Bahan dan Alat METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

62  Bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam analisis sifat kimia dan fisika tanah sedimen di Laboratorium.  Bahan kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data primer tentang karakteristik sumberdaya di daerah hulu DAS Jeneberang yang meliputi biofisik lahan, sosial-budaya dan ekonomi. Alat yang digunakan yaitu peralatan untuk survei tingkat sedimentasi waduk terdiri atas perangkap sedimen sediment trap, penduga kedalaman sedimen echosounding, global positioning system GPS, theodolite, skop, cangkul, pisau, meter, kamera, kantong plastik untuk sampel tanah sedimen dan alat tulis.

4.3. Rancangan Penelitian

4.3.1. Analisis Erosi Lahan sub DAS Jeneberang

a. Jenis dan sumber data Jenis data yang digunakan untuk menganalisis erosi lahan yang terjadi di sub DAS Jeneberang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikoleksi adalah karakteristik tanah dan kondisi fisik DAS. Adapun data sekunder yang dikoleksi adalah data Topografi dari Badan Pertanahan Nasional, Hidrologi dari Departemen Kimpraswil, tata ruang dan tata guna lahan dari Bapeda dan BPN. b. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan Survey lapangan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dengan melakukan pengamatan di beberapa catchment daerah tangkapan yang representatif dan pengamatan jenis tanah. Kegiatan pengukuran diarahkan untuk mengambil data primer dan terbaru, seperti laju infiltrasi tanah dan jenis tutupan lahan. Pengambilan data sekunder, dilakukan pada berbagai instansi yang terkait dengan pengelolaan lahan di sub DAS Jeneberang dan melakukan studi literatur. Inventarisasi data menitikberatkan pada kegiatan validasi yang bertujuan untuk menguji kebenaran data erosi lahan yang terjadi dan peta yang dihasilkan menggunakan alat bantu GPS ataupun wawancara dengan masyarakat setempat. 63 c. Analisis Data - Prediksi Erosi Lahan dengan MWAGNPS Pendugaan besarnya erosi yang terjadi menggunakan pendekatan persamaan prediksi kehilangan tanah secara komprehensif dengan pendekatan yang dikemukakan dalam The Universal Soil Loss Equation USLE. USLE merupakan suatu model parametrik untuk memprediksi erosi dari suatu bidang tanah. USLE memungkinkan perencana menduga laju rata-rata erosi suatu tanah tertentu pada suatu kecuraman lereng dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam pertanaman dan tindakan pengelolaan tindakan konservasi tanah. Persamaan USLE yang telah direvisi tersebut menurut Smith, et al. 1978 dalam Asdak 2004 adalah : A = R x K x LS x C x P Dimana : A : Besarnya erosi yang mungkin terjadi tonhatahun R : Besarnya faktor curah hujan dan aliran permukaan K : Besarnya faktor kepekaan erodibilitas tanah LS : Besarnya faktor panjang lereng dan kemiringan lereng. C : Besarnya faktor pengelolaan penutup tanah tanaman. P : Besarnya faktor tindakan pengelolaan tanah konservasi tanah Selain dengan pengukuran langsung, penentuan sedimen DAS dapat dilakukan dengan pendugaan. Pendugaan sedimen yang berkembang pada saat ini adalah menggunakan model terdistribusi. AGNPS adalah salah satu model terdistribusi yang dapat memprediksi erosi, puncak aliran permukaan banjir dan hasil sedimen yang baik Guluda, 1996. Komponen dasar model AGNPS adalah hidrologi, erosi, transport sedimen dan unsur hara. Model AGNPS dilakukan dengan melakukan penyelesaian persamaan keseimbangan massa dikerjakan secara simultan seluruh sel dan air serta polutan ditelusuri dalam rangkaian aliran di permukaan lahan dan saluran secara berurutan. Dasar prediksi yang digunakan adalah dalam satuan sel, sehingga areal DAS yang akan diprediksi harus dibagi habis kedalam sel-sel. Setiap sel dapat mencapai luas 4,6 hektar untuk luas DAS yang lebih kecil dari 930 hektar, atau luas sel dapat mencapai 18,6 hektar bila luas DAS yang diprediksi lebih luas dari 930 hektar.