0.26 0.60 1.41 Kinerja Operasional Variabel Endogen

180 X21 0.00 X26 1.64 X30 1.07 X36 0.00 X41 0.00 X43 2.00 X44 0.86 X45 1.30 X49 0.00 X53 0.00 X56 0.00 X59 1.08 X61 1.77 X62 1.55 X65 1.62 X66 1.68 X67 1.48 X68 1.42 X69 1.74 X70 1.58 X71 1.76 X72 1.51 X74 1.42 X76 1.70 X78 1.18 X81 1.18 X83 1.60 X85 1.29 X86 1.60 X88 0.00 X90 2.00 X94 1.15 X95 1.93 X100 0.00 X101 1.89 KANDANG PLIHARA PHP KRE PRES AFILI WIRA WAKTU AKSES KAIT KOM PIN OTO ARAH LIBAT INOV PATUH KF KO KKER KKEM Y1 0.05 Y2 1.95 Y5 1.90 Y6 1.99 Y8 1.51 Y9 1.48 Y10 1.51 Y11 0.00 Y13 1.93 Y14 1.94 Y20 1.93 Y21 1.88 Y24 0.00 Chi-Square=2049.75, df=930, P-value=0.00000, RMSEA=0.086 1.40 -0.23 -0.32

0.02 0.65

0.72 0.70

1.41 0.26

0.21 0.26 0.35 1.40

1.00 0.60

0.97

1.00 1.41

0.05 1.07 0.84 1.00 1.00

1.00 0.96

0.48 0.67

0.61 0.57

0.72 0.76 0.51

0.64 0.51

0.70 0.76

0.54 0.91

0.91 0.63

0.84 0.63

1.41 -0.05

0.92 0.27

1.41 0.33

0.20 -0.62

-0.12 0.01

0.61 -0.01

-0.12 0.01 -0.01 -0.11

0.08 -0.06

-22.49 42.42 -31.72 0.29 -0.26 -0.02 -0.05 -0.05

0.26 0.00

0.33 0.25

0.37 -0.07 Gambar 20. Diagram Lintas Hubungan Struktural Faktor-faktor Kunci Technoware, Humanware, Inforware,Orgaware dan Estimasi Pengaruhnya pada Usaha Plasma dalam Pola Kemitraan Ayam Broiler 181 Tabel 31. Kontribusi Pengaruh Faktor-faktor Kunci Peubah Endogen dalam Pola Usaha Kemitraan Ayam Broiler Peubah Laten dan Lambang Indikator Lambang Peubah Esti- masi Nilai-t R 2 Kinerja Finansial 1 1.Keuntungan kotor y 1 1,40 n 12,76 0,97 2.Modal kerja dibanding aset total y 2 0,23 o -2,05 0,026 3.Nilai jual dibanding aset total y 5 -0,32 o -2,89 0,052 Kinerja Operasional 2 1.Sumber daya manusia y 8 0,65 o 0,42 0,22 2.Inovasi teknologi y 9 0,72 o 0,42 0,26 3.Penelitian dan pengembangan y 10 0,70 o 0,42 0,25 Kinerja Kerjasama 3 1.Fleksibilitas y 11 1,41 o 17,58 1,00 2.Ketergantungan mitra y 13 0,26 o 2,32 0,033 3.Turut memecahkan masalah y 14 0,21 o 1,92 0,022 Keberhasilan Kemitraan 4 1.Keuntungan bersih y 20 0,26 o 2,31 0,033 2.Jangka waktu penerimaan y 21 0,35 I 3,14 0,060 3.Pertumbuhan produktivitas y 24 1,40 o 16,09 1,00 Keterangan : Superskrip pada kolom 3 adalah skala pengukuran : i = interval; o = ordinal; dan n = nominal. Nilai-t adalah peubah dengan pengaruh yang signifikan 1,96. Berdasarkan Tabel 31 hasil analisis SEM terhadap peubah endogen diuraikan sebagai berikut : a Kinerja finansial Dari analisis terhadap enam peubah kunci