Cara LSM dalam Tindak Kekerasan Poligami

commit to user 107 rumah tangga. Awalnya polisi menerima laporan tersebut, akan tetapi juga banyak laporan kekerasan suami terhadap isteri dalam poligami tidak ditindaklanjuti oleh polisi sehingga permasalahan tidak terselesaikan. “Menurut saya, kinerja polisi sebagai penganyom dan melindungi masyarakat belum berjlan maksimal. Sepertinya polisi beranggapan laporan isteri sebagai korban kekerasan suami merupakan masalah keluarga yang seharusnya diselesaikan sendiri oleh suami isteri secara keluargaaan. Padahal, laporan polisi ini nanti dapat dijadikan bukti kalau suami melakukan tindak pidanadan mendapat hukuman sehingga suami jera tidak melakukan kekerasan lagi” Sumber: Dra. Natalia Maharani, SH wawancara 29 Jnuari 2010. Vera Kartika Giyanti menambahkan bahwa sikap pasif polisi terhadap laporan isteri korban kekerasan akan membuat suami semakin meningkatkan kekerasan yang telah dilakukan karena tidak adanya pencegahan polisi dengan cara memberi peringatan kepada suami untuk tidak melakukan kekerasan lagi. “Polisi seharusnya bersikap tanggap terhadap laporan isteri yang menerima kekerasan dari suami. Sebab apabila kekerasan ini didiamkan dapat mengancam jiwa isteri. Polisi sebagai pihak ketiga secara hukum berwenang memberikan peringatan kepada suami yang melakukan kekerasan untuk tidak melakukan kekerasan lagi kepada isteri. Apabila suami tetap melakukan, polisi dapat menangkap suami dengan tuduhan telah melakukan penganiayaan dan diproses secara hukum” Sumber Vera Kartika Giyanti,SH. wawancara tanggal 25 Januari 2010

8. Cara LSM dalam Tindak Kekerasan Poligami

LSM sebagai salah satu lembaga yang ada di masyarakat dan mempunyai perhatian pada bidang sosial, termasuk dalam bidang sosial tentang tindak kekerasan poligami. Searah dengan tujuan LSM untuk commit to user 108 membantu masyarakat dalam bidang sosial tindak kekerasan poligami, LSM mempunyai peran sebagai berikut: a. Memberikan penyuluhan atau sosialisasi Langkah awal LSM dalam menangani permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat adalah memberikan informasi tentang kekerasan yang terjadi dalam poligami tidak boleh terjadi dalam rumah tangga. Harapan LSM memberikan informasi kepada masyarakat ini, diharapkan masyarakat khususnya suami yang melakukan poligami tidak melakukan kekerasan. ”Kekerasan dalam suatu perkawinan tentu tidak benar. Sangat penting bagaiman kita memberikan informasi kepada pelaku dan korban. Kita sebagai LSM dalam kegiatannya memberikan bantuan penyuluhan kepada masyarakat yang meminta masukan dari kami. Kadang kegiatan sosialisasi juga dilakukan ditingkat kecamatan atau kalurahan dengan tujuan agar masyarakat memahami bahwa kekerasan dalam rumah tangga janggan sampai terjadi” Sumber Vera Kartika Giyanti,SH. wawancara tanggal 25 Januari 2010. Pendapat tersebut diperjelas oleh Siti Kasiyati bahwa setiap manusia perlu memahami hak asasi manusia. Agar masyarakat memahami hak asasi tersebut pihak LSM mengadakan seminar untuk sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat dengan cara bekerja saa dengan lembaga sosial lainnya. “Kegiatan yang dilakukan oleh LSM untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam memahami hak asasi manusia , kami mengadakan seminar untuk sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat, melakukan