c. Middle relief
d. Flat relief
Menurut Sahman 1993:91 relief atau rivilio berasal dari bahasa Italia yang berarti peninggian, dalam arti yang kedudukannya lebih tinggi daripada latar
belakangnya. Ayatrohaedi dalam Destriani, 2015:6 menambahkan bahwa relief berasal dari Bahasa Latin relevare yang artinya pengangkatan atau meninggikan.
Dalam kajian Arkeologi, relief merupakan bentuk seni rupa pahat yang berada pada dinding bangunan suci yang membantu proses peribadatan dan membentuk nilai
kesakralan.
2. Jenis-jenis Relief
Menurut Munandar 2012:56-57 relief terdiri dari tiga macam, yaitu relief cerita dan relief hias. Relief cerita adalah relief yang memaparkan suatu rangkaian
cerita dalam bentuk gambaran pahatan, misalnya relief pada Candi Siva Prambanan yang dihiasi dengan relief cerita Ramayana. Berikutnya relief hias adalah relief yang
dipenuhi dengan bentu-bentuk ornamen yang tidak mengandung cerita, misalnya sulur daun, untaian bunga dan lain-lain. Serta relief sinopsis, yaitu relief yang
dipahatkan pada panil-panil berbeda dengan bermacam-macam adegan yang diambil dari satu cerita yang mengacu pada kisah-kisah pendidikan dengan sosok manusia
dan hewan yang lazim dinamakan Jataka atau Awadana. Contoh di Candi Mendut, adegan-adegan relief dipahatkan dalam panil empat persegi panjang. Tabrani 2012:
210 menerangkan pembacaan cerita pada relief bisa secara pradaksina arah lihat kiri ke kanan dan prasavya arah lihat kanan ke kiri.
Munandar 2012:15 menambahkan dua macam gaya relief, yaitu: a
Gaya Klasik Tua Berkembang pada abad ke 8-10 M, dengan tinggalan arkeologi banyak
dijumpai di wilayah Jawa bagian tengah, baik berupa candi, petirthaan, arca-arca, maupun sisa pondasi candi Munandar, 2012:15. Munandar dalam Destriani, 2009:
7-8 menjelaskan ciri-ciri relief gaya klasik tua, yaitu: 1
Bentuknya naturalis. 2
Bentuk relief tinggi. 3
Ketebalan pahatan setengah atau tiga perempat dari media balok batu. 4
Pada panil relief masih terdapat bidang-bidang yang dibiarkan kosong. 5
Figur manusia dan hewan wajahnya diarahkan kepada pengamat enface. 6
Cerita acuan berasal dari kesusastraan India. 7
Cerita dipahatkan lengkap, dari awal sampai akhir. b
Gaya Klasik Muda Berkembang pada abad ke 11-15 M, dengan banyak tinggalan arkeologi di
wilayah Jawa bagian timur. Munandar dalam Destriani, 2009:7-8 menjelaskan ciri- ciri relief gaya klasik muda, yaitu:
1 Bentuknya simbolis.
2 Bentuk relief rendah.
3 Dipahatkan hanya pada seperempat ketebalan media batu bata.
4 Adanya ketakutan pada bidang kosong, jadi seluruh panil diisi dengan hiasan
yang penuh sesak. 5
Wajah pada figur manusia dan hewan dibuat menghadap ke samping enprofil seperti wayang kulit.
6 Cerita acuan dari kepustakaan Jawa Kuna, disamping beberapa saduran dari karya
sastra India. 7
Cerita dipahatkan dalam bentuk relief yang bersifat fragmentaris. Menurut Pusat Arkeologi Nasional dalam Destriani, 2009:8-9 apabila
ditinjau dari “pesan” penggambarannya yang dipahatkan, relief dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1 Relief naratif yaitu relief yang memvisualisasikan suatu cerita.