Hubungan Struktural Antara Peubah Laten

206 untuk menanggung kerugian atau keuntungan berjalan adil, sehingga keinginan untuk bermitra menjadi lebih kuat.

3. Hubungan Struktural Antara Peubah Laten

Peubah laten dari komponen technoware terdiri dari kandang, pemeliharaan, dan pengendalian hama, serta penyakit. Hasil analisis menunjukkan peubah pemeliharaan berpengaruh nyata secara statistik terhadap kinerja finansial dengan koefisien estimasi adalah 0,61, nilai-t 3,24, dan koefisien determinasi R 2 Peubah laten yang berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial adalah sistem pemeliharaan ayam. Peubah indikator yang berpengaruh kuat terhadap sistem pemeliharaan ayam adalah tingkat kematian dan efisiensi makanan. adalah 0,48, sedangkan kedua peubah lainnya yaitu kandang dan pengendalian hamapenyakit tidak nyata pengaruhnya secara statistik terhadap kinerja finansial dengan koefisien estimasi adalah 0,015; -0,0084, dan nilai-t 0,19; -0,12 Tabel 36. Kandang berpengaruh tidak nyata terhadap kinerja finansial dengan estimasi dan nilai-t adalah 0,015 dan 0,19. Pembuatan kandang oleh peternak sebelum kemitraan dijalankan umumnya mendapat bimbingan perusahaan inti agar sesuai dengan ukuran dan kapasitas yang diharapkan, serta biaya yang rendah. Kandang yang dibangun dengan biaya yang lebih rendah, beban keuangan akan semakin ringan untuk mengembalikan permodalan investasi yang sudah dikeluarkan. Dalam konteks ini, hal yang perlu diprioritaskan adalah yang berkaitan dengan pencapaian kinerja finansial, sehingga perlu diprioritaskan membangun kandang dengan biaya rendah dengan kapasitas tertentu. 207 Semakin rendah tingkat kematian ayam dan FCR, semakin baik kinerja finansialnya. Pengaruh kinerja finansial terhadap tingkat keberhasilan kemitraan adalah nyata secara statistik dengan koefisien estimasi adalah 0,20, nilai-t 2,13 dan R 2 Dalam analisis pengaruh kinerja finansial terhadap tingkat keberhasilan pada awalnya diduga terdapat pengaruh dari komponen orgaware sebagai peubah eksogen. Namun, hasil analisis tersebut yang terdiri dari enam peubah laten yaitu : 1 kepemimpinan, 2 otonomi kerja, 3 pengarahan, 4 keterlibatan, 5 iklim =0,30, sedangkan kinerja operasional dan kinerja kerjasama tidak nyata. Kerjasama kemitraan antara peternak plasma dan perusahaan inti melalui pola PIR dapat dipertahankan apabila seluruh ketentuan yang disyaratkan dalam perjanjian dapat dipenuhi kedua pihak yang bermitra. Persyaratan utama yang harus dipenuhi peternak plasma untuk menjaga keberlanjutan kemitraan adalah perolehan laba usaha dari setiap siklus produksi. Laba berupa keuntungan kotor yang tinggi dapat dicapai apabila tingkat kematian dan FCR dalam pemeliharaan ayam rendah. Kedua faktor tersebut dijadikan tolok ukur utama dari tingkat keberhasilan usaha plasma dan dijadikan dasar pertimbangan dalam sistem pemberian bonus bagi peternak plasma. Kondisi berbeda jika peternak mengalami kerugian usaha. Kerugian usaha yang terjadi secara berturut-turut sebanyak tiga kali siklus produksi, perusahaan inti berhak menghentikan kerjasama secara sepihak bagi peternak tersebut. Peternak dengan hasil produksi yang merugi secara terus-menerus tersebut dianggap tidak memiliki kemampuan beternak atau tidak serius dalam menjalankan usahanya. 208 inovasi, dan 6 kepatuhan perusahaan, tidak nyata pengaruhnya terhadap kinerja finansial dengan nilai-t adalah -0,12; 0,058; -0,045; -0,82; dan 0,45. Pengaruh nyata kinerja finansial terhadap tingkat keberhasilan kemitraan hanya terjadi pada sistem pemeliharaan ayam seperti telah diuraikan di muka. Dugaan awal terhadap kinerja kerjasama dipengaruhi oleh komponen humanware yang terdiri dari lima peubah laten yaitu : 1 kreativitas, 2 orientasi prestasi, 3 orientasi afiliasi, 4 kewirausahaan, dan 5 orientasi integritas waktu. Namun, hasil analisis menunjukkan hanya satu peubah yang berpengaruh nyata adalah kreativitas dengan koefisien estimasi 0,29, nilai-t 2,97 dan R 2 =0,13. Kreativitas peternak plasma sangat ditentukan oleh kemampuan teknis pemeliharaan ayamnya dengan koefisien estimasi 1,41, dan R 2 Kinerja operasional tidak nyata pengaruhnya terhadap keberhasilan kemitraan dengan koefisien estimasi adalah -0,62, nilai-t -0,42, dan R =1,00 Tabel 34. Semakin tinggi kemampuan teknis pemeliharaan ayam yang dimiliki peternak plasma berdampak semakin kreatif. Semakin tinggi kreativitas peternak plasma dalam menjalankan usahanya berdampak kepada penguatan kemandirian. Hal ini mengakibatkan adanya kecenderungan berkurangnya keinginan peternak plasma untuk mempertahankan kemitraan yang dijalankannya. Namun, secara statistik tidak nyata pengaruhnya. Kondisi tersebut ditunjukkan adanya hasil analisis pengaruh kinerja kerjasama terhadap keberhasilan kemitraan dengan koefisien estimasi bertanda negatif adalah -0,12 dan nilai-t adalah -1,70 nilai-t 1,96 Gambar 20 dan Lampiran 5. 2 =0,30 Gambar 20 dan Lampiran 5. Koefisien estimasi dengan tanda negatif -0,62 berarti terdapat kecenderungan pada peternak plasma, bahwa semakin tinggi 209 kinerja operasional peternak plasma dalam menjalankan usahanya akan berdampak kepada penurunan tingkat keberhasilan kemitraan. Hal ini disebabkan pengaruh nyata dari ke-tiga peubah penentu yaitu sumber daya manusia, inovasi teknologi, dan litbang pembahasan pada sub-bab kinerja operasional dari Tabel 31. Sedangkan komponen inforware sebagai peubah eksogen yang terdiri dari tiga peubah laten yaitu : 1 akses informasi, 2 keterkaitan informasi, dan 3 kemampuan komunikasi, tidak nyata pengaruhnya terhadap kinerja operasional dengan koefisien estimasi, dan nilai-t secara berturut-turut adalah -22,49 dan - 0,40; 42,42 dan 0,40; -31,72 dan -0,40 Tabel 36. Tingkat keterampilan peternak plasma dalam menjalankan usahanya, seiring dengan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin terampil. Keterampilan yang semakin tinggi tersebut berpengaruh kepada peningkatan kemampuan untuk berinovasi, penelitian dan pengembangan dalam pengelolaan usahanya. Dengan demikian, ke-tiga faktor penentu tersebut mendorong peternak plasma kearah kemandirian dan cenderung berkurang minatnya untuk melanjutkan kemitraan dalam menjalankan usahanya. Pembahasan dari ke-empat komponen teknologi THIO hasil penelitian ini sebagaimana diuraikan di muka, merupakan satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan pola kemitraan usaha ternak ayam broiler. Upaya peningkatan kinerja usaha pada pola kemitraan tersebut perlu memprioritaskan kegiatan berdasarkan faktor-faktor penentu pada THIO. Dengan demikian usaha pola kemitraan yang dibangun dapat lebih berhasil dan berdaya saing. 210

