Tanggapan Ormas Islam tentang Faktor yang mempengaruhi poligami

commit to user 118 dalam kenyataannya suami sering menyalahkangunakan pengertian agama Islam tersebut untuk kepentingan pribadi, yaitu memenuhi kebutuhan nafsu. “Contoh banyak pelaku poligami mengedepankan argumen atau alasan pembolehan menurut agama. Al-Qur’an hanya dijadikan justifikasi sebab kebanyakan orang tidak memahami Al-Qur’an lebih dulu sebelum melakukan poligami. Yang sering didahulukan adalah nafsu, punya wanita idaman lain. Minimal punya keinginan dulu baru cari argumentasi agar tidak mengalami tentangan. Untuk menundukan orang yang menentangnya, digunakanlah dalil Al-Qur’an.” Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 Pendapat yang hampir sama dikatakan oleh Hj. Solichan bahwa Islam tidak memperbolehkan suami poligami apabila ajaran agama Islam tidak dipahami benar oleh suami yang melakukan poligami “Jaman sekarang ini, banyak suami melakukan poligami dengan alasan ada ajaran agama Islam yang membeolehkan suami berpoligami. Akan tetapi suami tersebut tidak memahami ajaran agama Islam dalam poligami. Jadi, agama hanya dijadikan kedok saja bagi suami yang ingin melakukan poligami”Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010

3. Tanggapan Ormas Islam tentang Faktor yang mempengaruhi poligami

Ada beberapa faktor yang menurut Ormas Islam menjadi hal yang mempengaruhi terjadinya poligami, diantaranya adalah ketidakpuasan suami dengan pelayanan istri, Lingkungan yang mendukung terjadinya poligami, dan tidak memahami makna sebenarnya poligami dalam ajaran islam. commit to user 119 a. Ketidakpuasan suami dengan pelayanan istri. Suami merasa tidak puas dengan pelayanan istri, merupakan faktor yang dianggap oleh beberapa responden dari ormas islam sebagai hal yang mempengaruhi poligami. Seperti dikatakan oleh Hj. Rodhiyah hadirim, seorang pemimpin Aisyiah kota Surakarta. “egoisme suami kalau merasa tidak puas dengan pelayanan istri,padahal menurut saya suami istri harus bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Lalu jika istri dianggap suami tidak bisa memenuhi kebutuhan seks suami, maka poligami menjadi sah dilakukan.” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010. Hj. Nur Hidayah, salah seorang responden lain setuju dengan pendapat Hj. Rodhiyah hadirin. Menurutnya kebanyakan pria melakukan poligami hanya karena ketidakpuasan suami dalam pelayanan seks yang diberikan istri. “kebanyakan pria merasa bisa berpoligami jika ternyata sang istri dianggap tidak sesuai hrapan atau tidak bisa melayani sesuai keinginan suami. Pelayanan seks yang menurut suami kurang, menjadi alasan untuk diijinkan berpoligami.” Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 b. Lingkungan yang mendukung terjadinya poligami Dari hasil wawancara yang didapat, Lingkungan kantor, keluarga dan lingkungan sekitar bisa juga menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya poligami. Hj. Solichan, seorang pengurus MUI mengurai pendapatnya. “bisa terjadi. Karena lingkungan yang menganggap umum poligami, lingkungan keluarga misalkan banyak yang mempunyai istri lebih dari satu,itu bisa menjadi faktor yang mempengaruhi.” Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010 commit to user 120 Hj. Nur hidayah, salah seorang responden lain mendukung pendapat Hj. Solichan yang menganggap lingkungan sebagai faktor penting pembentukan sikap dan sifat, termasuk keputusan berpoligami. “ketika lingkungannya terbiasa melakukan poligami, suami yang tidak kuat pendiriannya bisa tersetr untuk meniru lingkungannya melakukan poligami. Tentu saja kemnali lagi mada kepribadian orang itu sendiri, tapi lingkungan sangat berpengaruh menurut saya.” Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 c. Tidak memahami makna sebenarnya poligami dalam ajaran islam Poligami, seringkali dikait-kaitkan dengan ajaran islam atau surat dalam Al-Qur’an. Padahal dari hasil wawancara yang didapat dari Ormas Islam, tidak sesederhana itu aturannya. Seringkali Orang tidak memahami ajaran Islam dan hanya memahami sepotong-potong. “Poligami tidak sesederhana itu, ada aturan-aturan, konsekuensi dan syarat dalam berpoligami. Seringkali orang tidak memahami jauh aturan berpoligami, definisi adil seperti apa,syaratnya seperti apa sehingga mudah melakukan poligami tanpa bisa menjalankannya dengan baik” Sumber: Hj. Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara 13 Februari 2010. Salah seorang responden lain, Hj. Solichan juga berpendapat sama dengan Hj. Rodhiyah, menurutnya poligami dalam ajaran islam memang diperbolehkan. Tetapi ada aturan jelas dan syarat-syarat yang juga harus dipenuhi. “Dalam islam memang diperbolehkan berpoligami. Tapi kan ada aturannya,tidak segampang itu. Jangan samakan manusia seperti kita dengan Rasulullah. Itu lho yang kadang tidak dipahami pria, asal melakukan poligami karena dianggap boleh oleh islam,padahal tidak memahami aturan-aturannya.” Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010 commit to user 121

4. Tanggapan Ormas tentang Kekerasan