202 berproduksi dievaluasi untuk mengetahui faktor utama apa yang berpengaruh
dominan pada suatu kasus siklus produksi tertentu. Faktor utama tersebut dapat berasal dari tingkat penerapan THIO maupun faktor alam. Penerapan THIO pada
teknologi tingkat madya teknologi tepat guna relatif dapat dikendalian peternak, namun faktor alam tidak dapat dikendalikan peternak.
Pemeliharaan dengan sistem terbuka sangat dipengaruhi oleh cuaca harian. Cuaca harian yang buruk dapat menurunkan daya tahan tubuh ayam yang
dipelihara dan bahkan dapat mengakibatkan kegagalan produksi karena terserang penyakit. Pengaruh buruk tersebut dapat dikurangi dengan penerapan
pemeliharaan yang tepat. Semakin banyak informasi yang dibuat maupun yang berhasil
dikumpulkan membutuhkan biaya yang lebih besar dan berdampak positif terhadap penerapan komponen inforware. Dampak positif tersebut memberi
peluang bagi peternak untuk lebih meningkatkan keberhasilan usahanya melalui peningkatan mutu informasi yang dibuat maupun yang dikumpulkan oleh
peternak.
d. Komponen Orgaware
Perangkat organisasi dianalisis berdasarkan dua puluh tujuh indikator menghasilkan enam peubah indikator yang berpengaruh nyata terhadap
komponen orgaware gaya kepemimpinan, motivasi diri dan dorongan berprestasi, kedewasaan, pendelegasian tugas dan tanggungjawab, kemandirian
bekerja, perencanaan, orientasi teknologi Tabel 36.
203 Tabel 36. Kontribusi Pengaruh Faktor-faktor Kunci dari Komponen Orgaware
Plasma dalam Pola Usaha Kemitraan Ayam Broiler Peubah Laten
dan Lambang Indikator
Lambang Peubah
Estimasi Nilai-t R
2
1.KEPEMIMPINAN ξ
14
1. Gaya kepemimpinan x
75
0,54
o
4,51 0,15
2.Motivasi diri dan dorongan untuk berprestasi
x
76
0,91
o
6,64 0,41
3. Kedewasaan x
78
0,91
o
6,64 0,41
2. OTONOMI KERJA ξ
15
1. Pendelegasian tugas dan tanggungjawab
x
81
0,91
o
7,02 0,41
2. Kemandirian bekerja x
83
0,63
o
5,27 0,20
3. PENGARAHAN ξ
16
1. Perencanaan x
85
0,84
o
6,42 0,36
2. Pemikiran strategis x
86
0,63
o
5,13 0,20
4. KETERLIBATAN PERUSAHA-AN
ξ
17
1.Kebanggaan dalam kemitraan
x
88
1,41
o
17,90 1,00
2.Peluang pengembangan x
90
-0,051
o
-0,45 0,0013
5.IKLIM INOVASI ξ
18
1. Orientasi teknologi x
94
0,92
o
4,24 0,42
2.Kepekaan terhadap perubahan lingkungan bisnis
x
95
0,27
o
2,20 0,037
6. KEPATUHAN PERUSAHAAN
ξ
19
1. Keinginan bermitra x
100
1,41
o
17,91 1,00
2. Keseimbangan insentif dan risiko
x
101
0,33
o
3,00 0,054
Keterangan : Superskrip pada kolom 3 adalah skala pengukuran : i = interval; o = ordinal; dan n = nominal.
