1. Sejarah Berdirinya Monumen Simpang Lima Gumul Kediri
Menurut  Priatno  dalam  wawancara  pada  31  Maret  2015,  pembuatan  relief pada Monumen Simpang Lima Gumul Kediri merupakan hasil musyawarah dari para
seniman  dan  budayawan  Kediri.  Seniman  dan  budayawan  yang  terlibat  diantaranya adalah Pak Yunus perupa  yang berasal  dari Pare, pelukis PT. Gudang  Garam,  Pak
Suroso  yang  berasal  dari  Badas,  Pak  Karji  yang  berasal  dari  Beringin  dan  Pak Kamsuri.  Pada  mulanya,  Pemerintah  Kediri  mengajak  seluruh  seniman  dan
budayawan  untuk  bermusyawarah  dan  menyempurnakan  bersama  bangunan Monumen Simpang Lima Gumul Kediri. Para seniman dan budayawan mengusulkan
agar  tema  yang  tercantum  pada  Monumen  Simpang  Lima  Gumul  Kediri  sesuai dengan  kebudayaan  dan  sejarah  Kediri  dimana  monumen  tersebut  harus
mencerminkan  hal-hal  tersebut.  Sehingga  pemerintah  meminta  kepada  seluruh seniman dan budayawan untuk  memilah, mendesain,  menyeleksi dan mem-finishing
sket  yang  diusulkan  oleh  para  seniman  dan  budayawan.  Sehingga  dipilihlah  relief untuk menghiasi Monumen Simpang Lima Gumul Kediri.
Priatno  menambahkan,  Monumen  Simpang  Lima  Gumul  Kediri  dibangun pada era pemerintahan Bupati Ir. H. Sutrisno. Bupati Sutrisno mempunyai pandangan
bahwa  pada  masa  yang  akan  datang,  Kediri  akan  menjadi  kota  wisata  baru  di  Jawa Timur dan menjadi ikon kota baru di Indonesia. Pandangan Bupati Sutrisno tersebut
berdasarkan  pada  ramalan  Sri  Aji  Jayabaya  yang  tertulis  dalam  kitab  Jangka Jayabaya. Sri Aji Jayabaya meramalkan bahwa Kediri akan menjadi kota yang maju
apabila  Kediri  mempunyai  “pagupon”  atau  sarang  burung.  Pada  nantinya  Kediri
menjadi  tempat  berkumpul  manusia  dari  belahan  daerah  domestik  maupun mancanegara.  Erat  kaitannya  dengan  bangunan  Monumen  Simpang  Lima  Gumul
Kediri  yang  merupakan  bentuk  simbolik  dari  “pagupon”  yang  diyakini  sebagai tonggak awal kemajuan Kediri.
2. Relief-relief pada Monumen Simpang Lima Gumul Kediri
Monumen Simpang Lima Gumul ini mempunyai empat sisi yang menghadap barat, utara, selatan, dan timur. Pada setiap sisi terdapat empat panel relief, dua panel
relief  berada  di  atas  dengan  posisi  landscape  dan  dua  dengan  posisi  potret.  Berikut adalah  gambar  Relief Monumen Simpang  Lima  Gumul  Kediri. Relief  yang terdapat
pada  Monumen  Simpang  Lima  Gumul  Kediri  berjumlah  16  buah.  Dalam visualisasinya,  relief  pada  Monumen  Simpang  Lima  Gumul  Kediri  diwujudkan
dengan teknik landscape dan teknik potret. Adapun keenambelas relief yang tampak dari empat sisi yaitu, sisi barat, sisi selatan, sisi timur, dan sisi utara  dari Monumen
Simpang  Lima  Gumul  Kediri  dengan  disertai  keterangan  yang  diambil  berdasarkan hasil  observasi  dan  dokumentasi  pada  29  Maret  sampai  10  Desember  2015  adalah
sebagai berikut:
a. Monumen Simpang Lima Gumul Kediri Dilihat dari Sisi Barat
Relief  yang  terdapat  pada  dinding  monumen  sisi  barat  terdapat  empat  buah panel  relief. Masing-masing  panel  relief tersebut  yaitu,  relief  kesenian rebana,  relief
tokoh  punakawan,  relief  gemah  ripah  loh  jinawi,  dan  relief  toleransi  antar  umat beragama. Berikut gambar panel relief monumen tampak dari sisi barat:
Gambar 6: Monumen Simpang Lima Gumul Kediri dari Sisi Barat
Sumber: Dokumentasi Wisnu Ajitama, 31 Maret 2015
Keterangan relief monumen sisi barat adalah sebagai berikut: 1
Panel relief kiri atas Pada panel relief kiri atas, terdapat relief kesenian rebana yang mencerminkan
kebudayaan Islam di Kediri. Rebana merupakan salah satu alat musik yang digunakan sebagai  pengiring  shalawat  kepada  Nabi  Muhammad  SAW.  Alat  musik  ini  terbuat
dari kulit kambing dan kayu nangka.