Potensi kreativitas Orientasi prestasi

47 perkembangan terakhir manusia dipandang sebagai “aset” dengan istilah human capital Suhariadi 2007; Prabowo 2007. Penelitian yang dilakukan Bontis et al. 2000, diacu dalam Setyawan dan Kuswati 2006, menemukan adanya proses transformasi organisasi dari perusahaan konvensional menjadi perusahaan berbasis pengetahuan. Peran pengetahuan yang dimiliki manusia menjadi penting. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmianto et al. 2006, tentang perancangan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kompetensi Spencer dengan metode Analytical Hierarchy Process, menggunakan tujuh faktor kompetensi yang terbagi ke dalam dua variabel kemampuan yaitu kemampuan manajerial dan kemampuan teknik. Penelitian tersebut menghasilkan hirarki faktor dalam kemampuan manajerial 0,200 adalah disiplin 0,318, melayani 0,285, berprestasi 0,151, proaktif 0,140, dan komitmen pada organisasi 0,102. Hirarki faktor dalam kemampuan teknik 0,800 adalah memimpin 0,500, dan kerjasama 0,500. Faktor disiplin menjadi faktor utama dalam kemampuan teknik.

a. Potensi kreativitas

Kreativitas adalah sebuah fenomena interaksi dan komunikasi sosial. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis saat ini, kreativitas merupakan faktor kunci untuk keberhasilan ekonomi dari organisasi dalam pengembangan kompetitif jangka panjang. Aktualisasi kreativitas karyawan adalah inovasi dalam perusahaan. Perusahaan yang melakukan peningkatan kecepatan transformasi ide-ide kreatif dalam inovasi merupakan tuntutan dalam kompetisi Dubina 2005. 48 Penilaian potensi kreativitas dapat melalui aspek kecerdasan, kemampuan teknis, inisiatif, dan motivasi. Gibson et al. 1996, menyatakan bahwa kreativitas dapat berasal dari kecerdasan atau kemampuan seseorang yang berasal dari bawaan dan keterampilan berasal dari hasil latihan. Individu dapat belajar menjadi kreatif. Kemampuan adalah seseorang dapat mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan mental atau fisik, sedangkan keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas. Kemampuan dan keterampilan mempunyai peran penting dalam perilaku dan kinerja individu. Sebuah organisasi dapat membantu mengembangkan kreativitas karyawan melalui : 1 menyangga risiko dari keputusan kreatif, 2 interval waktu organisasi dalam penyelesaian masalah, 3 intuisi, 4 sikap inovatif dari setiap karyawan dalam menyelesaikan masalah, 5 susunan organisasi inovatif, yaitu memberi kesempatan berinteraksi dengan banyak manajer dan pembimbing. Untuk meningkatkan penguasaan ketrampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terperinci, dan rutin memerlukan pelatihan. Pengembangan dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi yang menyangkut banyak aspek, seperti keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kepribadian. Standarisasi di sektor agribisnis merupakan ukuran tingkat mutu produk dan tingkat kompetensi pekerja, sehingga kompetensi atau mutu karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian standar mutu Mangkuprawira 2003. 49

b. Orientasi prestasi

Orientasi prestasi adalah keinginan selalu berprestasi dengan cara meningkatkan produktivitas ESCAP 1988, diacu dalam Alkadri et al.2001. Teori prestasi dari McClelland dalam Handoko 1997, karyawan yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu : 1 menyukai pengambilan risiko yang moderat, suka tantangan, dan bertanggung jawab, 2 menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dengan perhitungan risiko yang dapat timbul, 3 memiliki tingkat kebutuhan yang kuat atas umpan balik dari apa yang dikerjakannya, 4 memiliki ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan kemampuan organisasional. Kebutuhan atas prestasi dapat meningkat melalui pelatihan dan pengalaman. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi seseorang adalah motivasi, kemampuan individu dan persepsi peranan. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan Handoko 1997. Indrawati 2006, melaporkan hasil penelitiannya bahwa faktor pengetahuan, keterampilan, dan motivasi secara simultan berpengaruh adalah 20,5 terhadap kinerja guru matematika Sekolah Menengah Atas SMA. Faktor sikap, inisiatif, kreativitas, inovasi sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Seseorang yang memiliki rasa kemampuan akan mempengaruhi persepsi, motivasi, dan prestasinya. Keberhasilan-diri mempunyai peran penting dalam motivasi dan kinerjanya Gibson et al. 1996. Produktivitas kerja khususnya pada kegiatan agribisnis dapat ditingkatkan dengan penyediaan iklim kerja yang kondusif melalui kepemimpinan, sistem upah, 50 kondisi kerja, jaminan kerja jangka panjang, dan sebagainya Mangkuprawira 2003. Wardani 2009, melaporkan hasil penelitiannya tentang pengaruh kompensasi, keahlian dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Muara Tawar, menemukan pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari ke-tiga variabel tersebut terhadap prestasi kerja karyawan. Jumlah pembayaran kepada karyawan dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya merupakan suatu ukuran nilai atau karya mereka atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Umar 2003. Sistem insentif dari perolehan laba digunakan dalam pemberian insentif kepada karyawan kontrak berdasarkan peningkatan kinerjanya diterapkan di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Probolinggo Nurmianto, Siswanto, dan Sapuwan 2006.

c. Orientasi afiliasi