kerjasama dengan aparat kepolisian, menjalin kerjasama dengan LSM-LSM lain. Tujuan seminar yang dilakukan yaitu untuk menguatkan pemerintah, aparat penegak hukum, atau membuka wawasan masyarakat bahwa poligami misalnya bukan persoalan pribadi, tetapi persoalan commit to user 109 bersama.” Sumber: Dra. Natalia Maharani, SH wawancara 29 Jnuari 2010 b. Memberikan bantuan hukum Apabila kekerasan sudah terjadi oleh para isteri yang menerima kekerasan dari suami, LSM berusaha membantu korban kekerasan melalui jalur hukum. LSM berusaha membantu isteri korban kekerasan melalui hukum dengan cara memberitahu dan membantu melaporkan kekerasan pada polisi. Peran tersebut terdapat pada dua kutipan berikut ini. ”Sebagian besar wanita yang menjadi korban kekerasan kadang tidak tahu bagaimana cara mengatasi kekerasan yang dilakuka oleh suami secara hukum. Dalam hal ini, LSM memberi informasi dan bantuan secara hukum kepada korban yang tidak tahu kemana harus melapor. Kami menjelaskan cara-cara yang harus dilakukan oleh korban secara hukum atau memberikan bantuan kepada korban kekerasan yang meminta kita untuk menangani.” Sumber : Dra. Hj. Siti Kasiyati, wawancara tanggal 3 Februari 2010 . Natalia Maharani menambahkan penjelasan tersebut tentang bantuan hukum yang diberikan kepada korban kekerasan, dengan kutipannya, yaitu: “Ada sebagian anggota LSM yang berprofesi sebagai pembela atau memiliki gelasr sarjana hukum. Para anggota tersebut akan memberi bantuan hukum,melayani korban dari proses awal sampai akhir secara Cuma-Cuma kepada masyarakat, seperti pada kasus kekerasan poligami karena korban kurang mampu Sumber: Dra. Natalia Maharani, SH wawancara 29 Jnuari 2010 c. Memberikan pendampingan Peran LSM selain membantu melalui jalur hukum, juga melakukan tindakan nyata dengan cara menangani Korban melalui commit to user 110 tiga tahap intervensi, yaitu melakukan konseling kepada korban kekerasan, melakukan pendampingan pada korban saat menyelesaikan masalah melalui jalur hukum, dan pemulihan korban kekerasan baik secara medis, psikologis, serta ekonomi. Pernyataan ini dapat diketahui melalui ungkapan Natalia Maharani pada kutipan berikut ini. “Kita menangani Korban melalui tiga tahap intervensi, tahap awal yaitu konseling antara ATMa dengan korban kekerasan, tahap kedua melakukan pendampingan hukum apabila perkara sudah diproses secara hukum, dan tahap akhir yaitu pemulihan korban kekerasan baik secara medis, psikologis, dan ekonomi.” Sumber: Dra. Natalia Maharani, SH wawancara 29 Jnuari 2010. Vera Kartika Giyanti menyatakan hal yang sama bahwa LSM dalam menangani korban melalui tiga, yaitu tahap intervensi, tahap kedua melakukan pendampingan hukum, dan tahap ketiga melakukan pemulihan korban kekerasan. “Khususnya dalam menangani korban kekerasan, LSM memberikan bantuan melalui tiga, yaitu tahap intervensi memberikan konseling kepada korban kekerasan, tahap kedua melakukan pendampingan hukum saat diproses secara hukum, dan tahap pemulihan korban kekerasan, khususunya secara psikologis” Sumber Vera Kartika Giyanti,SH. wawancara tanggal 25 Januari 2010. C. Organisasi Masyarakat Ormas Islam 1. Tanggapan Ormas islam terhadap Sinetron Inayah di Indosiar Beragam tanggapan yang dikemukakan oleh responden dalam penelitian ini, Sinetron Inayah dianggap menarik untuk ditonton karena beberapa hal. Alasannya adalah