a. Wimba, merupakan elemen terkecil yang mengandung pesan deskriptif yang paling
sederhana dalam sebuah komposisi gambar. Teknik membentuk wimba ini disebut, cara wimba image way.
b. Tata ungkap dalam, merupakan sekelompok wimba yang membentuk pesan naratif
melalui komposisi yang dibentuknya. c.
Tata ungkap luar, adalah kumpulan sekelompok wimba yang membentuk beberapa komposisi yang berurutan.
3. Jenis-jenis Bahasa Rupa
Jenis-jenis bahasa rupa secara garis besar diklasifikasikan berdasarkan bentuk, zaman, dan sifat. Dalam jurnal Taswadi menjelaskan beberapa jenis-jenis
bahasa rupa, antara lain: a.
Berdasarkan Bentuk Bentuk karya seni rupa ada 2 macam, yaitu karya seni rupa 2 dimensi dwi
matra, dan karya seni rupa 3 dimensi tri matra. Bahasa rupa pun sama yaitu ada bahasa rupa 2 dimensi dwi matra, dan bahasa rupa 3 dimensi tri matra.
b. Berdasarkan Zaman
Secara garis besar para ahli bahasa rupa menggolongkan jenis bahasa rupa berdasarkan zaman, terbagi dua kelompok, yaitu bahasa rupa tradisi dan bahasa rupa
modern. Bahasa rupa tradisi ialah bahasa rupa yang digunakan dan bersumber dari kelompok karya seni rupa tradisi patung, relief, lukisan, gambar, bangunan,
kerajinankria, karya seni rupa gambar anak-anak, gambar manusia dan patung, serta
bangunan, dan kerajinan primitif, dan karya seni rupa prasejarah lukisan, patung, bangunan, dan kerajinan. Bahasa rupa modern adalah bahasa rupa yang digunakan
dan bersumber dari karya seni rupa modern lukisan, gambar, kerajinankria, bangunan, desain, gambar poster, periklanan, film, sinetron, dan karya-karya seni
rupa modern lainnya. c.
Berdasarkan Sifat Klasifikasi berdasarkan sifat terdiri dari bahasa rupa statis dan bahasa rupa
dinamis. Bahasa rupa statis adalah bahasa rupa yang bersumber dan digunakan dalam karya-karya visual yang tidak bergerak, sedangkan dinamis adalah yang bersumber
dan digunakan dalam karya-karya visual yang bergerak.
4. Perbendaharaan Bahasa Rupa
Taswadi 2000:5-7 menyatakan bahwa bahasa rupa seperti bahasa kata, yaitu ada perbendaharaannya. Sejumlah perbendaharaan bahasa rupa, yaitu: wimba, cara
wimba, teknik penghubung, dan tata ungkapan dalam, dan tata ungkapan luar.
Perbendaharaan bahasa rupa tersebut adalah:
a. Wimba
Wimba adalah suatu objek yang dicandera digambar atau dideskripsikan. Misalkan dalam bidang karya seni rupa berupa gambar, ada objek binatang sapi,
maka wimba gambar tersebut adalah sapi. Menurut Tabrani 2015:1 dalam artikelnya yang berjudul Wimba, Asal-usul dan Peruntukkannya, asal-usul wimba berasal dari
kata Imba yang artinya tiruan. Wimba bisa bersifat matematis, juga mencakup image konkrit, lebih luwes dan lentur untuk jadi padanan imaji konkrit.
b. Cara Wimba
Cara wimba adalah bagaimana cara objek atau wimba itu digambar, sehingga bercerita. Misalkan dalam bidang gambar terdapat objek seekor burung unta yang
digambarkan leher dan kepalanya banyak, itu mengandung isi cerita bahwa kepala burung tersebut sedang bergerak-gerak Tabrani, 1991:31. Cara wimba terdiri dari
dua teknik penerapannya, yaitu dengan cara modern dan khas:
a Cara Modern
Tabrani 2012:194 menjelaskan bahwa cara modern yaitu ukuran pengambilan wimba yang memakai bingkai frame cara khas merupakan ukuran
pengambilan wimba yang bebas bingkai.
b Cara Khas
Cara khas merupakan ukuran pengambilan wimba yang bebas bingkai frame. Cara khas merupakan hasil penelitian Tabrani terhadap bahasa rupa gambar
prasejarah, primitif, relief, gambar tunggal, anak-anak relief Candi Borobudur dan wayang beber Tabrani, 2012:194.
Berikut adalah cara wimba berdasarkan bagaimana objek itu digambarkan:
1 Cara wimba 1: Ukuran pengambilan
Ukuran pengambilan ini ialah suatu teknik pengambilan gambar untuk menentukan berapa besar isi wimba digambarkan dalam sebuah bidang gambar
Tabrani, 2012:194. Tabrani 2012:194 menerangkan ada 9 cara untuk cara wimba