Analisis tolok ukur kinerja usaha dalam kemitraan

113

d. Analisis tolok ukur kinerja usaha dalam kemitraan

Hasil penelitian Herman 2002, pendapat pelaku kerjasama dalam mengukur kinerja kerjasama dan pencapaian tujuan dilakukan melalui diagnosis atas tiga kelompok kriteria, yaitu finansial, operasional dan kerjasama Gambar 9. Metode untuk memecahkan masalah yang dilakukan melalui pendekatan sistem terdiri dari beberapa tahap proses. Tahap tersebut meliputi evaluasi kelayakan, penyusunan model abstrak, dan implementasi rancangan. Parameter rancangan sistem adalah parameter-parameter yang mempengaruhi input sampai menjadi output. Tiap-tiap sistem memiliki parameter rancangan tersendiri, yang dapat berupa lokasi fisik, ukuran sistem dan komponen sistem. Parameter rancangan sistem cenderung konstan karena Indikator Kinerja Finansial - Rasio utang terhadap ekuitas - Periode koleksi - Rasio tunai - Nilai jual dibanding aset total - Modal kerja dibanding aset total - Pengembalian ekuitas - Perputaran inventori - Keuntungan bersih KINERJA USAHA DALAM KEMITRAAN Indikator Kinerja Operasional - Pertumbuhan produktivitas - Pertumbuhan daya saing - Pertumbuhan efisiensi - Sumber daya manusia - Inovasi teknologi - Penelitian dan pengembangan Indikator Kinerja Kerjasama - Fleksibilitas - Transparansi sikap - Pertukaran informasi - Sikap oportunis - Ketergantungan mitra - Pola kontrak kerjasama - Ikut memecahkan masalah - Frekwensi interaksi - Kepercayaan thp mitra- - - Orientasi hubungan jangka panjang Gambar 9 Indikator kriteria kinerja usaha dalam kemitraan diadaptasi dari Herman 2002 114 hal ini tidak dapat diubah selama sistem berjalan untuk memperbaiki kemampuan sistem sebagai respon adanya perubahan kondisi lingkungan. Parameter rancangan sistem dapat merupakan mikro sistem dalam suatu pengkajian industri yaitu berupa faktor-faktor internal yang ada dalam sistem produksi itu sendiri, misalnya yang menyangkut proses, bahan baku, peralatan, kelembagaan dan sebagainya. Identifikasi sistem merupakan usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif pada sebanyak mungkin peubah-peubah sistem dan mempelajari terjadinya kendala-kendala yang dihadapi. Batas toleransi bagi output yang tidak dikehendaki dan batas bawah dari output yang dikehendaki ditetapkan, untuk menghasilkan spesifikasi yang terperinci tentang perubahan rancangan dan proses kontrol. Identifikasi sistem ditentukan dan ditandai dengan adanya determinasi kriteria jalannya sistem yang akan membantu dalam evaluasi alternatif sistem. Kriteria tersebut juga meliputi penentuan output yang diharapkan dari sistem, dan mungkin juga perhitungan rasio biaya dan manfaat. Kemitraan usaha ayam broiler mempunyai sistem tertentu dan pengembangan organisasinya membutuhkan spesifikasi serta proses kontrol untuk pedoman dalam sistem. Spesifikasi penerapan teknologi yang sesuai tingkat usahanya dan faktor-faktor kuncinya perlu ditetapkan sebagai pedoman dalam mengimplementasikan kemitraan usaha tersebut. Oleh karena itu dalam rangka pengembangan kemitraan pada usaha ayam broiler, perlu dilakukan kajian berdasarkan spesifikasi dan proses kontrol untuk menentukan indikator-indikator kunci dari kemitraan yang berhasil. 115

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan