Analisis Kelembagaan Komponen-komponen Teknologi

72 teknis dan teknologis, aspek sumber daya manusia, aspek manajemen, aspek keuangan, aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya Sutoyo 2000; Umar 2003. Menurut Gray et al. 2002, untuk melihat seberapa jauh calon proyek dapat dilaksanakan seharusnya studi tersebut meliputi aspek teknis, institusional, sosial, dan eksternalitas. Menurut Gray et al. 2002, terdapat sejumlah kekhususan pada proyek pertanian di Indonesia yang membedakan dengan bidang industri, sebagai berikut : 1 Pemerintah sebagai pelaksana utama, kelompok petanipeternak sebagai penerima manfaat. 2 Penciptaan manfaat bagi kelompok yang kurang diikut-sertakan dalam kegiatan proyek. 3 Keanekaragaman teknologi produksi sesuai dengan lingkungan proyek. 4 Ketidakpastian dalam produksi serta pemasaran. 5 Saling keterkaitan antara pertanian dan bidang-bidang lain. 6 Intensitas penggunaan lahan.

1. Analisis Kelembagaan

Dalam mengembangkan agroindustri perlu dikaji secara tepat mengenai aspek kelembagaan. Jika dilihat dari sudut kelembagaan terdapat perbedaan yang besar dari segi budaya kelembagaan usaha corporate culture antara sektor budidaya dan proses pengolahannya. Di sektor budidaya perlu dikembangkan bentuk usaha yang mengandung tiga fungsi yaitu fungsi ekonomi, fungsi sosial atau budaya dan fungsi ekosistem. Oleh karena itu bentuk organisasinya harus memiliki asas kebersamaan atau bangun usaha 73 yang berwatak sosial, sedangkan di sektor proses pengolahan lebih banyak bermuatan persaingan ekonomi private firm. Dengan demikian antara kedua lembaga di atas perlu membentuk suatu kerjasama dalam bentuk kemitraan yang saling menghidupi. Usaha membangun kemitraan adalah untuk membuka partisipasi penuh wirausaha-wirausaha kecil dan menengah bermitra dengan swasta besar sehingga dapat tercipta suasana yang harmonis, saling membutuhkan, serta saling menguntungkan Nasution 2002. Menurut Saragih 1998, struktur agribisnis ayam ras nasional dewasa ini umumnya masih tersekat-sekat yang dicirikan oleh : 1 subsistem agribisnis hulu industri pembibitan, pakan, dan obat-obatan, subsistem agribisnis budidaya ayam ras, dan subsitem agribisnis hilir Rumah Potong Ayam atau Tempat Pemotongan Ayam, pedagang, industri makanan dikuasai oleh pengusaha yang berbeda-beda, dan memiliki kekuatan yang tidak berimbang. Subsistem agribisnis budidaya dikuasai oleh peternak rakyat yang serba lemah. Sementara subsistem agribisnis hulu dan hilir dikuasai oleh perusahaan peternakan atau perusahaan di bidang peternakan yang serba kuat. Struktur agribisnis ayam ras yang tersekat-sekat demikian menimbulkan masalah transmisi dan margin ganda yang justru memperlemah agribisnis ayam ras secara keseluruhan. Dalam pengembangan pertanian terdapat permasalahan yang dihadapi petani atau peternak, salah satu masalah adalah nilai tukar komoditas pertanian yang semakin rendah tidak menentu. Hal ini disebabkan antara lain oleh simpul dan jaringan kelembagaan dalam pembangunan pertanian selama ini belum dipertimbangkan secara optimal untuk mendukung pengembangan 74 agroindustri. Kelembagaan ini terdiri dari kelompok-kelompok tani, serta usaha kecil dan menengah terutama koperasi, serta berbagai bentuk kemitraan usaha Nasution 2002. Kendala pengembangan industri kecil dapat disebabklan oleh faktor kemampuan yang bersifat alamiah mental dan budaya kerja, tingkat pendidikan SDM, terbatasnya ketrampilan dan keahlian, keterbatasan modal; dan informasi pasar, volume produksi yang terbatas, mutu yang beragam, penampilan yang sederhana, infrastruktur dan peralatan yang usang, beberapa kebijaksanaan dan tingkah laku dari pelaku bisnis yang bersangkutan Hubies 1997.

2. Evaluasi Aspek Pasar dan Pemasaran