50 kondisi kerja, jaminan kerja jangka panjang, dan sebagainya Mangkuprawira
2003. Wardani 2009, melaporkan hasil penelitiannya tentang pengaruh
kompensasi, keahlian dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Muara Tawar, menemukan
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari ke-tiga variabel tersebut terhadap prestasi kerja karyawan. Jumlah pembayaran kepada karyawan
dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya merupakan suatu ukuran nilai atau karya mereka atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan Umar 2003. Sistem insentif dari perolehan laba digunakan dalam pemberian insentif kepada karyawan kontrak berdasarkan peningkatan
kinerjanya diterapkan di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Probolinggo Nurmianto, Siswanto, dan Sapuwan 2006.
c. Orientasi afiliasi
Orientasi afiliasi dapat diukur berdasarkan kemampuan bekerjasama dan bertanggung jawab Alkadri et al. 2001. Berdasarkan teori prestasi
McClelland, bahwa kebutuhan sosial akan afiliasi adalah perhatian yang tinggi atas pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan hubungan sosial. Dengan
demikian kebutuhan afiliasi berisi adanya keinginan untuk bersahabat, lebih mementingkan aspek-aspek pekerjaan pribadinya, ingin disukai dan diterima
orang lain, lebih senang bekerjasama dari pada situasi kompetitif, senang bergaul, berusaha mendapat persetujuan dari orang lain, melaksanakan tugas-
tugas secara lebih efektif bila bekerja dengan orang lain dalam suasana
51 kerjasama Reksohadiprodjo Handoko 1992; Gibson et al. 1996; Munandar
2001. Pola hubungan antar tenaga kerja bersifat hubungan ketergantungan,
yaitu saling memerlukan dan saling mempengaruhi. Kelompok dapat memenuhi kebutuhan akan afiliasi bagi tenaga kerja untuk berhubungan
dengan orang lain, rasa diperhatikan, dan diterima dalam kelompok. Kelompok dapat memotivasi anggotanya untuk mencapai prestasi yang
bermutu. Dalam proses pemecahan masalah, jika data yang diperlukan tersebar pada beberapa orang, maka kelompok merupakan wadah untuk dapat
menghasilkan gagasan baru dan jawaban yang kreatif Munandar, 2001.
d. Kapasitas menanggung risiko
Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko 1992 serta Hermawati et al. 2002, keinginan mengambil tugas yang dapat bertanggung jawab secara
pribadi berhubungan dengan kebutuhan prestasinya. Sikap untuk berani menanggung risiko atas keputusan perbuatan pribadi seseorang berhubungan
dengan kebutuhan kekuasaan bagi dirinya. Kebutuhan kekuasaan tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, peka
terhadap struktur pengaruh antar pribadi atau kelompok atau organisasi. Organisasi yang mempunyai prestasi merupakan kriteria dalam memilih
organsasi untuk dimasukinya. Sebagai anggota dalam kemitraan, peternak selalu berusaha untuk aktif menjalankan kebijaksanaan perusahaan inti, dan
mencoba membantu orang lain walaupun tidak diminta. Keberanian menanggung risiko juga berhubungan dengan adanya pribadi yang selalu
52 mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya, membuat orang
lain terkesan, menjaga regulasi dan kedudukannya. Hal ini akan menjadi sifat dasar yang mempunyai implikasi pengembangan usaha khususnya ayam
broiler melalui kemitraan dengan faktor kunci adalah : 1 tingkat kerjasama yang tinggi, 2 hubungan yang luas dengan para pihak, dan 3 hubungan
jangka panjang.
e. Orientasi integritas waktu