G. Kelayakan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging

Usaha ternak ayam ras pedaging masyarakat dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui pola kemitraan. Perbandingan kelayakan usaha dari kedua pola tersebut dilakukan untuk mengetahui pola mana yang tepat bagi peternak yang umumnya memiliki modal terbatas dalam menjalankan usahanya. Analisis dari segi finansial untuk kedua pola tersebut menunjukkan hasil yang layak. Hasil perhitungannya dibahas di bawah ini. Perbandingan antara kedua cara tersebut dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa usaha dengan pola kemitraan lebih layak dibandingkan dengan usaha secara mandiri. Beberapa kendala yang ditemui pada usaha mandiri, antara lain fluktuasi harga pasar yang tinggi dan cepat, meliputi harga sarana produksi ternak dan ayam hidup. Hal ini dapat mengakibatkan peternak mengalami kerugian. Segala risiko yang timbul akibat faktor luar tersebut harus ditanggung sendiri oleh peternak. Terdapat situasi yang berbeda pada usaha yang dijalankan dengan pola kemitraan, timbulnya risiko kerugian sebagai akibat faktor luar fluktuasi harga pasar ditanggung bersama secara adil melalui perjanjian kerjasama untuk menjamin harga sarana produksi ternak maupun ayam hidup sebelum usaha dijalankan. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang kelayakan usaha pada pola mandiri dan pola kemitraan maka dilakukan perhitungan rugi-labanya. Perhitungan didasarkan pada rerata harga-harga sapronak dan ayam broiler hidup pada tahun 2004-2008 untuk pemeliharaan ayam 5.000 ekor per siklus produksi. Untuk analisis kebutuhan modal usaha dilakukan penghitungan meliputi