Alur cerita dianggap mewakili audience

commit to user 153 dari Romo Doso. Inayah menentang Romo Doso karena menginginkan kehidupannya menjadi lebih baik.

4. Alur cerita dianggap mewakili audience

Jalan pikiran seseorang memahami tayangan sinetron apabila cerita dalam sinetron tersebut pernah dialami atau dilihat oleh pemirsa atau audience. Selain itu, tayangan sinetron dapat dipahami audience melalui alur cerita yang pernah dialami atau dilihat oleh audience. Mengacu pada Sandra Moriaty, ada 5 tahap yang diterapkan dalam sinetron Inayah ini hingga membuat sinetron televisi partai ini berkesan dramatis. Tahap pertama adalah eksposisi yang terjadi pada saat panggung dirancang untuk yang akan datang, kemudian tahap datangnya konflik, tahap aksi konflik di mana cerita dibangun, tahap klimaks, masalah dipecahkan; dan yang terakhir tahap resolusi, produk ditampilkan sebagai pemecah masalah Suyanto, 2005:136. Tahap-tahap inilah yang kemudian dapat dilihat sebagai bentuk dari sebuah alur cerita, yang menjadi salah satu keunikan dalam sinetron Inayah. Pesan dalam tayangan sinetron Inayah mempunyai nilai-nilai yang dapat diterima oleh audience dan mewakili mereka, diantaranya adalah adanya tentang kehidupan poligami dan kekerasan dalam rumah tangga. Seperti yang dikatakan Hj. Nur Hidayah bahwa tayangan Sinetron Inayah intinya mengambarkan sebuah keluarga yang tidak mengenal agama sama sekali. Menggambarkan kehidupan kekerasan dalam kehidupan berpoligami yang dilakukan tidak tau aturan bagaimana cara menjalankan commit to user 154 poligami dengan benar. Kalaupun petunjuk Tuhan ini menyiratkan suatu pembentukan hukum baru, hal itu bukanlah pemberian izin berpoligami, melainkan merupakan pembatasan jumlah istri sampai empat dan penetapan syarat lebih jauh, yakni bila suami tidak bisa bertindak adil terhadap seluruh istrinya Bagi mereka yang berpoligami tetapi tidak berlaku adil berarti mereka telah melakukan tindak kezaliman. Hukum asal dari poligami ini bisa saja dipahami lain, misalnya haram li ghoirihi haram secara sebab sebagaimana dikemukakan oleh Kelompok Kerja Pengarus-utamaan Gender Departemen Agama RI. Menurut Siti Musdah Mulia, ketua kelompok tersebut mengatakan bahwa perkawinan poligami lebih banyak membawa penderitaan bagi isteri anak yang dilahirkan. Dampak bagi perempuan yang mempunyai suami melakukan poligami yaitu istri akan merasa tidak berharga, sensitif dan tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan secara baik sedangkan bagi anak-anak dapat menghambat perkembangannya dan menyebabkan kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis. Anak-anak selalu menjadi korban bila satu kehidupan tidak seimbang, penuh konflik dan pertikaian orang tua, perkembangan akan terhambat, ia bisa menjadi “anak bermasalah”. Poligami dinilai sebagai pemanjaan terhadap kaum laki-laki dan hak yang berlebihan terhadap wanita. Perempuan dan laki-laki itu memiliki hak yang sama, baik di ranah pubik maupun domestik. commit to user 155 Pada sisi tertentu beberapa tokoh muslim dari Asia selatan ini nampak kurang setuju dengan apa yang disampaikan oleh Faqihuddin Abdul Kodir ketika mencoba menelaah ulang wacana poligami dalam Islam. “Secara prinsip poligami bukan sesuatu yang haram. Tetapi juga bukan sesuatu yang begitu saja diperbolehkan”. Untuk memperkuat argumennya ini, kang faqih, demikian biasa di panggil, mengutip antara lain, pandangan imam Al-Zamakhsyari dalam tafsir Al-kasysyaf yang menjelaskan bahwa tujuan dari ayat poligami dalam surat An-Nisa bukan untuk mendorong orang melakukan poligami, tetapi mendorong orang untuk melakukan keadilan. Sementara itu keadilan dalam kehidupan sehari-hari adalah sesuatu yang amat sangat sulit diwujudkan, bahkan dibidang material sekalipun. Menurutnya, kalau orang tidak bisa adil dibidang materi, apalagi ditingkat emosi.

B. Persepsi Masyarakat tentang Poligami Sinetron Inayah 1. Persepsi Terhadap kekerasan

Kekerasan adalah perbuatan secara sengaja dengan kekuatan fisik atau kekuatan, ancaman atau kekerasan aktual terhadap diri sendiri, orang lain, atau terhadap kelompok atau komunitas, yang berakibat luka atau kemungkinan besar bisa melukai, mematikan, membahayakan psikis, pertumbuhan yang tidak normal atau kerugian Danu, 2006 : 1. Penggunaan kata kekuasaan di dalam definisi kekerasan bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang kekerasan dan memperluas pemahaman