Tanggapan Ormas Islam tentang Poligami

commit to user 113 “logat jawanya yang bikin menarik. Walaupun saya orang jawa, tapi masih lucu kalau mendengar orang berbicara medok jawa, apalagi yang bukan orang jawa. Ya logat jawa ini menjadi salah satu daya tarik sinetron inayah. Berbeda dengan sinetron lain yang datar-datar saja” Sumber Hj.Rodhiyah hadirin. wawancara tanggal 13 Februari 2010.

2. Tanggapan Ormas Islam tentang Poligami

Secara umum, tanggapan Ormas Islam tentang poligami lebih banyak menekankan dari segi agama sehingga dapat diketahui bahwa Ormas Islam cenderung mendukung poligami. Hal ini dijelaskan oleh MUI, NU, dan Aisyiah dengan penjelasannya sebagai berikut: a. Poligami Boleh Dilakukan Poligami menurut ajaran agama Islam tidak diharamkan, akan tetapi untuk melakukan poligami perlu alasan-alasan yang kuat mengapa seorang suami melakukan poligami. Ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi oleh suami yang melakukan poligami. Seperti halnya Nabi Muhammad, SW melakukan poligami karena untuk membantu wanita-wanita yang janda dan anak-anak yang tidak memiliki ayah karena perang. Tujuan nabi Muhammad melakukan poligami untuk membantu di bidang ekonomi dan memberikan kenyamanan dan keamanan. Berdasar pernyataan tersebut, Agama Islam memperbolehkan suami melakukan poligami apabila sesuai dengan ajaran sunah Nabi, Suami melakukan poligami karena isteri sudah tidak mampu, Suami mampu bersikap adil kepada para isteri, suami bersikap jujur kepada isteri, dan poligami tidak boleh dilakukan apabila suami hanya commit to user 114 mengejar kepentingan pribadi. Penjelasan tentang poligami boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan menurut Ormas Islam, sebagai berikut: 1 Sesuai Ajaran Sunah Nabi Suami diperbolehkan melakukan poligami apabila mampu bersikap adil, Nabi bersabda bagi suami yang berpoligami tetapi tidak berlaku adil berarti telah melakukan tindak kezaliman. Nabi memberikan ancaman terhadap yang zalim. Seperti yang diutarakan oleh Nur Hidayah dalam kutipan berikut ini. “Dalam Surat an-Nisa ayat 3, dikenal sebagai ayat poligami, yang artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap anak-anak yatim, maka kawinilah perempuan- perempuan yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Nabi bersabda: Bagi mereka yang berpoligami tetapi tidak berlaku adil berarti mereka telah melakukan tindak kezaliman. Nabi memberikan gambaran ancaman terhadap mereka yang zalim. Ketentuan-ketentuan itu sangat jelas,sebenarnya untuk membuat seorang pria harus berpikir seribu kali untuk melakukan poligami, karena untuk berlaku adil sangatlah sulit.” Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 . Agama Islam membolehkan suami melakukan poligami apabila suami tersebut mampu bersikap adil. Sikap adil dalam kehidupan poligami sangat penting, sebab sikap ketidakadilan ini dalam menimbulkan bermacam konflik yang membuat kehidupan rumah tangga menjadi tidak tenang. “Berpoligami itu sah-sah saja, yang namanya sunah nabi itu tidak ada yang buruk,asal bisa adil. Seperti saya pernah mendengar pengajian bahwa “seorang suami jika berpoligami commit to user 115 itu nanti jalannya akan pincang di akhirat” ini karena susahnya seseorang melakukan poligami. Pengertian menikah itu yang salah. Menikah itu adalah soal keluarga, bukan soal dirimu dan diriku. QS Annisa ayat 25.” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010 2 Suami melakukan poligami karena ketidakmampuan istri. Islam memperboleh suami melakukan poligami apabila ada alasan-alasan terentu, seperti istri tidak mampu memberikan keturunan anak, istri tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis suami, dan isteri sudah tidak menurut kepada suami. Salah satu penjelasan suami boleh melakukan poligami karena isteri tidak mampu memberikan keturunan disajikan pada kutipan berikut: “Ketika istri pertama tidak menginginkan adanya poligami dan dia sudah menjadi istri yang baik maksudnya dia sudah solikhah, bisa memberi keturunan dan tidak cacat maka pernikahan poligami itu seharusnya tidak terjadi. Tidak bisa dibandingkan dengan Rosulullah. Orangnya saja sudah jauh berbeda.” