Penghasilan Dari Usaha Atau Pekerjaan Bebas.

61 | P a g e d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; e. kerugian selisih kurs mata uang asing; f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia; g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan; h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat tertentu: i. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah j. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; k. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; dan l. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagi wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan, apabila penghasilan bruto setelah pengurangan didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 lima tahun. Namun ada beberapa pengeluaranbiaya yang menurut ketentuan perpajakan sesuai pasal 9 UU PPh tidak dapat dikurangkan, antara lain : a. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya b. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan; c. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan 62 | P a g e pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; d. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; e. Pajak Penghasilan; f. pembentukan atau pemupukan dana cadangan g. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan. Dalam penghitung penghasilan kena pajak kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri juga diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 UU PPh. PPh terutang untuk orang pribadi dihitung dengan mengalikan tarif pasal 17 terhadap penghasilan kena pajak. Adapun besarnya tarif pasal 17 adalah sebagai berikut : Tabel V.4 Tabel Tarif Pajak Pasal 17 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak sampai dengan Rp50.000.000,00 5 di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00 15 di atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 25 di atas Rp500.000.000,00 30 63 | P a g e

3. Penghasilan Lainnya.

Beberapa jenis penghasilan lainnya sesuai dengan ketentuan UU PPh dilakukan pemotongan atau pemungutan PPh oleh pihak ketiga atau dilakukan pelunasan oleh wajib pajak sendiri, baik yang bersifat final maupun tidak final, diantaranya : PPh Pasal 4 ayat 2 bersifat final Penghasilan yang dikenakan PPh final antara lain : a. Dividen, dengan tarif 10 dari jumlah bruto b. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara dengan tarif 20 dari jumlah bruto bunga c. penghasilan berupa hadiah undian, dengan tarif 25 dari jumlah bruto hadiah d. penghasilan dari transaksi saham di bursa efek dengan tarif 0,1 x Nilai Transaksi, dan tambahan 0,5 untuk saham pendiri e. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah danatau bangunan dengan tarif 5 dari nilai mana yang lebih tinggi antara harga jual dan nilai jual objek pajak menurut data PBB. Dalam hal yang melakukan penjualan perusahaan real estate jika tanah dan bangunan merupakan rumah sederhana maka dikenakan tarif 1 f. penghasilan dari persewaan tanah danatau bangunan, dengan tarif 10 dari penghasilan bruto PPh Pasal 22 PPh pasal 22 dikenakan antara lain : a. Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan BUMNBUMD sebesar 1,5 dari Harga Pembelian b. Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari pedagang pengumpul sebesar 0,5 Harga Pembelian tidak termasuk PPN PPh Pasal 23 PPh pasal 23 dikenakan antara lain : a. Bunga, tarif 15 x Jumlah Bruto b. Royalti, tarif 15 x Jumlah Bruto 64 | P a g e c. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 , tarif 15 x Jumlah Bruto d. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 2 , tarif 15 x Jumlah Bruto e. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, tarif 15 x Jumlah Bruto

4. Penghitungan PPh Kurang atau Lebih dibayar.

Pada akhir tahun pajak ekspatriat dengan status sebagai wajib pajak dalam negeri harus menghitung PPh kurang bayar PPh pasal 29 atau lebih bayar dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. PPh kurang bayar PPh pasal 29 atau lebih bayar dihitung dengan mengurangkan penghasilan kena pajak dengan kredit pajak baik yang dipotong pihak lain maupun dibayar sendiri PPh pasal 25. Contoh : Mr John seorang ekpatriat sudah 5 tahun tinggal di Indonesia. Penghasilan selama tahun 2010 sebagai berikut :  Penghasilan dari luar negeri negara asal Rp 50.000.000 dengan pajak yang telah dibayar di luar negeri Rp 2.500.000.  Penghasilan dari dalam negeri Indonesia terdiri dari penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas Rp 150.000.000 dan sebagai karyawan Rp 100.000.000 dengan dipotong PPh pasal 21 Rp 17.000.000. Selain itu Mr John mempunyai kredit pajak berupa PPh yang dipotong pihak lain yaitu PPh pasal 22 sebesar Rp 5.000.000 dan PPh pasal 23 sebesar Rp 10.000.000. Angsuran PPh pasal 25 yang sudah dibayar sendiri oleh Mr John sebesar Rp 5.000.000 Penghitungan PPh kurang lebih bayar sebagai berikut Penghasilan neto dari luar negeri 50.000.000 Penghasilan neto dari dalam negeri Dari usaha atau pekerjaan bebas 150.000.000 Sebagai karyawan 100.000.000