Nilai-t 1,96 adalah peubah dengan pengaruh yang signifikan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan peternak umumnya berdasarkan kemampuan teknis dan perilaku peternak yang bersangkutan. Pelaksanaan
tugaskerja karyawan sesuai keinginan atasan dengan motivasi sedang untuk berprestasi, kecepatan memahami dan kepedulian terhadap situasikondisi yang
timbul, serta keterampilan bersosialisasi, kepedulian mengemukakan gagasan pada tingkat sedang. Hal ini terjadi karena pada umumnya organisasi plasma
peternak masih sederhana dengan jumlah anggota dua sampai empat karyawan yang dipimpin langsung oleh pemilik, serta tingkat pendidikannya relatif rendah
rata-rata lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Karyawan dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah tersebut relevan dengan tingkat keterampilan
204 yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat teknologi yang digunakan yakni
teknologi tepat guna. Pendelegasian tugas dan tanggungjawab dari pemilik kepada karyawan,
keterikatan pada peraturan dan prosedur organisasi, serta kemandirian dalam melaksanakan tugas masih pada tingkat sedang. Karyawan bertanggungjawab
hanya pada pekerjaan yang bersifat teknis operasional pemeliharaan ayam seperti memberi makanminum, menjaga kenyamanan ayam mengatur tingkat
kepadatan ayam, tirai dinding kandang, menjalankan kipas, penerangan, menjaga kebersihan kandang dan peralatan, seleksi ayam memisahkan ayam
sakit, cacat, ataupun kerdil, dan mengubur ayam yang mati serta mencatat penggunaan pakan harian, hasil timbang ayam mingguan, dan jumlah kematian
harian. Ketepatan waktu dalam menjalankan tugas dan partisipasi pemikiran
strategis oleh karyawan pada tingkat sedang. Pelaksanaan kegiatan tidak selalu sesuai perencanaan. Sumbangan pemikiran strategis pada umumnya terbatas
pada kapasitas pemeliharaan ayam per orang, dan masa istirahat kandang. Seorang karyawan yang telah terampil dan berpengalaman mampu memelihara
6.000 ekor per siklus pemeliharaan dengan sistem all in all out ayam dalam satu umur, sehingga dapat memperoleh penghasilan yang cukup layak.
Sistem pengupahan pada umumnya dijalankan dengan cara borongan yang dihitung per ekor dari jumlah ayam yang dipelihara mulai dari persiapan kandang
sampai panen. Karyawan mendapat tambahan pendapatan melalui kegiatan bongkarmuat ransum, pembersihan, pencuciansanitasi kandang setelah panen,
pengerukan kotoran ayam, penangkapan ayam saat panen, dan uang makan.
205 Total pendapatan dalam satu periode produksi 40 hari adalah sekitar
Rp. 2.750.000,-per orang. Pengosongan kandang dari periode satu ke periode berikutnya masa istirahat kandang selama 12 – 14 hari cukup untuk memberi
kesempatan kepada karyawan untuk beristirahat di rumah masing-masing. Pengawasan kinerja karyawan sering dilakukan tidak setiap waktu dan
dievaluasi setiap minggu sekali. Kepatuhan karyawan terhadap peraturan perusahaan, dan kebanggaan keikut-sertaan dalam kemitraan berada pada tingkat
sedang, serta komunikasi antara pemilik dengan karyawan cukup lancar rata-rata bernilai skala 3 dari nilai skala 5. Peluang pengembangan perusahaan cukup
besar. Setiap plasma diberi kesempatan untuk mengembangkan usahanya oleh perusahaan inti.
Evaluasi kinerja perusahaan dilakukan secara rutin mingguan berdasarkan catatan meliputi rata-rata bobot badan ayam mingguan yang dicapai, jumlah
konsumsi ransum, dan kematian ayam harian. Perhatian dan kepedulian terhadap penelitian dan pengembangan, serta perbaikan teknologi cukup tinggi. Seiring
dengan informasi yang didapatkan, peternak cukup tanggap untuk segera menyesuaikannya. Peternak juga sering melakukan pengamatan terhadap
perubahan lingkungan bisnis seperti misalnya adanya perternak baru dalam lingkup perusahaan inti yang sama maupun perusahaan inti lainnya. Namun
faktor ini berpengaruh lemah terhadap tingkat keberhasilan kemitraan. Tingkat kejujuran dan kepercayaan antara plasma dan perusahaan inti
cukup tinggi rata-rata bernilai skala 3 dari nilai skala 5. Kedua faktor tersebut berpengaruh kuat terhadap keberhasilan kemitraan. Kemudahan berkomunikasi
antar sesama plasma, antara plasma dengan perusahaan inti, dan tingkat keadilan
206 untuk menanggung kerugian atau keuntungan berjalan adil, sehingga keinginan
untuk bermitra menjadi lebih kuat.
3. Hubungan Struktural Antara Peubah Laten