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010. Hj. Nur Hidayah menambahkan penjelasan Rodhiyah Hadirin bahwa suami boleh melakukan poligami karena alasan isteri sudah tidak dapat dimbimbing oleh suami, dengan kutipannya berikut. “Suami sah-sah saja melakukan poligami, akan tetapi perlu alasan yang kuat megapa suami melakukan poligami. Seperti suami sudah kewalahan dalam membimbing isteri, isteri cenderung menuruti kemauan sendiri”Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 3 Suami mampu bersikap adil kepada para isteri Telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa sikap adil harus dimiliki oleh suami yang melakukan poligami. Sebab commit to user 116 sikap tidak adil yang dimiliki suami yang melakukan poligami akan berdampak buruk dalam kehidupan rumah tangga. “Karena tidak adanya keadilan yang dicerminkan oleh Doso ini. Doso itu memeperlakukan istri-istrinya secara lahir batin sudah terlihat sekali tidak adilnya” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010 Hj. Solichan menjelaskan bahwa Romo Doso melakukan poligami terlihat dipaksakan. Sikap yang dipaksakan oleh suami melakukan poligami untuk menutupi kekuarangnnya, yaitu suami tidak mampu bersikap adil terhadap isteri-isterinya. “Doso ini sebenarnya tidak mampu adil dalam pelaksanaan poligaminya. Tetapi terlalu dipaksakan, dan ketiga istrinya mempunyai sifat yang buruk sekali. Boros, suka menghambur-hamburkan uang, kehidupan yang diincar hanya kehidupan duniawi. Jadinya ya selalu saja masalah yang timbul. Lebih banyak mudharat daripada manfaat.” Sumber: Hj. Solichan, Wawancara13 Februari 2010 Pendapat Nur Hidayah didukung oleh Rodhiyah Hadirin bahwa dalam agama Islam memboleh seseorang melakukan poligami apabila mampu dan dapat bersikap adil. “Kalau dalam islam itu boleh,kalau mampu. Boleh satu,atau dua,atau tiga atau empat. Asalkan bisa adil.” Sumber: Rodhiyah Hadirin, Amd. Wawancara13 Februari 2010 4 Suami bersikap jujur kepada isteri Berbeda dari dua pendapat tersebut Hj. Solichan mengatakan bahwa suami dapat melakukan poligami apabila ada kejujuran. Apabila tidak ada kejujuran, maka suami itu nanti jalannya akan pincang di akhirat. commit to user 117 “Berpoligami itu sah-sah saja, asal bisa adil. Seperti saya pernah mendengar pengajian bahwa “seorang suami jika berpoligami itu nanti jalannya akan pincang di akhirat” ini karena susahnya seseorang melakukan poligami. Pengertian menikah itu yang salah. Menikah itu adalah soal keluarga, bukan soal dirimu dan diriku. QS Annisa ayat 25. Kalau sudah menikah supaya ada kejujuran. Maka seorang suami bila akan menikah lagi, agar ada keterbukaan dan kejujuran pada keluarga, bukan menikah siri QS Annisa ayat 35.” Sumber: Hj. Solichan, Wawancara13 Februari 2010 Kejujuran yang dimiliki oleh suami dalam melakukan poligami akan membantu suami dalam menyelesaikan masalah kehidupan poligami. Seperti yang diutarakan oleh Hj. Solicahn dalam kutipan berikut: ”Kalau sudah menikah supaya ada kejujuran. Maka seorang suami bila akan menikah lagi, agar ada keterbukaan dan kejujuran pada keluarga, bukan menikah siri QS Annisa ayat 35. Kalau suamimu memutuskan untuk menikah lagi itu tidak apa-apa tapi bicarakanlah dengan istrimu. Jujur mengapa dia mau menikah lagi, katakana alasan-alasannya. Dalam hal ini kejujuran suami sangat dibutuhkan, sekali suami berkata bohong tentang alasannya berpoligami, dia katakana bohong itu sudah menjadi tidak sah. Kenapa? Karena ada yang disembunyikan dalam kehidupan berumah tangga. Ketika pernikahan terjadi maka terjadilah hubungan nasab “nasabhah wa shihran” yang artinya nasab karena menantu.QS Annisa ayat 54” bila telah menikah suami supaya tenang hatinya tinggal bersama istri, inilah sakinah. Dan Allah menumbuhkan rasa senang atau waddu karena telah bebas dari angan-angan dan bertambah orang tua dan saudara, tidak ada juga yang disembunyikan. .” Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010 b. Poligami tidak boleh dilakukan apabila suami hanya mengejar kepentingan pribadi Agama Islam memperolehkan suami melakukan poligami karena adanya alasan yang kuat dan harus memenuhi syarat. Akan tetapi commit to user 118 dalam kenyataannya suami sering menyalahkangunakan pengertian agama Islam tersebut untuk kepentingan pribadi, yaitu memenuhi kebutuhan nafsu. “Contoh banyak pelaku poligami mengedepankan argumen atau alasan pembolehan menurut agama. Al-Qur’an hanya dijadikan justifikasi sebab kebanyakan orang tidak memahami Al-Qur’an lebih dulu sebelum melakukan poligami. Yang sering didahulukan adalah nafsu, punya wanita idaman lain. Minimal punya keinginan dulu baru cari argumentasi agar tidak mengalami tentangan. Untuk menundukan orang yang menentangnya, digunakanlah dalil Al-Qur’an.” Sumber Ibu Hj. Nur Hidayah wawancara tanggal 14 Februari 2010 Pendapat yang hampir sama dikatakan oleh Hj. Solichan bahwa Islam tidak memperbolehkan suami poligami apabila ajaran agama Islam tidak dipahami benar oleh suami yang melakukan poligami “Jaman sekarang ini, banyak suami melakukan poligami dengan alasan ada ajaran agama Islam yang membeolehkan suami berpoligami. Akan tetapi suami tersebut tidak memahami ajaran agama Islam dalam poligami. Jadi, agama hanya dijadikan kedok saja bagi suami yang ingin melakukan poligami”Sumber Ibu Hj. Solichan wawancara tanggal 15 Februari 2010

3. Tanggapan Ormas Islam tentang Faktor yang mempengaruhi poligami