Bangunan Kantong Pasir di Hilir downstream sungai Jeneberang

100 30 truk kapasitas 4 m 3 setiap hari mengangkut pasir, batu dan sirtu pasir batu ke Malino jarak 16 km untuk pembangunan perumahan. Estimasi volume yang dihasilkan adalah 80 m 3 pada saat musim hujan dan 120 m 3 pada musim kering. Gambar 35 Lokasi Penambangan dan tempat Penampungan Material. Penambangan yang aktif adalah pada bagian hulu dan hilir bangunan sabo dam SP-3. Pada bagian hulu, hasil tambang berupa pasir, batu dan sirtu diangkut ke Makassar untuk digunakan sebagai bahan pembuatan jalan raya, pondasi bangunan perumahan. Adapun pada bagian hilirnya, terutama batu sungai digunakan sebagai bahan baku dari 7 pabrik pemecah batu di sekitar SP-3. Berdasarkan jumlah dan kapasitas dari pabrik tersebut diperkirakan 1000 m 3 material sedimen diangkut setiap hari. Penambangan pada bagian hilir bangunan sabo SP-2 juga aktif dilakukan khususnya untuk melayani kota Sungguminasa dan Makassar. Volume penambangan adalah sebesar 900 m 3 per hari. Adapun pada lokasi SP-1 merupakan lokasi yang paling banyak melakukan aktifitas penambangan khususnya untuk material pasir. Hal ini karena dekatnya dengan kota Makassar sekitar 40 km dan banyaknya material pasir yang tersedia. Ratusan truk dengan kapasitas 10 m 3 sampai 17 m 3 mengangkut pasir ke daerah-daerah konsumen. Berbagai alat berat seperti excavator backhoes beroperasi untuk mengambil 101 material pasir. Volume penambangan adalah 2000 m 3 per hari. Pada musim kering tidak ada penambangan karena kualitas pasir tidak baik karena tertutupi oleh lumpur yang tebal. Pada lokasi dekat waduk juga dilakukan penambangan karena dekatnya dengan kota Makassar sekitar 40 km dan banyaknya material pasir yang tersedia. Ratusan truk dengan kapasitas 10 m 3 sampai 17 m 3 mengangkut pasir ke daerah-daerah Makassar, Kab. Maros, Kab. Gowa dan Kab. Takalar. Lebih lengkapnya aktifitas penambangan untuk setiap bangunan sand pocket SP disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 Aktifitas Penambangan pada bangunan Sand Pocket SP Lokasi DesaKec. Jenis Material Tujuan Volume tambang per hari Keterangan SP-5 Lonjoboko Parangloe Pasir, Sirtu, Batu Malino 80 m 3 musim hujan 120 m 3 musim kering Truk kecil untuk pembangunan perumahan SP-4 Lonjoboko Parangloe Pasir, Batu Penggunaan setempat Sangat terbatas Tidak berfungsi baik SP-3 Lonjoboko Parangloe Pasir, Sirtu, Batu Makassar, Stone Crusher dekat SP-3 350 m 3 musim hujan 980 m 3 musim kering Untuk pembangunan jalan, pemb. Perumahan dan pabrik pemecah batu SP-2 Borisallo Parangloe Pasir, Sirtu, Batu Pabrik Stone Crusher di Kec. Bontomarannu 900 m 3 Lebih dari 10 pabrik Stone Crusher dekat Waduk Bili-Bili SP-1 Kel. Lanna Parangloe Pasir Makassar, Gowa, Maros, Takalar 2000 m 3 musim hujan Pada musim kering, pasir berkurang karena tertutupi oleh lumpur yg tebal Dekat waduk Kel.Lanna Parangloe Pasir Makassar, Gowa, Maros, Takalar 3000 m 3 Total 6000 m 3 = 2.190.000 m 3 tahun 102

d. Area Penampungan Sedimentasi Spoil Bank Waduk Bili-Bili

Untuk mengurangi tingkat sedimentasi di waduk Bili-Bili maka dilakukan pengerukan excavation khususnya di bagian hulu waduk yang terus menumpuk yang juga dapat berakibat mengalirnya sedimen memenuhi dasar waduk. Untuk itu disekitar outlet waduk telah dibuat suatu area penampungan sedimen yaitu dengan membuat Spoil Bank di bagian hulu waduk dengan luas 48 Ha. Spoil Bank berfungsi sebagai tanah lapang untuk menampung hasil pengerukan dari dasar waduk Bili-Bili. Lokasi pengerukan dan penampungan sedimen disajikan pada Gambar 36. Gambar 36 Lokasi Pengerukan dan Penampungan sedimen pada spoil bank. Pekerjaan pengerukan dilakukan selain di lokasi outlet waduk Bili-Bili juga dilakukan pada lokasi bangunan pengendali SP. Hal ini adalah untuk mempertahankan fungsinya sebagai penangkap pasir dan juga kapasitas pengendalian banjir dari waduk Bili-Bili. Volume hasil dari pengerukan yang 103 ditampung pada area Spoil Bank pada bangunan SP adalah 900.000 –1.500.000 m 3 dan pada outlet waduk adalah 1.500.000 –2.300.000 m 3 . Untuk Lebih jelasnya volume pengerukan pada lokasi sand pocket SP dan outlet waduk disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Volume Pekerjaan Pengerukan pada Sand Pocket dan Sekitar Waduk Item Sand Pocket Sekitar Waduk Lokasi SP-5 SP-1,2 dan 3 Kanan bank Kiri bank Ujung waduk Volume Pengerukan 900.000 m 3 1.500.000 m 3 1.500.000 m 3 1.500.000 m 3 2.300.000 m 3 Lokasi Spoil Bank Sebelah kanan dekat bangunan SP-5 Ujung sebelah selatan Waduk Bili-Bili Ujung sebelah selatan Waduk Bili-Bili Ujung sebelah selatan Waduk Bili-Bili Ujung Waduk

5.2.2. Pola Pengelolaan Bangunan Pengendali Sedimen

Dari hasil yang dikemukakan sebelumnya menunjukkan beberapa hal seperti masih tingginya ancaman volume massa sedimen yang tidak stabil di bagian hulu dan terus bergerak ke hilir sungai Jeneberang, kejadian curah hujan yang ekstrim sehingga mengakibatkan aliran air yang besar, rendahnya kapasitas angkut normal anak-anak sungai dan tingginya erosi lahan bagian hulu yang terjadi akibat penebangan hutan di kawasan lereng pegunungan. Untuk itu terdapat tiga aktifitas pengendalian sedimen yang telah dilakukan. Ketiga aktifitas tersebut adalah pengendalian aliran debris di bagian hulu, pengendalian aliran debris di bagian tengah, dan pengendapan sedimen. Selanjutnya untuk pengendalian erosi lahan di bagian hulu DAS Jeneberang perlu dilakukan tindakan konservasi seperti pembuatan teras, saluran drainase dan bangunan check dam. Pembangunan sabo dam di bagian hulu sungai Jeneberang berfungsi untuk menahan gerakan longsoran kaldera, selain itu juga untuk mengantisipasi erosi lateral dan aliran debris. Posisi sabo yang paling dekat dengan lokasi longsoran kaldera mengakibatkan perlunya senantiasa dilakukan kontrol terhadap kekuatan