Poligami Kajian Teori 1. Komunikasi

commit to user 26 a. Kekerasan fisik, yaitu perbuatan yang menghabiskan mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat; b. Ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang; c. Dampak fisik : kekerasan secara fisik mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kerusakan seperti memar, luka-luka, dll. d. Dampak psikologis : trauma psikologis, rasa takut, rasa tidak aman, dendam. menurunnya daya konsentrasi, kreativitas, hilangnya inisiatif, serta daya tahan mental, menurunnya rasa percaya diri, inferior, stress, depresi dsb. Dalam jangka panjang, dampak ini bisa terlihat dari penurunan prestasi, perubahan perilaku yang menetap. e. Dampak sosial : korban yang mengalami tindakan kekerasan tanpa ada penanggulangan, bisa saja menarik diri dari lingkungan pergaulan, Mereka juga jadi pendiam dan sulit berkomunikasi. Bisa jadi mereka jadi sulit mempercayai orang lain, dan semakin menutup diri.

6. Poligami

Collins dalam Munandar, 2001 menyatakan Poligami yang berasal dari kata poly-gamos berarti banyak perkawinan. Mengenai kata poligami menurut Black dalam Munandar, 2001 Perkawinan dengan banyak suami atau istri pada waktu yang bersamaan. commit to user 27 Menurut Atthar 1976 Poligami adalah salah satu usaha untuk membimbing wanita, untuk meningkat dari suasana kehidupan yang diliputi oleh kegelisahan, kehinaan dan terlantar menuju kehidupan berkeluarga yang mulia dan keibuan yang mulai dimana wanita merasakan kebahagiaan, kesucian dan kemuliaan di bawah naungannya. Poligami juga merupakan salah satu penerapan dari kebebasan wanita dan terlaksananya apa yang dikehendakinya karena sebenarnya laki-laki itu tidak berpoligami tanpa kemauan wanita. Hassouneh-Phillip 2008 berpendapat bahwa poligami dan batasan- batasannya sebagai berikut: Poligami ialah perkawinan antara seorang laki- laki dengan lebih dari seorang wanita dalam kurun waktu yang sama. Mengawini wanita lebih dari seorang ini menurut hukum Islam diperbolehkan dengan dibatasi paling banyak empat orang. Pembolehan kawin lebih dari satu orang ini diberikan dengan pembatasan-pembatasan yang berat, berupa syarat-syarat dan tujuan yang mendesak. Pembatasan- pembatasan itu ialah: a. Jumlah wanita yang boleh dikawini tidak boleh lebih dari empat orang, seperti tersebut dalam Al quran Surat An Nisa’ ayat 3 : “…..maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi dua, tiga atau empat….” b. Akan sanggup berlaku adil terhadap semua istri-istrinya. Kalau sekiranya sudah merasa tidak dapat berlaku adil terhadap semua istrinya, maka sebaiknya jangan kawin lagi untuk kedua kalinya atau seterusnya. commit to user 28 c. Wanita yang akan dikawini seyogyanya adalah wanita yang mempunyai anak yatim, dengan maksud supaya anak yatim itu berada di bawah pengawasan laki-laki yang akan berpoligami tersebut dan supaya ia dapat berlaku adil terhadap anak yatim dan harta anak yatim tersebut. d. Wanita-wanita yang hendak dikawini ini tidak boleh ada hubungan saudara, baik sedarah maupun sesusuan. Menurut Atthar 1976 pengaruh yang terpenting dari poligami, antara lain: a. Kelemahan istri Kadang-kadang wanita tidak sanggup memenuhi kebutuhan hidup suami istri, karena dia mandul, jadi tidak berketurunan, padahal keturunan itulah tujuan yang utama dari perkawinan. Selain itu karena wanita mempunyai cacat jasmaniyah dan dalam keadaan ini bencananya lebih berat. Kadang-kadang kelemahannya timbul sebagai akibat dari suatu penyakit kronis yang menimpa wanita itu, sehingga menyebabkan ia tidak dapat memikul bebannya sebagai istri. b. Suami jatuh cinta kepada wanita lain Pergaulan pada zaman modern ini memberi kesempatan yang banyak untuk timbulnya perasaan cinta antara pria dan wanita, walaupun pria itu sudah berkeluarga, karena pergaulan seorang pria dengan wanita lain justru lebih dekat dan lebih akrab daripada pergaulannya dengan istri sendiri. Hal itu terjadi karena kadang-kadang pria bersama-sama teman wanita sekantornya kira-kira 6enam jam setiap harinya terus- commit to user 29 menerus padahal kalau bersama istri hanya pada waktu-waktu tertentu bersama. Dari semua itu seorang pria bisa terpesona karena kecantikan wanita itu atau karena kebaikan hati wanita tersebut. c. Suami benci kepada istrinya Kehidupan suami istri tidak pernah sepi dari masalah perasaan, kadang rumah tangganya diselubungi oleh cinta kasih tetapi kadang- kadang juga diliputi oleh suasana mengandung kebencian. Kebencian laki-laki kepada istrinya mungkin timbul karena tindak tanduk yang tidak baik dari istrinya dan justru tindak-tanduknya itulah yang menyebabkan suaminya menikah lagi, bukan karena semata-mata benci. d. Istri yang telah diceraikan ingin kembali Kadang-kadang suami istri berpisah karena thalaq atau karena dipisahkan oleh hakim. Kemudian suami menikah lagi dengan wanita lain. Tetapi setelah pernikahannya berlangsung beberapa lama maka suami ingin mengembalikan istrinya yang dulu, dan istrinya itupun menyetujuinya. Mungkin semua itu karena faktor anak-anak mereka yang perlu dipelihara, atau karena sebab-sebab lain yang mengakibatkan lenyapnya perselisihan mereka itu dengan berlalunya waktu. Maka dalam hal ini poligami adalah satu-satunya penyelesaian sosial yang dapat menetapkan istri yang baru tanpa perceraian dapat mengembalikan istri yang lama serta menjamin kesejahteraan anak-anak untuk kembali kepada pengayoman ayah dan ibu mereka bersama-sama. Maka dalam commit to user 30 hal ini poligami wajib dilaksanakan, tanpa adanya ikatan-ikatan dan syarat-syarat. e. Hubungan kekeluargaan Kadang-kadang wilayah poligami itu lebih luas lagi, suami ingin menikah lagi dengan istri yang baru, dengan maksud untuk memperkuat hubungan kekeluargaan. Suami menikah dengan seorang wanita yang masih familinya, dalam suasana yang menampakkan kebutuhan familinya itu untuk menikah dengan laki-laki yang masih famili. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa poligami adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita dalam kurun waktu yang sama sebagai satu usaha untuk membimbing wanita, meningkatkan dari suasana kehidupan yang terlantar menuju kehidupan yang mulia dimana wanita mengalami kebahagiaan di bawah naungan-Nya.

7. Persepsi Kekerasan terhadap Poligami