Tanggapan Ormas tentang Kekerasan

commit to user 121

4. Tanggapan Ormas tentang Kekerasan

Ormas Islam menentang adanya kekerasan dalam suatu tindakan, sebab dalam ajaran agama Islam kekerasan tidak perbolehkan dengan alasan apaun. a. Kekerasan tidak ada dalam ajaran agama Islam Beberapa pendapat responden menyatakan bahwa kekerasan dalam ajaran agama Islam tidak ada, sebab agama Islam mengajarkan tentang kasih sayang manusia kepada semua ciptaan Allah. Dalam agama Islam, Allah menjanjikan memberikan hidayah kepada manusia apabila dalam berkeluarga penuh dengan kasih sayang. Seperti dikatakan oleh Ibu Rodhiyah Hadirin yang mengatakan bahwa jika melakukan kekerasan sudah menyimpang dari ajaran agama. “Nggak ada, kalau dalam Quran nggak ada. Bahkan Quran menjelaskan barang siapa yang berkasih sayang dalam keluaga maka Allah akan memberikan hidayahnya. Erarti kalau seseorang melakukan tindak kekerasan dalam keluarga itu sudah menyimpang dari ajaran agama. Karena bolehnya hanya saling menyayangi.” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010. Pendapat Rodhiyah Hadirin diperjelas oleh Nur Hidayah bahwa agama Islam mewajibkan kepada umatnya untuk memiliki wajah Islam yang penuh damai “Islam menganjurkan bagi umatnya untuk memiliki wajah yang teduh, yaitu adalah wajah Islam yang penuh damai, rahmatan lil alamin. Ajaran dan norma-norma Islam mewajibkan seluruh umatnya untuk menjadikan perdamaian salam, toleransi tasamuh, keadilan ‘adalah, keseimbangan tawazun, kebebasan hurriyah, moderasi tawasuth, konsultasi syura, dan persamaan musawah sebagai dasar kehidupannya. Sekarang yang penting atau yang sangat diutamakan adalah commit to user 122 berbuat baik, berbuat amal saleh, kepada siapa pun, baik di kalangan Islam itu sendiri maupun non-Islam. Kita harus berbuat baik” Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 b. Kekerasan disebabkan kurangnya komunikasi Kekerasan terjadi karena adanya suatu sebab, sebab terjadinya kekerasan karena tidak adanya komunikasi dan pengertian dari orang- orang yang bersangkutan. “Tidak ada, kekerasan sebenarnya tidak akan terjadi jika tidak ada masalah. Dan masalah itu timbul karena sebenarnya terjadi missed komunikasi. Tidak adanya pengertian satu dengan yang lain, sama-sama egois, menang sendiri, tidak mau mengalah. Kalau dalam islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dalam rumah tangga. Hanya kasih sayang didalamnya. ” Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010 Komunikasi dalam kehidupan mempunyai peran penting dalam interaksi sosial. Khususnya dalam kehidupan rumah tangga, komunikasi dalam mempengaruhi kenyaman anggota keluarga dan terhindar dari kekerasan. Komunikasi sebagai faktor penting dalam kehidupan ini diutarakan oleh Rodhiyah Hadirin, sebagai berikut: “Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Apabila orang satu dengan lainnya tidak dapat melakukan komunikasi dengan baik, kemudian timbul kesalahpahaman, dan akhirnya terjadi kekerasan. Kekerasan dalam segala hal dilarang dalam ajaran agama Islam” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara 3 Februari 2010. c. Menyelesaikan masalah seharusnya dengan musyawarah bukan dengan kekerasan Islam adalah agama yang membawa perdamaian karena adanya persaudaraan, agama saling menjamin, dan menghargai kehidupan commit to user 123 sesama manusia, termasuk dalam menyelesaikan maslah dengan musyawarah. “Islam adalah rahmatan lil `alamin itu, teduh, ramah, santun indah, penuh cinta serta menghimpun atau mengayomi dari semua paham-paham di dalam internal Islam itu sendiri. Solidaritas antar-umat Islam harus ditumbuhkan. Sekarang kita mesti berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, sehingga orang lain merasakan dan menemukan Islam sebagai agama perdamaian, agama persaudaraan, agama saling menjamin, dan menghargai kehidupan sesama manusia. Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan masalah tidak perlu dilakukan dengan kekerasan, tetapi dilaksanakan secara musyawarah sehingga tidak merugikan orang lain” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010. Ajaran agama Islam yang dapat membawa perdamaian kadang kurang dipahami oleh sebagian pemeluknya sehingga timbul persepsi dan sikap yang salah mengartikan ajaran agama, seperti pendapat Solichan padakutyipan berikut: “Sekarang ini banyak orang salah mengartikan istilah “jihad”, kebanyakan orang masih berasumsi pada kekerasan dan pertumpahan darah. Kalangan “muslim radikal” lebih banyak memaknai jihad dengan perang dan segala bentuk kekerasan. Padahal, jihad memiliki makna yang luas, mencakup seluruh aktivitas yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Jihad yang kontekstual, di samping meningkatkan solidaritas sesama umat Islam, kerjasama internal perlu digalakkan, terutama kerjasama” Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010

5. Tanggapan Ormas tentang faktor yang mempengaruhi kekerasan