53
terjadi antara sebelum dan sesudah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Division STAD digunakan.
D. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber. Diantaranya yaitu lembar
observasi,lembar observasi digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Proses Pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nurul Hikmah Jakarta adalah menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement Division STAD. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan Model
Pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD, proses pembelajaran Fiqih lebih didominasi oleh guru. Sehingga siswa kurangaktif
selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurang kreatifnya guru dalam
menggunakan model pembelajaran yang variatif. Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams
Achievement Division STAD adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan hasil proses pembelajaran.
Model Pembelajaran Koopeatif dengan Teknik Student Teams Achievement Division STAD terdiri dari beberapa tahap yaitu: Perencanaan Planning,
Tindakan Acting, Pengamatan Observing, dan Refleksi Reflecting. Hasil pengamatan melalui lembar observasi dan hasil wawancara
dengan guru dan siswa pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa senang pada proses pembelajaran Fiqih yang menggunakan pembelajaran Kooperatif
dengan teknik Student Teams Achievement Division STAD.Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement
Division STADdapat meningkatkan keaktifan siswa.
54
Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan teknik ini, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif karena
diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas soal yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar pikiran dengan
kelompok lain, sehingga Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan teori yang mengemukakan mengenai model pembelajaran kooperatif. “Menurut Sofwan Amri dan Iif Khoiru
Ahmadi model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model bermasyarakat dalam kehidupan sehari-
hari siswa”.
34
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre-test adalah 35 dan nilai
tertinggi pada saat pre-test adalah 80. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat pos-ttest sebesar 65, sedangkan nilai tertinggi pada
skor post-test sebesar 90. Dari hasil tes tersebut bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-
rata N-gain sebesar 42 Dari hasil tes yang diperoleh diketahui ketuntasan siswa sudah mencapai maksimal. Ini berarti Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Teknik Student Teams Achievement Division STAD yang digunakan sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar sesuai dengan standar N-gain.
Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai, akan tetapi diperlukan penyempurnaan untuk masing-masing nilai siswa dan
peneliti melanjutkan ke siklus II untuk mencoba memperbaiki dan menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I, karena
berdasarkan hasil observasi siklus I aktifitas siswa belum memuaskan. Hal ini terlihat dari kurangnya komunikasi dalam kelompok, sebagian besar
kelompok masih mengandalkan siswa yang pintar untuk mengerjakan tugas,
34
Sofwan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovati dalam Kelas, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010, h. 67.
55
masih sedikitnya jumlah siswa yang bertanya maupunyang menjawab pertanyaan, serta munculnya rasa bosan dan jenuh siswa dalam kegiatan
proses pembelajaran. Untuk mengatasi kekurangan-kekuranganyang terjadi pada siklus I,
guru melakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu nilai paling rendah yangdiperoleh siswa pada saat
pre-test adalah 40 dan nilai tertinggi pada saat pre-test adalah 70. Sedangkan nilai terendah pada saat post-test sebesar 75 dan nilai tertinggi pada saat post-
test sebesar 95. Dari tabel tersebut dapat dilihat semua siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N
–gain sebesar 70. Nilai tersebut menunjukkan Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan
Teknik Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah
tercapai.] “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Pengusahaaan hasil belajar seseorang dilihat dari perilakunya,baik perilaku
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”.
35
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa jalannya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai
kelemahan yang
terjadi pada
siklus I.
Perbaikan tersebut
menimbulkanpeningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran dan pada akhirnya membuat peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan.
“Model Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembanganketerampilan sosial”.
36
35
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 165
36
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Jakarta: Grafindo Persada, 2011, h. 209