yang berhubungan dengan kinerja finansial diperoleh dua peubah yang berpengaruh nyata secara statistik yaitu : 1 keuntungan kotor dengan koefisien 1,40, nilai-t 12,76, R 2 =0,97 dan 2 rasio modal kerja terhadap aset total -0,23; -2,05; dan 0,026, 3 rasio nilai jual hasil produksi terhadap aset total -0,32, nilai-t -2,89, dan R 2 =0,052, 4 pengembalian ekuitas 0,019; 0,11; dan 0,00018 Tabel 31. 182 Hasil analisis tersebut konsisten jika dibandingkan pengukuran secara mandiri untuk komponen THIO. Kinerja finansial dapat dijelaskan 97 dari keuntungan kotor, rasio modal kerja terhadap aset total adalah 2,6 , dan rasio nilai jual hasil produksi terhadap aset total adalah 5,2 , sedangkan faktor pengembalian ekuitas berpengaruh tidak signifikan. Dengan demikian peningkatan keuntungan kotor dari hasil usaha menjadi faktor penentu utama untuk meningkatkan kinerja finansial. Penelitian ini menemukan rata-rata keuntungan kotor usaha ternak plasma adalah Rp. 971,19 per ekor ayam atau adalah Rp. 33.991.776,00 per tahun per 5.000 ekor pemeliharaan dengan persentase rata-rata adalah 22,9 per tahun. Dalam analisis peubah-peubah kunci terdapat satu peubah yang tidak disertakan dalam jalannya program yaitu jangka waktu penerimaan hasil penjualan. Hal ini karena nilai hasil survei lapangan untuk peubah tersebut menunjukkan nilai yang seragam yaitu selama 12 hari kerja sejak pelaporan secara tertulis dari hasil panen terakhir kandang kosong. Pengaruh negatif dari rasio nilai jual hasil produksi terhadap aset total koefisien bertanda negatif terhadap kinerja finansial dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 karena besarnya nilai jual diperoleh dari perkalian antara bobot hidup ayam hasil panen dengan harganya. Harga ayam hidup di pasaran dipengaruhi oleh rata-rata bobotnya. Semakin besar rata-rata bobot hidup ayam, semakin berkurang harganya. Namun nilai ayam per ekornya akan semakin besar. Bobot hidup ayam yang terlalu besar mengakibatkan tingkat efisiensi pakan semakin rendah dan ditandai adanya feed conversion ratio FCR yang semakin besar, sehingga tingkat keuntungan akan menurun. Rata-rata bobot hidup 183 ayam yang optimal untuk memperoleh tingkat efisiensi yang optimal berkisar antara 1,6 – 1,8 kg per ekor, 2 nilai aset total berhubungan langsung dengan luas kandang dan berkaitan dengan kapasitas produksi yang diukur dengan tingkat kepadatan ayam sebanyak 8-10 ekor per m 2

