neto komersial 25.000.000.000
Koreksi fiskal positif 2.000.000.000
Koreksi Fiskal negatif 500.000.000
Penghasilan netto 27.500.000.000
Fasilitas PMA 2.500.000.000
Penghasilan netto fiskal 25.000.000.000
Penghasilan kena pajak 25.000.000.000
PPh Terutang 25 6.250.000.000
94 | P a g e
Kredit Pajak PPh pasal 22
100.000.000 PPh pasal 23
500.000.000 PPh pasal 24
750.000.000 PPh pasal 25
3.750.000.000 Jumlah kredit pajak
5.100.000.000 PPh Kurang bayar pasal 29
1.150.000.000 Dari kasus di atas perusahaan mendapatkan fasilitas pengurangan
penghasilan netto sebesar 30 x Rp 50.000.000.000 dibebankan selama 6 tahun masing-masing sebesar 5 per tahun, sehingga tiap tahun mendapat fasilitas
tambahan pengurangan penghasilan netto sebesar Rp 2.500.000.000. Pada akhir tahun pajak PT PMA harus menyetor PPh kurang bayar sebesar Rp 1.150.000.000
dan melaporkan SPT Tahunan PPh Badan
RANGKUMAN
1 Perusahaan penanaman modal asing PMA adalah perusahaan yang melakukan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri. 2 Perlakuan perpajakan perusahaan PMA diperlakukan sama dengan badan
dalam negeri 3 Berdasarkan pasal 31 A UU PPh Wajib Pajak yang melakukan penanaman
modal di bidang-bidang usaha tertentu danatau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas
perpajakan berupa pengurangan penghasilan neto sebesar 30 tiga puluh persen dari jumlah Penanaman Modal, dibebankan selama 6 enam tahun
masing-masing sebesar 5 lima persen per tahun, penyusutan dan amortisasi yang dipercepat dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5
lima tahun.
95 | P a g e
LATIHAN
X Ltd dan Y Ltd perusahaan yang berkedudukan di Singapura, sepakat mendirikan PT Z dengan tempat kedudukan di Indonesia. PT mendapat fasilitas pengurangan
penghasilan neto sebesar 30 dari jumlah Penanaman Modal yang dilakukan. Penanaman modal yang dilakukan adalah sebesar Rp 60.000.000.000. Tahun 2010
perusahaan melaporkan penghasilan netto komersial sebesar Rp 30.000.000.000 yang terdiri dari penghasilan netto dalam negeri Rp 25.000.000.000 dan penghasilan
netto luar negeri Rp 8.000.000.000 dengan pajak yang telah dibayar di luar negeri Rp 850.000.000. Koreksi fiskal positif Rp 2.500.000.000 dan koreksi fiskal negatif Rp
450.000.000. Kredit pajak atas PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain terdiri dari PPh pasal 22 Rp 250.000.000 dan PPh pasal 23 Rp 600.000.000. Angsuran
PPh pasal 25 yang telah dibayar sendiri oleh perusahaan sebesar Rp 4.000.000.000. Berapa PPh terutang dan PPh Kurang lebih bayar PT Z?
96 | P a g e
BENTUK USAHA TETAP BUT