Relief 13 Analisis Bahasa Rupa Relief Monumen Simpang Lima Gumul Kediri

Menyatakan gerak  Ciri gerak Semua wimba berada pada ruang, waktu dan jarak yang berbeda. Menyatakan ruang dan waktu  Dismix modern Saat pembacaan lontar adalah adegan yang freeze sehingga semua nampak dan dapat diceritakan. Menyatakan penting  Tampak khas Tokoh dalam pembacaan lontar digambarkan nampak samping dan depan, serta tiang dan tirai mengidentifikasi ruang yang perspektif.

14. Relief 15

Gambar 43: Relief 15, Kesenian Wayang Krucil yang Menceritakan Sri Aji Jayabaya Sedang Memberi Tugas Kepada Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dalam Penulisan Kitab Bharatayudha Sumber: Dokumentasi Wisnu Ajitama, 31 Maret 2015 Wimba yang terdapat pada relief 15 adalah wimba wayang Krucil dari kiri ke kanan: Mpu Sedah, Mpu Panuluh, Sri Aji Jayabaya, dan selir, wimba amplop, wimba representasi pohon, wimba representasi pagar tembok, dan wimba saka. Penggunaan cara penggambaran wimba ada lima yakni, ukuran pengambilan, sudut pengambilan, skala, penggambaran, dan cara dilihat lihat tabel 46. Tabel 54: Cara Wimba Relief 15 Cara Wimba Membaca Bahasa Rupa Ukuran pengambilan  Dari kepala sampai kaki Wayang krucil digambarkan secara utuh keseluruhan dari kepala sampai kaki. Sudut pengambilan  Sudut wajar Sesuai dengan pandangan mata tegak lurus dengan mata. Skala  Ukuran Wimba dibuat jauh lebih besar dari objek aslinya. Penggambaran  Perspektif stilasi modern Wimba yang direliefkan digambarkan Sri Aji Jayabaya pada dasarnya adalah manusia dalam halini diwujudkan berupa wayang krucil dan pesan yang diwujudkan berupa amplop dan nampak beberapa wimba tirai, tembok, tiang memberikan kesan bangunan ruang dan komposisi letak. Cara dilihat  Sudut lihat wajar Wimba bisa dilihat secara wajar rata-rata mata. Tata ungkapan yang dipergunakan pada relief 15 sebanyak empat cara yakni, menyatakan ruang, menyatakan gerak, dan menyatakan ruang dan waktu, dan menyatakan penting lihat tabel 55. Tabel 55: Tata Ungkapan Relief 15 Tata Ungkapan Membaca Bahasa Rupa Menyatakan ruang  Cara naturalis perspektif modern Adegan penyerahan perintah oleh Sri Aji Jayabaya terhadap Mpu Sedah dan Mpu Panuluh digambarkan stilasi dari manusia dan mempunyai titik sudut pandang kesan trimatra.  Digeser khas Wimba menempati ruang horizontal dan dapat diceritakan. Menyatakan gerak  Dinamis modern Tangan wimba wayang sebelah kiri bagian depan nampak sedang menerima pesan yang disampaikan oleh Sri Aji Jayabaya. Menyatakan ruang dan waktu  Kronologis, kilas balik, kilas maju Wimba tidak still picture namu ada matra waktu, ruang dan jarak. Bisa dibayangkan adegan sebelum dan sesudah. Menyatakan penting  Tampak khas Wimba ditampakkan secara khas dari arah yang paling mudah dikenali terhadap Mpu Sedah dan Mpu Panuluh digambarkan stilasi dari manusia dan mempunyai titik sudut pandang kesan trimatra.

15. Relief 16

Gambar 44: Relief 16, Kesenian Wayang Suluh yang Menceritakan Kisah Perjuangan Trunajaya Sumber: Dokumentasi Wisnu Ajitama, 31 Maret 2015 Wimba yang terdapat pada relief 16 adalah wimba wayang Suluh dari kiri ke kanan: tokoh Belanda dan Trunajaya, dan wimba representasi awan, dan wimba