b. Kinerja Operasional

. Dengan kondisi tersebut akan diperoleh rasio nilai jual hasil panen terhadap aset total yang optimal berkisar antara 1,47 – 1,66 perhitungan berdasarkan harga ayam hidup rata-rata Rp 15.000 per kg dan aset total Rp 16.250,-per ekor untuk tahun 2009. Dengan demikian rasio kurang atau melebihi 1,47-1,66 akan berpengaruh negatif terhadap kinerja finansial. Hasil analisis menunjukkan terdapat tiga peubah yang berpengaruh positif terhadap kinerja operasional dari empat peubah yang dicobakan, meskipun secara statistik pengaruh tersebut tidak signifikan. Tiga peubah tersebut adalah : 1 sumber daya manusia koefisien 0,65; nilai-t 0,42; dan R 2 Kinerja operasional usaha plasma dapat ditingkatkan melalui peningkatan pelatihan keterampilan pekerja. Pelatihan keterampilan yang dilakukan minimal sekali dalam setahun berdampak positif terhadap semangat pekerja, wawasan, pengetahuan, dan tanggungjawab pekerja. Penggunaan sumber daya manusia yang semakin terampil dan terdidik dalam menjalankan usaha akan semakin meningkatkan kinerja operasional. Tingkat pendidikan rata-rata peternak adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA Lampiran 4. 0,22, 2 inovasi teknologi 0,72; 0,42; dan 0,26, dan 3 penelitian dan pengembangan 0,70; 0,42; dan 0,25 Tabel 31. 184 Pembaharuan teknologi, penelitian dan pengembangan tekonologi yang dilakukan peternak plasma masih sederhana dan terbatas. Cara pemeliharaan, penggunaan peralatan semi otomatis dan pemakaian obat-obatan sering diperbarui secara berangsur-angsur berdasarkan pengalaman berproduksi dari waktu ke waktu dan pembinaan yang dilakukan oleh perusahaan inti. c Kinerja Kerjasama Dalam analisis awal terdapat sembilan peubah kunci yang diduga berpengaruh terhadap kinerja kerjasama. Hasil analisis menunjukkan adanya tiga peubah kunci yang berpengaruh nyata secara statistik nilai-t 1,96 terhadap kinerja kerjasama yaitu : 1 fleksibilitas koefisien 1,41; nilai-t 17,58; dan R 2 Fleksibilitas dijalankan dengan baik dalam operasional produksi selama terjalin kontrak kerjasama. Penjadwalan produksi, penggunaan jenis DOC, dan waktu panen dilaksanakan secara fleksibel. Jika terjadi perubahan jadwal masuknya DOC yang telah direncanakan dan disetujui kedua belah pihak antara perusahaan inti dan peternak plasma karena suatu hal, kedua belah pihak setuju untuk menetapkan jadwal baru. Perubahan jadwal maju atau mundur masuknya DOC di kandang ini dapat berasal dari peternak maupun perusahaan inti. Permintaan pengunduran jadwal dari pihak peternak dapat terjadi lebih disebabkan karena persiapan kandang belum sepenuhnya siap, misalnya peternak kesulitan menyediakan bahan litter pada umumnya menggunakan sekamkulit padi dalam jumlah yang cukup sebagai akibat dari kelangkaan pasokan. Kondisi 1,00, 2 ketergantungan mitra 0,26; 2,32; dan 0,033, dan 3 turut memecahkan masalah 0,21; 1,92; dan 0,022 Tabel 31. 185 demikian dapat terjadi pada waktu sebelum musim panen padi yaitu sekitar pertengahan bulan Januari. Kebutuhan sekam untuk pemeliharaan ayam 5.000 ekor, lebih kurang sebanyak empat ton 200 karung. Pengunduran jadwal masuknya DOC yang diajukan oleh perusahaan inti, pada umumnya disebabkan karena pasokan DOC yang kurang dari kebutuhan. Jadwal waktu panen ayam juga tidak terlalu ketat, namun fleksibel disesuaikan daya serap pasar dan ukuran rata-rata bobot ayam. Faktor lain seperti saling memberi informasi tentang administrasi, teknologi, organisasi, maupun lainnya terlaksana dengan baik. Ketergantungan mitra juga menjadi peubah yang penting pengaruhnya terhadap kinerja kerjasama. Perusahaan inti membutuhkan tempat pemeliharaan kandang yang banyak dengan populasi pemeliharaan yang banyak dan produksi yang kontinyu, sedangkan peternak plasma membutuhkan pasokan sarana produksi, dan pemasaran hasil produksi dengan harga yang pasti jaminan harga, serta pembinaan dari perusahaan inti. Kontrak kerjasama dengan jangka waktu yang semakin pendek akan lebih fleksibel dalam melakukan penyesuaian sesuai dengan perkembangan harga sarana produksi ternak dan hasil ternak di lingkungan bisnis. Kemampuan peternak untuk turut membantu memecahkan masalah umumnya seiring dengan prestasi yang dicapainya. Semakin tinggi prestasi yang dapat dicapai akan semakin tinggi tingkat kemampuan peternak dalam keikutsertaannya memecahkan masalah yang timbul selama bermitra. Selain itu sikap keterbukaan dan fleksibilitas yang dimiliki peternak cukup membantu peningkatan kemampuan tersebut. 