46
Sedang 52
Tinggi 8
Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre-test adalah 35, sedangkan nilai tertinggi pada pre-test
adalah 80. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat post-test sebesar 65, sedangkan nilai tertinggi pada saat post-test sebesar 90. Dari tabel tersebut
bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-gain sebesar 42 ini berarti Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement Division STADyang digunakan cukup efektif dalam meningkatkan hasil
belajar sesuai dengan standar N-gain. Yang memperoleh rata-rata nilai rendah 40, rata-rata nilai sedang 52, dan rata-rata nilai tinggi8.
Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai, akan tetapi perlu adanya penyempurnaan nilai pada masing-masing siswa.
Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus 2 mencoba memperbaiki dan menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. Dengan adanya
perbaikan, diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan hasil
belajar yang optimal.
e. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Siklus I
Dari hasil pre-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 55,4. Dimana nilai terkecil sebesar 35 dan nilai terbesar sebesar 80.
Kebanyakan siswa mendapatkan nilai 45 yaitu sebanyak 5 siswa. Dari hasil post-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 75,6. Dimana nilai
terkecil sebesar 65 dan nilai terbesar sebesar 90. Kebanyakan siswa mendapatkan nilai 80 yaitu sebanyak 9 siswa. Dapat dilihat perbandingan
nilai antara hasil pre-test dan post-test mengalami kenaikan dimana hasil rata- rata pre-test sebesar 55,4 meningkat pada saat post-tes menjadi 75,6. Dapat
dikatakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
47
menggunakan teknik Student Teams Achievement Division STADdapat meningkatkan hasil belajar siswa MTs Nurul Hikmah Jakarta.
Keputusan dari siklus I, yaitu : Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
metode kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division STAD cukup baik, hanya saja kurang optimal. Dalam hal ini, aktivitas
Kegiatan Belajar Mengajar KBM masih belum optimal, siswa masih kurang berpartisipasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM. Untuk memantapkan
hasil yang telah diperoleh maka dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Guru lebih mengintensifkan kegiatan dikelas sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri saat jam pelajaran
berlangsung. 2. Guru lebih memotivasi siswa untuk berani dan aktif ketika berdiskusi di
kelas baik bertanya, berpendapat atau memberikan saran. 3. Guru dapat memberi arahan danstimulant rangsangan sehingga siswa
dapat terangsang atau tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki
dan menyempurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siklus II
ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 22, 23 dan 24April 2014.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Adapun perencanaan yang
dilakukan pada siklus II berupa penyusunan rencana pembelajaran untuk