90
H. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Beberapa kajian tentang faktor-faktor penentu untuk memperbaiki kinerja organisasi telah dilakukan, antara lain yang digunakan sebagai sumber informasi
dalam penelitian ini. Nurmianto et al. 2006 melaporkan hasil penelitiannya tentang penilaian kinerja karyawan Dinas Pekerjaan Umum PU kota
Probolinggo, khususnya Sub Dinas Pengairan berbasis kompetensi menghasilkan tingkat kepentingan dari faktor-faktor yang berpengaruh yaitu : 1
kemampuan manajerial dengan koefisien estimasi 0,200, yang terdiri dari disiplin 0,318, melayani 0,289, berprestasi 0,151, proaktif 0,140, dan
komitmen pada organisasi 0,102, dan 2 kemampuan teknik 0,800 terdiri dari memimpin 0,500, dan kerjasama 0,500.
Dalam bidang pendidikan juga telah dilakukan kajian faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi KBK oleh
Indrawati 2006. Penelitian tersebut menemukan faktor-faktor pengetahuan, keterampilan, dan motivasi secara simultan berpengaruh adalah 24 terhadap
kinerja guru matematika dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi KBK pada Sekolah Menengah Atas Kota Palembang, sedangkan keberhasilan
pelaksanaan KBK dipengaruhi faktor sikap, inisiatif, kreativitas, dan inovasi. Kajian Almigo 2004, menemukan hubungan positif yang signifikan
antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja, semakin tinggi kepuasan kerja yang diterima, semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Tampubolon 2007,
melaporkan hasil penelitiannya bahwa faktor gaya kepemimpinan dan etos kerja memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap peningkatan kinerja
pegawai organisasi. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku dan strategi
91 dari kombinasi antara falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap, yang sering
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Etos kerja diartikan norma-norma yang bersifat mengikat dan
ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam
kehidupan kekaryaan para anggota suatu organisasi. Umah dan Wiratmadja 2008 melaporkan hasil penelitiannya dengan
judul “Penentuan Strategi Peningkatan Nilai Tambah Berdasarkan Penilaian Kandungan Teknologi pada Produk IKM Mebel di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta” bahwa teknologi merupakan faktor penentu dalam menciptakan keunggulan daya saing dari suatu perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa komponen teknologi THIO dan komponen utama daya saing industri kecil sektor pangan terdapat hubungan yang signifikan antara tiga komponen
teknologi yaitu technoware, inforware, dan orgaware dengan tiga faktor utama daya saing yaitu faktor fleksibilitas, inovasi, dan pengiriman.
Joefrie 2007 melaporkan hasil penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Teknologi dengan Pendekatan Teknometrik dan Analytical
Hierarchy Process AHP di Pabrik Gula Gempol Krep Mojokerto” bahwa komponen inforware terindikasi memiliki kesenjangan nilai relatif paling besar,
sehingga direkomendasikan untuk menjadi prioritas dalam membuat strategi pengembangan teknologi di pabrik gula tersebut. Namun, jika dikaji dari tingkat
kepentingan atau besarnya intensitas, prioritas pertama pengembangan teknologi adalah komponen technoware. Kontribusi masing-masing komponen teknologi
adalah technoware adalah 0.73 dengan intensitas 0.46, orgaware adalah 0.67
92 dengan intensitas 0.33, humanware adalah 0.57 dengan intensitas 0.16, serta
inforware adalah 0.40 dengan intensitas 0.05. Penelitian yang dilakukan Arsyad 2006 dengan judul “Assessment
Teknologi Proses Produksi Press Tools di PT. Kenza Presisi Pratama dengan Menggunakan Pendekatan Teknometrik” menemukan tingkat kepentingan dari
masing-masing komponen teknologi melalui pendekatan metode Analytical Hierarchi Process AHP yaitu komponen technoware dengan nilai kontnbusi
adalah 0,599, yang diikuti oleh komponen humanware dengan nilai kontnbusi 0,171, selanjutnya komponen inforware dengan nilai kontribusi 0,168, dan
komponen terakhir adalah orgaware dengan nilai kontribusi adalah 0,062, serta nilai Technology Contribution Coefficient TCC adalah 0,630. Dengan hasil
tersebut menunjukkan komponen technoware merupakan komponen paling utama dalam manajemen PT. Kenza Presisi Pratama.
93
III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Konseptual
Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keuntungan dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk
dipahami hubungan dan keterkaitannya. Variabel-variabel yang berpengaruh dalam sistem kemitraan terdiri dari variabel teramati observed variables dan
variabel tidak teramati atau variabel-variabel laten. Untuk pemecahan masalah pengukuran pengaruh dan mengetahui hubungan kausal antara variabel-
variabel tersebut memerlukan metode yang tepat. Salah satu metode yang tepat untuk memecahkan masalah pengukuran dan hubungan kausal variabel-
variabel laten adalah Structural Equation Modelling SEM. SEM memiliki kemampuan antara lain : 1 dapat menghasilkan estimasi terhadap multiple
interrelated dependence relationships, 2 menunjukkan konsep-konsep tidak teramati serta hubungan-hubungan yang ada di dalamnya, dan perhitungan
kesalahan-kesalahan pengukuran dalam proses estimasi Hair et al. 1998, diacu dalam Wijanto 2008. Dengan demikian, penggunaan SEM untuk
membantu memecahkan masalah sesuai tujuan dalam penelitian ini adalah tepat.
Upaya untuk meningkatkan tingkat keuntungan dan keberlanjutan usaha plasma serta manfaat bagi perusahaan inti dalam kemitraan tersebut dapat
dilakukan dengan pendekatan penerapan tingkat teknologi usaha plasmanya. Untuk tujuan tersebut perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor teknologi
yang terdiri dari empat komponen teknologi, yaitu technoware, humanware,