186 Bentuk bantuan yang umum dilakukan peternak adalah : 1 peternak saling memberi informasi tentang proses produksi terkini sesuai situasi dan kondisi alam, pasar, dan teknik pemeliharaan secara langsung maupun melalui technical service TS perusahaan inti, 2 rela meminjamkan peralatan terutama saprotan dan alat suntik melalui TS, 3 menyediakan pendampingan tenaga terampil bila diperlukan. d Keberhasilan Kemitraan Tingkat keberhasilan kemitraan budidaya ayam ras pedaging diduga dipengaruhi oleh lima peubah penentu. Hasil analisis SEM menghasilkan hanya tiga peubah penentu yang berpengaruh signifikan secara statistik terhadap tingkat keberhasilan kemitraan yaitu : 1 keuntungan bersih koefisien 0,26; nilai-t 2,31; dan R 2 Pertumbuhan produktivitas merupakan peubah paling kuat pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan kemitraan, diikuti peubah jangka waktu penerimaan hasil usaha dan keuntungan bersih. Penambahan kapasitas produksi dilakukan peternak sejalan dengan hasil keuntungan bersih dari usahanya. Semakin besar keuntungan bersih yang diperoleh peternak, berdampak semakin besar kesempatan peternak untuk menambah kapasitas produksinya. =0,033, 2 jangka waktu penerimaan hasil usaha 0,35; 3,14; dan 0,060, 3 pertumbuhan produktivitas 1,40; 16,09; 1,00 Tabel 31. Dampak lain dari peningkatan perolehan keuntungan bersih oleh usaha peternak adalah peternak dapat mempersingkat jangka waktu pengembalian modal usahanya. Seperti telah dibahas di muka bahwa hasil perhitungan waktu pengembalian modal investasi pada budidaya kemitraan ayam ras pedaging adalah 187 selama empat tahun. Masa dalam satu siklus produksi relatif singkat antara 30-35 hari dengan rata-rata bobot hidup 1,7 kg per ekor, masa istirahat kandang 12-14 hari. Dengan demikian masa dari satu siklus ke siklus produksi berikutnya membutuhkan waktu 42 hari sampai 49 hari dan dapat berproduksi sebanyak tujuh kali siklus produksi per tahun. Jangka waktu pengembalian modal selama empat tahun, relatif singkat. Hal ini berpengaruh kepada tingkat kepuasan peternak plasma meskipun pengaruh peubah kepuasan tidak signifikan terhadap tingkat keberhasilan kemitraan. Sebagian besar 45 dari dua puluh tujuh peternak plasma responden menyatakan cukup puas atas hasil usahanya, sebagian yang lain menyatakan tidak puas 11 , agak puas 19 , puas 22 , dan sangat puas 3. Peubah-peubah eksogen selain peubah dalam komponen technoware, humanware, inforware, maupun komponen orgaware, juga terdapat peubah lainnya, yaitu : minat perusahaan inti, dan perusahaan inti pilihan. Minat perusahaan inti dipengaruhi oleh enam peubah indikator Tabel 14. Hasil survei menunjukkan pertambahan produksi berpengaruh terhadap minat perusahaan inti. Produksi yang semakin bertambah akan semakin mempertinggi minat perusahaan inti untuk menjalin kemitraan. Peubah yang paling berpengaruh terhadap minat perusahaan inti adalah jumlah pesaing langsung dalam kemitraan. Semakin banyak jumlah perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama pesaing langsung akan semakin tinggi minat perusahaan inti untuk bermitra. Peluang untuk memasarkan sarana produksi juga menjadi peubah yang penting dalam pengaruhnya terhadap minat perusahaan inti. Peternak plasma dalam kemitraan merupakan pasar bagi perusahaan inti untuk menjual sarana produksi DOC, 188 ransum, vitamin dan obat-obatan. Semakin banyak peternak plasma akan semakin banyak peluang perusahaan inti untuk menjual lebih banyak sarana produksi ternaknya. Kondisi tersebut akan mempertinggi minat perusahaan inti untuk bermitra. Sistem kemitraan dapat berjalan dengan baik tergantung kepada komitmen kedua belah pihak yang bermitra, dalam hal ini yaitu perusahaan inti dan peternak plasma. Faktor pemilihan perusahaan inti menjadi penting untuk mencapai hasil kemitraan yang optimal. Peubah pemilihan perusahaan inti ditentukan oleh 13 indikator Tabel 14. Hasil survei kepada para responden bagi ketiga belas peubah tersebut secara konsisten dan seragam memberi nilai yang tinggi berskala 4 dari skala 1 sampai 5. Ke-tiga belas peubah tersebut menjadi peubah yang penting pengaruhnya terhadap keberhasilan kemitraan.

2. Variabel Eksogen a. Komponen

Technoware Perangkat keras technoware merupakan satu di antara empat perangkat penting yang menjadi satu kesatuan dalam sistem kemitraan ayam broiler. Analisis terhadap komponen technoware terdiri dari dua puluh peubah teramati peubah indikator dikelompokkan ke dalam tiga kelompok teknologi yaitu : 1 kandang, 2 pemeliharaan ayam, dan 3 pengendalian hama dan penyakit. Peubah kandang terdiri dari lima peubah indikator yaitu lantai kandang, tinggi kandang, lebar kandang, dinding kandang, dan panjang kandang. Hasil survei lantai kandang, lebar kandang, dan panjang kandang bernilai sama dengan nilai berkategori tinggi dan bernilai sama dari dua puluh tujuh peternak responden.