sebagai berikut: commit to user 111 a. Waktu tayang yang tepat Dari hasil wawancara yang diperoleh, waktu tayang yang tepat mempengaruhi ketertarikan menonton. Seperti dikatakan Hj. Nur Hidayah, salah seorang responden yang beranggapan penayangan sinetron Inayah pada jam tayang yang tepat diyakini mampu menyedot perhatian penonton. “Sinetron itu ditayangkan pada jam Utama,dan menurut saya saingannya itu sinetron yang artisnya sudah biasa dilihat,jadi pantas kalau rating sinetron Inayah bagus” Sumber Hj. Nur Hidayah. wawancara tanggal 14 Februari 2010. Hj. Rodhiyah Hadirin, ketua Aisyiah Surakarta juga berpendapat sama dengan Hj. Nur Hidayah, menurutnya sinetron itu sengaja dipasang pada prime time sebagai strategi. “Sebenarnya sinetron yang tidak mendidik. Tapi rating bisa bagus karena ditayangkan pada saat prime time, jadi penonton tertarik untuk menonton. Kalau biasanya sudah mengikuti ya jadi mengikuti terus,sayang untuk dilewatkan.” Sumber Hj.Rodhiyah hadirin. wawancara tanggal 13 Februari 2010. b. Menggunakan artis yang terkenal sehingga menarik untuk dilihat Beberapa responden juga berpendapat, artis yang terkenal sangat mendukung ketertarikan menonton sebuah tayangan. Seperti pendapat Hj. Solichan, seorang pengurus MUI Surakarta. “Pemerannya cantik,tampan dan pemeran watak semua. Aktingnya bagus jadi tertarik melihat sinetronnya senang melihat akting para pemerannya.” Sumber Hj.Solichan. wawancara tanggal 15 Februari 2010. commit to user 112 Lebih lanjut Hj. Nur Hidayah mengurai pendapatnya. Artis terkenal dinilai mampu menarik perhatian penonton dan mendongkrak iklan di sinetron itu. “Sinetron Inayah cukup menarik karena artis pemerannya terkenal. Coba kalau pemeran sinetronnya pendatang-pendatang baru,teddy syah nggak main, shandy aulia nggak main. Sinetronnya jadi hambar” Sumber Hj. Nur Hidayah. wawancara tanggal 14 Februari 2010. Hj. Rodhiyah Hadirin, salah seorang responden juga menguatkan dua pendapat diatas,jika menggunakan artis yang sedang naik daun, maka sinetron pasti akan laris ditonton masyarakat. “Artisnya saja sedang naik daun, siapa yang nggak suka liat teddy syah, aktingnya sudah teruji. Sinetron Inayah jadi laris manis ditonton.” Sumber Hj.Rodhiyah hadirin. wawancara tanggal 13 Februari 2010. c. Menggunakan logat jawa yang kental sehingga berbeda dengan sinetron lain. Logat jawa kental yang digunakan mayoritas pemeran sinetron inayah dinilai beberapa responden sebagai keunikan yang membedakan sinetron inayah dengan sinetron yang lainnya. Hj. Nur Hidayah mengurai pendapatnya tentang hal ini. “menarik ya soalnya logat jawanya itu yang beda dari yang lain. Lucu kalau melihat orang eyel-eyelan pakai bahasa jawa. Sinetron Inayah jadi lebih hidup” Sumber Hj. Nur Hidayah. wawancara tanggal 14 Februari 2010. Salah seorang responden lain, Hj. Rodhiyah hadirin juga berpendapat sama, logat jawa yang digunakan para pemeran sinetron inayah menjadi daya tarik tersendiri untuk sinetron Inayah. commit to user 113 “logat jawanya yang bikin menarik. Walaupun saya orang jawa, tapi masih lucu kalau mendengar orang berbicara medok jawa, apalagi yang bukan orang jawa. Ya logat jawa ini menjadi salah satu daya tarik sinetron inayah. Berbeda dengan sinetron lain yang datar-datar saja” Sumber Hj.Rodhiyah hadirin. wawancara tanggal 13 Februari 2010.

2. Tanggapan Ormas Islam tentang Poligami