Tanggapan LSM tentang Kekerasan

commit to user 96 Salah seorang responden dari Lembaga Hubungan Organisasi Hukum dan Advokasi Pimpinan Wilayah Aisyiah, Hj. Siti Kasiyati juga berpendapat sama, adanya ketidakpuasan suami dalam pemenuhan kebutuhan biologis, seperti istri tidak dapat memenuhi permintaan permintaan suami atau faktor kesehatan istri, bisa dijadikan alasan suami unuk melakukan poligami. ”poligami menjadi alternatif untuk suami yang tidak puas terhadap pelayanan istri, tetapi tidak mau menceraikan istri pertama karena tidak tega atau tidak merasa alasannya menjelek-jelekkan dirinya sendiri. Seperti istri tidak bisa memenuhi permintaan suami, atau karna faktor kesehtan istri, sehingga istri tidak mampu maksimal dalam melayani suami.” Sumber : Dra. Hj. Siti Kasiyati, wawancara tanggal 3 Februari 2010 .

4. Tanggapan LSM tentang Kekerasan

LSM menentang tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siapa saja, sebab kekerasan merupakan perbuatan yang tidak manusiawi, yang menyebabkan orang lain menderita. Anggota aktivis LSM memberikan tanggapan tentang kekerasan, di antaranya, yaitu kekerasan tidak seharusnya dilakukan, kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, penyelesaian masalah dengan kekerasan hanya akan menyakiti orang lain. a. Kekerasan tidak seharusnya dilakukan Kekerasan dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi, baik itu kekerasan terhadap anak, kekerasan terhadap isteri dalam keluarga, atau kekerasan dalam masyarakat. Kekerasan dalam rumah tangga seharusnya tidak dilakukan sebab seorang laki-laki dan seorang wanita commit to user 97 melakukan pernikahan karena adanya rasa cinta dan kasih-sayang. Orang yang menyayangi orang lain tidak akan melakukan kekerasan. “Kekerasan dalam rumah tangga seharusnya tidak terjadi apabila antara anggota satu dengan lainnya saling menyayangi dan memberikan perhatian. Kembali kepada tujuan berumah tangga adalah untuk membina keluarga bahagia. Bagaimana dapat mencapai kebahagiaan apabila salah satu anggota keluarga melakukan kekerasan terhadap anggota lainnya” Sumber: Dra. Natalia Maharani, SH wawancara 29 Januari 2010. Vera Kartika Giyanti menambahkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak perlu dilakukan oleh suami apabila suami menyadari komitmen tujuan berumah tangga adalah mencari kebahagiaan dan ketenangan. “Setiap orang yang ingin berumah tangga pasti memiliki tujuan dan tujuan berumah tangga adalah mencari ketenangan dan kebahagiaan dunia akherat. Suami yang menyadari tujuan berumah tangga dan komitmen dengan tujuan tersebut tidak akan melakukan kekerasan terhadap isterinya” Sumber Vera Kartika Giyanti,SH. wawancara tanggal 25 Januari 2010 b. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah Siti Kasiyati berpendapat bahwa kekerasan merupakan perbuatan yang membuat orang lain menderita, selain itu kekerasan bukan sarana untuk menyelesaikan masalah yang ditemui oleh seseorang, dengan kutipannya sebagai berikut: ”Menurut saya kekerasan merupakan perbuatan yang tidak menyenangkan dan membuat orang lain menderita. Sebisa mungkin dalam menyelesaikan suatu masalah jangan menggunakan kekerasan. Permasalahan akan cepat diselesaikan apabila menggunakan logika” Sumber : Dra. Hj. Siti Kasiyati, wawancara tanggal 3 Februari 2010 . commit to user 98 Pendapat tersebut diperjelas oleh Natalia Maharani bahwa dalam menyelesaikan masalah dengan kekerasan menunjukkan perbuatan manusia yang kurang memanfaatkan akal pikiran yang dimiliki. ”Kekerasan bukan cara untuk menyelesaikan masalah. Banyak cara untuk menyelesaikan permasalahan. Menurut saya, yang paling utama dalam menyelesaikan masalah adalah dengan cara memanfaatkan akal pikiran kita yang diberi oleh Alllah sehingga masalah dapat diselesaikan secara baik- baik”Sumber: Dra. Natalia Maharani, SH wawancara 29 Januari 2010 c. Penyelesaian masalah dengan kekerasan hanya akan menyakiti orang lain Kekerasan diartikan oleh beberapa responden sebagai suatu perbuatan yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, dan kekerasan tersebut dapat dipastikan akan membawa kerugian bagi korban kekerasan, seperti dalam kutipan ini. “Padahal kalau sinetron itu berkaca pada agama, kan ada ayat yang menerangkan bahwa suami tidak boleh melukai istri sampai ke kulit arinya. Itu kan jelas dikatakan bahwa sama sekali haram dilakukan kekerasan kepada istri. Lalu istri- istrinya itu,mereka bersekongkol untuk menyingkirkan inayah dengan berbagai macam cara. Vulgar sekali digambarkan,menjambak,mendorong, memukul. Itu tindakan anarkis.” Sumber : Dra. Hj. Siti Kasiyati, wawancara tanggal 3 Februari 2010 Pendapat tersebut didukung oleh Vera Kartika Giyanti bahwa kekerasan tidak boleh dijadikan alasan untuk menyelesaikan masalah atau tujuan-tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan pribadi, dengan kutipannya, sebagai berikut: ”Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang merugikan semua orang, baik bagi pelaku ataupun bagi korban apabila commit to user 99 digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Sebab kekerasan sendiri mempunyai arti menyakiti orang lain, yang secara langsung akan berdampak kerugian pada korban”Sumber Vera Kartika Giyanti,SH. Wawancara tanggal 25 Januari 2010

5. Tanggapan LSM tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan